Makalah Teknik-teknik pengumpulan dan analisis dalam sebuah data penelitian dalam metode penelitian kualitatif


BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Penelitian dapat diartikan sebagai suatu proses penyelidikan secara sistematis yang ditujukan pada penyediaan  informasi untuk menyelesaikan masalah. Sebagai suatu kegiatan sistematis penelitian harus dilakukan dengan metode tertentu yang dikenal dengan istilah metode penelitian,yakni suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan  kegunaan tertentu. Cara ilmiah ini harus didasari ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris, dan sistematis.
Dalam penelitian ilmiah ini terdapat dua jenis penelitian yaitu kualitatif dan kuantitatif. Dari dua penelitian diatas dalam pengertian sumber data dan cara menganalisis suatu data penelitian sangatlah berbeda. Dimana dalam kualitatif lebih kepada deskrifsi dan kuantitatif kepada data. Dari perbedaan tersebut maka dalam penelitian ini akan lebih kepada kualitatif.
          Dalam kualitatif teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang di tetapkan. Pengugunaan teknik dan alat yang tepat memungkinkan di perolehkannya data yang objektif.  Begitupula dengan menganisis dari sebuah data. Jika seadainya data dalam mengolah atau mengalisis untuk di susun dan disajikan tidak baik maka hasilnyapun akan kurang baik bahkan bisa tidak sesuai dengan keingtinan
Maka dari itu, sangat penting kiranya untuk membahas teknik dan analisis pengumpulan data dalam penelitian. Agar dalam menggumpulkan data tidak kacau dan data yang di hasilkan dapat di uji kebenarannya serta dalam menyajikannya sesuai dengan tujuan dari penelitian dengan baik. Kita juga harus memahami macam-macam teknik pengumpulan data tersebut serta bentuk-bentuk tentang bagaimana menganalisis sebuah data dalam penelitian. Oleh karena itu dalam makalah ini akan yang ditulis oleh penulis akan menyajikan tentang teknik atau metode pengumpulan data dan juga analisi dalam pengumpulan data.


B.  Rumusan Masalah
1.    Apa yang dimaksud dengan metode dan teknik pengumpulan data?
2.    Apa saja metode-metode yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian kualitatif?
3.    Apa yang dimaksud dengan analisis?
4.    Apa saja tahapan-tahapan dalam analisis data kualitatif?

C.  Tujuan Penulisan
1.    Untuk dapat mengetahui, memahami dan menjelaskan tentang pengetian dari metode dan teknik pengumpulan data.
2. Untuk dapat menegtahui, memahami, dan menjelaskan serta mengaplikasikan  tentang metode-metode dalam pengumpulkan data penelitian kualitatif.
3.    Untuk dapat mengetahui, memahami dan menjelaskan tentang pengetian dari analisis data.
4.    Untuk dapat mengetahui, memahami dan menjelaskan serta mengaplikasikan tentang menganalisis sebuah data penelitian dalam metode penelitian kualitatif.
















BAB II
PEMBAHASAN
A.  Pengertian Metode Pengumpulan Data
          Data adalah bagian-bagian khusus yang membentuk dasar-dasar analisis. Data meliputi apa yang dicatat orang secara aktif selama studi, seperti transkrip wawancara dan lapangan observasi. Data juga termasuk apa yang diciptakan orang lain dan yang ditemukan peneliti, seperti catatan harian, fotograf, dokumen resmi, dan artikel surat kabar.[1]
          Data kualitatif adalah jenis data yang diungkapkan dalam bentuk kalimat serta uraian-uraian, bahkan dapat berupa cerita pendek. Pada beberapa data tertentu, dapat menunjukkan perbedaan dalam bentuk jenjang atau tingkatan, walaupun tidak jelas batas-batasnya. Contohnya “amat baik”, ”baik”, “kurang baik”. Atau, dapat seperti: “tidak tahu”, “tahu”, “lupa”, dan sebagainya.[2]
          Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk pengumpulan data. Sedangkan teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam proses penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Teknik pengumpulan data yang diperlukan disini adalah teknik pengumpulan data mana yang paling tepat, sehingga benar-benar didapat data yang valid dan reliable.[3]

B.  Metode-Metode Pangumpulan Data Penelitian Kualitatif
Dalam penelitian, teknik pengumpulan data merupakan faktor penting demi keberhasilan penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara mengumpulkan data, siapa sumbernya, dan apa alat yang digunakan.
