MASA DINASTI
ABBASIYAH
1.
Peristiwa
tang melatarbelakangi
Pada
akhir pemerintahan masa Dinasti Umayyah, yakni pada tahun 97 Hijriyah Dinasti
Abbasiyah mengalami kondisi yang kacau yang disebabkan karena khalifah mereka
melakukan beberapa kesalahan dan kekeliruan. Hal tersebut melahirkan banyak
musuh. Terhitung ada empat musuh:
a.
Orang-orang
yang memusuhi orang-orang Al-Muhallab dan pengikut mereka. Orang Al-Muhallab
adalah orang-orang Azdi Yaman.
b.
Kelompok
Al-Mawali (kaum muslim non Arab), mereka membayar pajak dengan jumlah yang
sangat besar akan tetapi tidak diperlakukan dengan baik oleh pemerintah seperti
perlakuan mereka terhadap bangsa Arab. Dan mereka juga mendapat tekanan dari mana-mana.
Bisa diartikan dari hal tersebut bahwa Dinasti menganakemaskan bangsa Arab dan
mendiskriminasi bangsa lain.
c.
Golongan Syiah,
mereka sangat membenci Dinasti Umayyah karena dianggap telah merampas
kekhalifahan.
d.
Kelompok orang
persia yang tidak beriman dengan sempurna dan mereka masih meyakini kepercayaan
agama dahulu seperti Rawandi, Kharumi, dan manu.[1]
Kondisi
tersebut terjadi setelah wafatnya khalifah Umar bin Abdul Aziz wafat pada tahun
101 Hijriyah. Karena pada masa khalifah Umar bin Abdul Aziz memiliki perbedaan
dengan khalifah-khalifah sebelumnya. Pada masa khalifah Umar bin Abdul Aziz
beliau memimpin dengan adil dan juga memberikan keluasan kepada bani Abbas. Hal
tersebut digunakan bani Abbas untuk melakukan rencana pemberontakan dan
propaganda. Dan pada masa khalifah Marwan bin Muhammad (Marwan II) dimanfaatkan
oleh keturunan Abbas (paman Nabi Muhammad SAW) dengan baik untuk mendirikan Dinasti Abbasiyah dengan
melakukan melakukan propaganda yang digunakan untuk menggulingkan kekuasaan
pemerintahan Dinasti Umayyah. Mereka juga menggandeng atau mendukung golongan
Syiah karena mereka tau bahwa golongan Syiah mendapatkan perlakuan yang buruk dari
pemerintah Dinasti Umayyah. Namun mereka tidak menyebutkan diri mereka bani
Abbas akan tetapi merka membawa simbol dan jargon dari bani Hasyim.Dengan hal
tersebut mereka dapat merangkul Syiahtu Ali dan Syiahtu Abbas. Dan juga mereka
menarik simpati kepada golongan yang merasa kecewa dan tertindas terhadap sikap
pemerintah Dinasti Umayyah.
Jadi latar
belakang dari pembentukan Dinasti Abbasiyah adalah karena rasa kekecewaan
kepada pemerintahan Dinasti Umayyah dan keturunan Abbas menganggap bahwa mereka
lebih berhak untuk memegang kekhalifahan Islam karena secara keturunan mereka
lebih dekat dengan Rasulullah SAW. Dan menurut mereka Bani Umayyah mengambil
kekuasaan secara paksa pada perang Siffin, oleh kerana itu mereka melakukan
gerakan pemnerontakan kepada Dinasti Umayyah. Setelah melalui beberapa usaha
yang luar biasa dan propaganda di beberapa daerah seperti di Humaimah, Kufah,
dan Khurasan untuk menggulingkan pemerintahan Dinasti Umayyah, puncaknya pada
perang Dzab II yang terjadi di tahun 750 Masehi gerakan keturunan Abbas dalam
menggulingkan pemerintahan Dinasti Umayyah memencapai titik terang. Mereka
berhasil mengalahkan Khalifah Marwan II yang akhirnya melarikan diri ke Mesir.
Dan pada tahun yang sama di Masjid Kufah (Irak) Abu Abbas mendeklarasikan
dirinya sebagai khalifah pertama pemerintahan Dinasti Abbasiyah. Sejak saat
itulah secara defacto Dinasti Abbasiyah berdiri.[2]
2.
Tokoh
yang berperan
a.
Muhammad bin
Ali
Memiliki
nama lengkap Muhammad bin Ali bin Abdillah bin Al-Abbas, Muhammad bin Ali
adalah orang yang cerdas dan memiliki ilmu pengetahuan yang tinggi. Muhammad
bin Ali diberikan wasiat oleh Abu Hasyim untuk menggantikannya untuk
melanjutkan propaganda yang sebelumnya sudah direncanakan oleh Abu Hasyim.
Muhammad bin Ali juga berhasil menyebarkan propaganda kebeberapa daerah.
Muhammad bin Ali wafat pada tahun 125 Hijriyah.[3]
b.
