Kumpulan Cerpen - Silver Gold

Kalung wanita emas silver hollo bola blink lapis emas xuping alin ...

sumber: shopee.co.id

SILVERGOLD

Oleh: Rizka Nurlaili Romadhaniyah

 

 ‘’Dasar manusia tak berguna,’’ oceh salah satu makhluk dari dua makhluk yang tak tahu dari mana asalnya. Entah, apa nama makhluk itu, Mereka berukuran setengah meter, mempunyai dua kaki, dua tangan, yah ... layaknya manusia. Bedanya, mereka mempunyai tiga mata yang sama, ketiga-tiganya berjejer di bawah dahinya. Tangannya hanya memilki tiga jari,   berkulit terang seperti transparan yang bisa ditembus. Mereka persis sama, hanya  saja  di kepala mereka terdapat tali yang diikatkan seperti pendekar yang siap berperang. Makhluk yang berada di sebelah kanan talinya berwarna gold, sedangkan makhluk yang berada di sebelah kiri berwarna silver.

 Mereka berjalan santai di atas udara, beriringan. Sepertinya ada pijakan transparan yang berada di bawah kakinya. Pijakannya serempak sama.  Jika Si Gold melangkahkan kaki kanannya, maka Si Silver melangkahkan kaki kanannya pula.

 “Apakah manusia mengetahui, siapa tuhannya?” tanya makhluk yang berikat gold itu. Pandangannya masih lurus ke depan. Disambut dengan tawa makhluk berikat silver yang lumayan keras, selang enam puluh detik  tawanya terhenti.

 “Aku kira manusia sudah mengetahui tentang ketuhanan, Sekolah belasan tahun apa masih belum cukup untuk mempelajari tentang tuhannya?” Yaps, jawaban ini memang tepat, bukan? Hanya saja, akankah manusia mengenal dengan baik Tuhannya itu atau sebatas mengetahui bahwa dirinya mempunyai Tuhan.  Sementara itu, mereka tertawa serempak, sekeras-kerasnya, menggema. Jika saja manusia mendengar tawanya, pastilah telinga mereka kesakitan. Tawanya bagaikan guntur yang siap merusak gendang telinga manusia.

 ‘’Ngomong-ngomong, aku mendengar beberapa kemaksiatan yang dilakukan oleh  manusia,’’ Si Silver mengupas pembicaraan lagi. Matanya masih lurus kedepan. Sedangkan Si Gold hanya menghela nafas panjang. Hidup memang tak pernah luput dari kesalahan, tapi setidaknya berusaha agar tidak berbuat kesalahan.

             “Apakah manusia tidak mempunyai rasa malu terhadap Tuhannya?” Si Gold merespons dengan menggeleng-gelengkan kepalanya. Padahal Tuhan tidak tidur, bahkan tidak merasa kantuk sekalipun. Tuhan tidak akan lengah terhadap apa yang mereka kerjakan,sambungnya. Ah...mereka menghela nafas panjang.

           “Yah….kita wajib bersyukur kawan. Tuhan kita mempunyai sifat menyayangi dan mencintai ciptaan-Nya, membiarkan hamba-Nya yang berdosa agar bertaubat nantinya.” Silver menepuk bahu kawannya itu.

           “Tentu, kawan! Di setiap masalah kehidupan, Tuhan tidak akan memberikan masalah itu di luar kemampuan ciptaan-Nya.” Si Gold memberhentikan langkahnya sejenak, mengundang Silver untuk meniru tingkahnya. Kemudian Gold meletakkan tangan kanannya  di telinga kirinya. Membiarkan ketiga jarinya menyentuh daun telinganya yang selebar daun kelor.

            “Waaww! Ada kabar baru! kamu denger gak?” tanya Gold antusias seraya melanjutkan perjalanannya, entah kemana. Silver menundukkan pandangannya sejenak, lalu mendongak.