Jenis sumber data adalah mengenai dari mana data diperoleh. Apakah data diperoleh dari sumber langsung (data primer) atau data diperoleh dari sumber tidak langsung (data sekunder).
Metode Pengumpulan Data merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat diperlihatkan penggunaannya melalui angket, wawancara, pengamatan, tes, dkoumentasi dan sebagainya.
Sedangkan Instrumen Pengumpul Data merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data.  Karena berupa alat, maka instrumen dapat berupa lembar cek list, kuesioner (angket terbuka / tertutup), pedoman wawancara, camera photo dan lainnya.
Adapun tiga teknik pengumpulan data yang biasa digunakan adalah angket, observasi dan wawancara.
1.    Pengumpulan Data dengan Observasi
          Metode observasi atau pengamatan adalah sebuah teknik pengumpulan data yang mengharuskan peneliti turun ke lapangan mengamati hal-hal yang berkaitan dengan ruang, tempat, pelaku, kegiatan, benda-benda, waktu, peristiwa, tujuan dan perasaan. Dalam melakukan pengamatan, peneliti terlibat secara pasif. Artinya peneliti tidak terlibat dalaam kegiatan-kegiatan subjek penelitian dan tidak berinteraksi dengan mereka secara langsung. Peneliti hanya mengamati intraksi sosial yang mereka ciptakan baik dengan sesama subjek penelitian maupun dengan pihak luar. Dalam melakukan penelitian menggunakan metode observasi harus memperhatikan beberapa hal, diantaranya:[4]
a.    Ruang dan tempat, mengamati setiap sudut ruang dan tempat untuk dicatat atau digambar.
b.    Pelaku, dengan mengamati ciri-ciri pelaku yang berada di ruang atau di tempat. Pengamatan ini digunakan untuk mengategorikan pelaku yang melakukan interaksi.
c.    Kegiatan, mengamati para pelaku yang saling berinteraksi dalam sebuah kegiiatan di ruang atau di tempat.
d.   Benda dan alat, peneliti mencatat semua benda dan alat yang digunakan oleh pelaku untuk berhubungan secara langsung atau tidak langsung dalam sebuah kegiatan.
e.    Waktu, peneliti mengamati dan mencatat setiap urutan sebuah kejadian untuk mempermudah melakukan pengamatan selanjutnya.
f.     Peristiwa, mencatat sebuah peristiwa yang terjadi baik peristiwa biasa ataupun penting, karena itu dibutuhkan dalam penelitian.
g.    Tujuan, mengamati dan mencatat tujuan dari setiap kegiatan.
h.    Perasaan, peneliti harus mengamati dan mencatat perubahan setiap pelaku baik bahasa, tingkah laku, atau yang berhubungan dengan perasaaan.
1)   Macam-macam observasi
          Observasi dilakukan untuk mendapatkan data yang berupa fakta mengenai dunia nyata. Data tersebut dikumpulkan dengan berbagai alat. Adapun metode observasi juga bermacam-macam. Antara lain:
a)    Observasi Partisipatif
          Metode pengamatan ini merupakan cara mengumpulkan data dengan mengharuskan peneliti terlibat langsung dalam kehidupan dari masyarakat yang diteliti untuk dapat mengamati dan memahami gejala-gejala yang ada, sesuai maknanya dengan yang diberikan atau dipahami oleh para warga yang ditelitinya.
          Untuk melakukan observasi partisipatif seorang peneliti kualittatif dituntut berperan aktif dalam kegiatan subjek yang diteliti untuk dicari jawabannya. Kehadiran peneliti itu penting untuk diterima dan dapat berperan bersama-sama subjek penelitian secaara mendalam dengan tidak lepas dari orientasi tujuan pokok penelitian. Dalam melakukan observasi terhadap peristiwa yang terjadi dalam situasi sosial, peneliti harus mencatat semua informasi dan mengumpulkan sebanyak-banyaknya untuk menjawab fokus masalah yang diteliti. Dalam melakukan metode observasi partisipan harus memperhatikan beberapa hal penting, antara lain:
a.    Apa yang harus diamati, peneliti harus ingat dan paham apa yang akan diamati.
b.    Bilamana dan bagaimana melakukan pencatatan, dalam setiap aktivitas harus selalu mencatat apa yang telah terjadi dalam beraktifitas agar tidak lupa dan tidak mengalami keterbatasan informasi data.