Ibrahim bin
Muhammad
Setelah
Muhammad bin Ali meninggal, lalu tugaspun berpindah kepada anaknya yaitu
Ibrahim bin Muhammad. Ibrahim bin Muhammad meneruskan perjuangan ayahnya untuk
menggulingkan pemerintahan Dinasti Umayyah. Ibrahim bin Muhammad melaksanakan
propaganda dengan baik dan mealkukannya didalam tanah. Namun pada akhirnya
Ibrahim bin Muhammad dianggap sebagai
pemberontak oleh pemerintah Dinasti Umayyah dan khalifah Marwan bin
Muhammad (Marwan II) mengutus untuk menangkap dan membunuh Ibrahim bin Muhammad.
c.
Abu Abbas As-
Saffah
Abu
Abbas merupakan adik dari Ibrahim bin Muhammad. Abu Abbas meneruskan perjuangan
dari saudara dan ayahnya. Abu Abbas merupakan khalifah pertama dalam
pemerintahan Dinasti Abbasiyah. Abu Abbas memberikan julukan kepada dirinya
sebagai As-Saffah yang berarti pembunuh atau penumpah darah.
d.
Abu Ja`far
Al-Mansyur
Abu
Ja`far Al-Mansyur merupakan saudara dari Abu Abbas As-Saffah dan Ibrahim bin
Muhammad. Abu Ja`far Al-Mansyur merupakan khalifah kedua setelah saudaranya
yaitu Abu Abbas As-Saffah sebelum wafat Abu Abbas As-Saffah mengangkatnya untuk
menggantikannya memimpin Dinasti Abbasiyah.
e.
Abu Muslim
Al-Khurasani
Abu
Muslim Al-Khurasani merupakan seorang komandan yang sangat cerdik, kuat, dan
pemberani yang telah memimpin atau memegang puncak tentara. Abu Muslim memiliki
banyak pengikut dari bangsa Khurasan karena mereka mempercayai bahwa Abu Muslim
Al-Khurasani merupakan orang Khurasan dan komandan mereka. Maka Abu Muslim
Al-Khurasani dapat berdiri di depan dan menyamai dengan khalifah. Karena hal
tersebutlah yang memgakibatkan ketakutan terhadap Abu Ja`far Al-Mansyur akan
kekhalifahannya. Maka Abu Ja`far menyuruh seseorang untuk membunuh Abu Muslim
Al-Khurasani.
3.
Pusat
pemerintahannya
Pada
masa khalifah Abu Ja`far Al-Mansyur pusat pemerintahan diletakkan di kota Ambar
dan mendirikan istana negara yang disebut dengan Hasyimiyah yang dinisbatkan
kepada nenek moyang mereka yaitu Hasyim. Namun Abu Ja`far tidak menjadikan
Hasyimiyah sebagai tempat tinggal, dan mulai mencari tempat yang baru untuk dijadikan
pusat pemerintahan. Setelah melalui pencarian yang cukup sulit, akhirnya Abu Ja`far
menemukan sebuah tempat yang bernama Madinah As-Salam atau yang lebih dikenal
dengan kota Baghdad atau Zaura. Kota Baghdad terletak di sebelah barat Dajlah
dan dekat dengan sungai Eufrat. Letak kota Baghdad yang berada di tengah-tengah
Negara Irak menjadikannya dapat berhubungan cepat dan mudah dengan kota-kota
lainnya. Kota Baghdad terletak diatas tanah yang subur, dan memiliki udara yang
segar.
4.
Penamaan
dinastinya
Nama
Dinasti Abbasiyah sendiri dinisbatkan kepada salah satu paman Nabi Muhammad SAW
yang paling muda yaitu Al-Abbas bin Abdul Muthallib bin Hasyim.
5.
Pendirinya
Pendiri
dari Dinasti Abbasiyah adalah Abu Abbas bin Muhammad bin Ali bin Abdillah bin
Al-Abbas. Abu Abbas adalah pendiri sekaligus khalifah pertama Dinasti Abbasiyah
sendiri.
Daftar Pustaka
Munandar,
Arif. 2007. Dinasti Abbasiyah. Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar.
Karim,
M Abdul. 2007. Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam. Yogyakarta:
Pustaka Book
Publisher.
Antonio,
Muhammad Syafii. 2012. Ensiklopedia Peradaban Islam Baghdad. Jakarta
Selatan:
Tazkia
Publishing.
Ula,
Miftachul dkk. 2015. Buku Guru Sejarah Kebudayaan Islam. Jakarta:
Departemen
Agama.
Badri,
Yatim. 1997. Sejarah Peradaban Islam: Dirasah Islamiyah II. Jakarta: PT
Raja
Grafindo
Persada.
[1] Munandar,
Arif, Dinasti Abbasiyah (Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar, 2007), hlm. 11
[2] Karim, M
Abdul, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam (Yogyakarta: Pustaka Book
Publisher, 2007), hlm. 144
[3] Munandar,
Arif, Dinasti Abbasiyah (Jakarta timur: Pustaka Al-Kautsar, 2007), hlm. 10
Komentar
Posting Komentar