           “Korupsi senilai 500 milyar oleh Kepala Daerah yang sudah mendapatkan gaji terbesar di dunia.” Yaps ,,, ucapan mereka benar-benar serempak. Kesalahan yang mungkin dianggap enteng oleh manusia, padahal jika memakannya kotoran-kotoran menjijikkan yang melekat akan datang menghantui tubuhnya.

           “Aneh!” ucap Gold mengeleng-gelengkan kepalanya lagi. Silver menghela nafas panjang, lalu mereka tertawa bersama  kembali, keras dan menggema. Tak disangka, suasana gelap, bak terjebak di ruangan yang padam. Tawa mereka terhenti, hening. Satu detik... dua detik... tiga detik... Kemudian suasana kembali  terang. Mereka menghela nafas lega.

            “Setan berada dimana-mana.” silver bergumam. Perjalanan mereka masih belum  berhenti, lurus, tak pernah berbelok.

            “Meskipun begitu, manusia kan sudah dibekali untuk mencari ilmu agar bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, dan untuk menjaga diri dari segala hal keburukan, yah... seharusnya mereka menggunakan  otaknya sebelum bertindak.”

          “Pintu taubat tak akan tertutup sebelum hari itu akan datang,’’ sanggah Gold dengan antusiasnya. Matanya berbinar-binar.

          “Benar-benar menyiakan waktu, manusia tak berfikir adegan apa yang akan terjadi selanjutnya.’’ Silver menggeleng-gelengkan kepalanya, sedangkan Gold tertawa kembali. kemudian mereka tertawa bersama sepuas-puasnya, di tengah tawanya yang keras, tangan kanannya terangkat lalu mempertemukan telapak tangan mereka. 

 Toosss

           Ups,,,mereka menghilang, meletus bagaikan balon yang tertusuk benda tajam.

           Selang beberapa detik, mereka kembali masih  membawa tawanya.

          “Tadi pagi ayam masih berkokok, bukan?” Silver mengangguk mantab. Mereka berjalan santai lagi, lurus, tak berbelok.

          “Sepertinya, zaman sekarang derajat hewan setara dengan derajat manusia ... bahkan bisa jadi, derajat hewan mengalahkan derajat manusia.” usai Gold mengatakan seperti itu, mereka tertawa lagi, lagi, dan lagi. Seratus dua puluh detik berlalu, mereka berhenti. Bukan hanya tawanya, tapi langkahnya pula. Serempak ketiga jarinya menyentuh daun telinganya.

            “Lima ratus nyawa manusia telah dicabut hari ini.” Serempak. Mereka saling berpandangan, saling tersenyum, kemudian kembali ke posisi semula, melanjutkan perjalanan dan tertawa sepuas-puasnya.

           “Penyesalan memang selalu duduk di kursi belakang, bukan?” Si Gold bergumam. Pandangannya masih lurus ke depan. Entah apa yang dipandangnya.

            “Yaps ... dari tuhan menuju tuhan.” Silver menimpali.

           Langkah mereka kembali berpijak, pijakan transparan itu masih tidak terlihat, menyisakan kesunyian dalam sekejap.

           Bel pun berdering kuat. Mereka saling adu tatap. Mempertemukan kedua tangannya secepat kilat.

        Tossss ...

                     Hilang ...      

 

 

BIODATA PENULIS

Elly nama pena dari Rizka Nurlaili Romadhaniyah. Lahir di probolinggo, jawa timur. Pada hari ke-11, bulan july, 2002. Tercatat sebagai siswi aktif MAN 1 Probolinggo, serta santri di Pondok Pesantren Nurul Jadid.  Suka membaca dan menulis apalagi menghayal. Di dalam kehidupannya percaya bahwa gagal itu biasa, tapi bangkit kembali luar biasa. Jejak langkahnya bisa dihubungi di E-mail: ellimeong@gmail.com. Facebook:El ly. Dan wattpad: El liy.

 


Komentar

Posting Komentar