c.    Bagaimana mengusahakan hubungan baik dengan objek pengamatan, sebagai peneliti harus memanfaatkan hubungan baik tersebut karena itu merupakan prasayarat yang pokok agar subjek pegamatan dapat menerima kehadiran si peneliti tanpa harus menaruh curiga. Namun, sebagai peneliti juga harus sadar diri untuk mengendalikan dirinya dalam menghemat dan mengefisienkan waktu. Agar tidak mengalami keterbatasan dalam mengumpulkan informasi data.
d.   Berapa lama dan berapa luasnya pengamatan partisipan tersebut, apabila fokus yang diteliti itu luas maka waktu yang digunakan untuk meneliti itu juga lama, sebaliknya apabila fokus yang diteliti itu sempit atau sedikit maka waktu untuk meneliti itu juga singkat.
          Metode observasi partisipatif ini merupakan salahsatu alat pengumpul data, maka akan dikelompokkan menjadi 4:
1.    Partisipasi pasif, dalam melakukan pengamatan peneliti berada ditempat aktifitas subjek yang diteliti, tetapi tidak ikut terlibat dalam aktifitas tersebut.
2.    Partisipasi moderat, dalam melakukan pengamatan peneliti terlibat langsung dengan aktivitas subjeknya tetapi tidak semua aktivitas di ikuti oleh peneliti.
3.    Partisipasi aktif, dalam melakukan pengamatan peneliti melakukan aktifitas sama seperti subjek yang diteliti tetapi tidak sepenuhnya lengkap berbuat seperti yang dilakukan subjeknya.
4.    Partisipasi lengkap, dalam melakukan pengamatan peneliti perlibat langsung dengan aktifitas subjeknya secara penuh. Artinya tidak sekedar mengamati saja, dan pengamatan ini bersifat natural atau alami.[5]
          Dalam melakukan pengamatan juga harus mempeerhatikan beberapa faktor dalam melakukan aktifitas pengamatan:
1.    Sabar dan berhati-hati. Peneliti harus memiliki hubungan yang baik terhadap subjeknya, dengan membangun komunikasi dan kerjasama yang baik. sehingga dibutuhkan kesabaran dan kehati-hatian dalam menjalin hubungan tersebut, supaya dalam mengumpulkan sebuah informasi data lebih mudah.
2.    Pemahaman atau situasi yang tampak peneliti dalam pengamatannya harus memahami situasi dan kondisi yang sedang terjadi. Karena apabila terdapat konflik sosial dalam aktifitas yang diamati maka akan sulit untuk mendapatkan  informasi yang diharapkan. Peneliti harus bersikap netral terhadap konflik sosial yang terjadi dalam aktifitas pengamatannya agar informasi yang dibutuhkan itu akurat dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
3.    Perasaan. Peneliti dalam melakukan pengamatan terhadap subjeknya harus memahami kondisi jiwanya, perasaaannya. Karena sebagai peneliti harus paham betul apa yang dirasakan oleh subjek yang diamatinya.
4.    Estimasi durasi observasi langsung. Peneliti dalam melakukan pengamatan harus menghemat dan mengefisienkan waktunya. Karena ini penting untuk diperhatikan. Setiap lembaga pendidikan atau sosial apabila kehadiran orang yang tidak ada hubungannya secara formal akan mendapatkan respons negatif  atau orang yang berada di instansi tersebut merasa risih atas kehadiran orang lain(peneliti).[6]
          Observasi partisipatif ini benar-benar mampu menjaring informasi data sesuai yang diharapkan sekaligus memenuhi standar ilmiah.
b)   Observasi terus terang atau samar
          Observasi ini dilakukan dengan menyatakan diri kepada subjek yang diteliti bahwa peneliti sedang melakukan penelitian. Jadi para subjek yang diteliti mengetahui sejak awal sampai akhir tentnag aktivitas peneliti. Tetapi tidak semuanya harus diterangkan dalam melaksanakan observasi, hal ini untuk menghindari kalau suatu data yang dicari masih dirahasiakan. Dikhawatirkan apabila si peneliti terus terang maka tidak akan diizinkan untuk melakukan observasi.
c)    Obserasi tak berstruktur
          observasi ini merupakan observasi yang fokus penelitiannya belum jelas, observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi. Dalam melakukan pengamatan ini peneliti tidak menggunakan instrumen yang telah baku, tetapi hanya berupa rambu-rambu pengamatan. Seperti dalam suatu pameran produk industri dari berbagai daerah tingkat provinsi misalnya, peneliti belum tahu pasti apa-apa yang akan diamati dilapangan lokasi pameran. Oleh karena itu, peneliti dapat melakukan pengamatan bebas, mencatat apa yang menarik, melakukan analisis, dan kemudian dibuat kesimpulan. Atau mungkin peneliti akan melakukan penelitian pada suku serasing yang belum dikenalnya, peneliti akan melakukan observasi tidak terstruktur.[7]
d)   Observasi terkendali
          Metode ini menggunakan subjek penelitian yang telah diseleksi dan kondisi-kondisi yang ada dilokasi penelitian, subjek tersebut diamati dan dikendalikan oleh peneliti. Metode ini sering digunakan oleh mahasiswa kedokteran yang mmelakukan eksperimen terhadap pengaruh obat yang diberikan kepada informan. Juga digunakan oleh mahasiswa komunikasi yang mengamati informannya yang sedang menonton film. Peneliti mengamati dan mencatat semua kejadian dari awal pembukaan sampai akhir pemutaran film yang menjadi fokus dan tujuan penelitian. Tetapi perlu diingat bahwa yang menjadi perhatian antara peneliti dan penonton tidak ada hubungan sama sekali, melainkan penonton diminta menonton bukan untuk tujuan penelitian awalnya, karena khawatir terjadi reaksi dari informan, setelah menonton baru peneliti bisa menjelaskan maksud dan tujuan dari acara menonton tersebut.
2)   Manfaat Observasi
a.    Dengan melakukan pengamatan di lokasi penelitian, peneliti akan lebih mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi sosial, jadi akan memperoleh pandangan yang menyeluruh.
b.    Akan memperoleh pengalaman langsung, dan memungkinkan pelakukan penemuan (discovery).
c.    Peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau hal-hal yang tidak diamati orang lain, khususnya orang yang berada dalam lingkungan tersebut, karena telah menganggap biasa dan karena itu tidak akan terungkapkan dalam wawancara.
d.   Peneliti dapat menemukan hal-hal yang sekiranya tidak akan diungkapkan oleh informan dalam wawancara karena itu bersifat sensitif dan dapat merugikan nama lembaga.
e.    Peneliti dapat memperoleh gambaran yang lebih menyeluruh diluar dari pandangan informan,
f.     Peneliti tidak hanya memperoleh banyak data, tetapi juga memperoleh kesan-kesan pribadi, dan merasakan kondisi sosial yang diteliti.
.    2. Pengumpulan data menggunakan angket
Angket / kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang dijadikan responden untuk dijawabnya.
Meskipun terlihat mudah, teknik pengumpulan data melalui angket cukup sulit dilakukan jika respondennya cukup besar dan tersebar di berbagai wilayah.Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan angket menurut Uma Sekaran terkait dengan prinsip penulisan angket, prinsip pengukuran dan penampilan fisik.[8]Prinsip Penulisan angket menyangkut beberapa faktor antara lain :
a.    Isi dan tujuan pertanyaan artinya jika isi pertanyaan ditujukan untuk mengukur maka harus ada skala yang jelas dalam pilihan jawaban.
b.    Bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan responden. Tidak mungkin menggunakan bahasa yang penuh istilah-istilah bahasa Inggris pada responden yang tidak mengerti bahasa Inggris, dsb.
c.    Tipe dan bentuk pertanyaan apakah terbuka atau terturup. Jika terbuka artinya jawaban yang diberikan adalah bebas, sedangkan jika pernyataan tertutup maka responden hanya diminta untuk memilih jawaban yang disediakan.
          Pedoman yang perlu diperhatikan dalam membuat pertanyaan untuk instrumen penelitian (Rubin & Habibie, 1989):
1)   Pertanyaan harus jelas dan tidak meragukan
2)   Hindari pertanyaan atau pernyataan berganda
3)   Responden harus  mampu menjawab
4)   Pertanyaan-pertanyaan harus relevan, artinya berkenaan dengan tujuan penelitian
5)   Pertanyaan atau pernyataan pendek adalah yang terbaik
6)   Hindari pertanyaan, pernyataan, atau istilah yang bias, termasuk tidak mengajukan pertanyaan yang sugestif
7)   Mulailah pertanyaan angket dengan pertanyaan yang menarik, tidak sensitif atau yang sangat pribadi. Untuk pertanyaan identitas diajukan terakhir
8)   Petunjuk pengisian harus jelas
3.    Pengumpulan data menggunakan wawancara
          Wawancara merupakan salahsatu metode untuk mengumpulkan data dan informasi. Penggunaan metode ini di dasarkan pada dua alasan. Pertama, dengan wawancara peneliti dapat menggali tidak saja apa yang diketahui dan dipahami, tetapi juga menggali informasi yang tersembunyi jauh dari diri subjek penelitian. Kedua, apa yang ditanyakan kepada informan bisa mencakup hal-hal yang bersifat lintas waktu, yang berkaitan dengan masa lampau, masa kini, dan masa mendatang. Wawancara yang digunakan adalah wawancara kualitatif. Artinya peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara lebih bebas dan leluasa tanpa terikat oleh susunan pertanyaan yang gtelah dipersiapkan sebelumnya.
          Tentu saja peneliti mempersiapkan pertanyaan cadangan masalah yang perlu ditanyakan kepada informan. Cadangan masalah tersebut adalah kapan menanyakannya, bagaimana urutannya, akan seperti apa rumusan pertanyaannya dan sebagainya yang bisa muncul secara spontan sesuai dengan perkembangan situasi wawancara itu sendiri dengan adanya wawancara in diharapkan berlangsung secara luwes, arahnya bisa lebih terbuka, percakapan tidak membuat jenuh kedua pihak, sehingga dapat memperoleh banyak informasi.[9] Wawancara merupakan alat re-cheking atau pembuktian terhadap informasi atau keterangan. yang diperoleh sebelumnya. Tehnik wawancara yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam. Wawancara mendalam (in–depth interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, di mana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama.
          Beberapa hal yang perlu diperhatikan seorang peneliti saat mewawancarai responden adalah intonasi suara, kecepatan berbicara, sensitifitas pertanyaan, kontak mata, dan kepekaan nonverbal. Dalam mencari informasi, peneliti melakukan dua jenis wawancara, yaitu autoanamnesa (wawancara yang dilakukan dengan subjek atau responden) dan aloanamnesa (wawancara dengan keluarga responden).
Beberapa tips saat melakukan wawancara adalah mulai dengan pertanyaan yang mudah, mulai dengan informasi fakta, hindari pertanyaan multiple, jangan menanyakan pertanyaan pribadi sebelum building raport, ulang kembali jawaban untuk klarifikasi, berikan kesan positif, dan kontrol emosi negatif.Selanjutnya wawancara dapat dilakukan secara terstruktur dan tidak terstruktut, dan dapat dilakukan dengan tatap muka (face to face) maupun menggunakan telepon.[10]
a.    Wawancara terbagi atas wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.
1). Wawancara terstruktur artinya peneliti telah mengetahui dengan pasti apa informasi yang ingin digali dari responden sehingga daftar pertanyaannya sudah dibuat secara sistematis. Peneliti juga dapat menggunakan alat bantu tape recorder, kamera photo, dan material lain yang dapat membantu kelancaran wawancara. Wawancara ini merupakan model pilihan apabila pewawancara mengetahui apa yang tidak diketahuinya, dan karenanya dapat membuat kerangka pertanyaan yang tepat untuk memperolehnya. Pertanyaan dibuat oleh pewawancara.
2). Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas, yaitu peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan yang akan diajukan secara spesifik, dan hanya memuat poin-poin penting masalah yang ingin digali dari responden. Wawancara ini bersifat luwes, susunan pertanyaan dapat diubah saat wawancara, disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi saat wawancara, termasuk karakteristik sosial budaya informan yang di hadapi seperti agama, suku, ras, gender, usia, tingkat pendidikan, pekerjaan dll. Data hasil wawancara setiap informan akan berbeda-beda. Karena pewawancara harus mengikuti arus dari percakapannya terhadap informan yang berbeda. Dan dalam percakapan ini membutuhkan waktu yang lama. Sehingga perlu interaksi yang intens terhadap informan, agar lebih cepat, dan lebih banyak informasi yang dibutuhkan.
b. Langkah dan tahapan wawancara
          Pengumpulan data untuk penelitian kualitatif tercermin dari langkah-langkah tahap penelitian kualitatif sebagai berikut: peneliti mulai menentukan kepada siapa wawancara dilakukan, langkah ini adalah menentukan dimana dan dari siapa data akan dikumpulkan. Materi yang dinegosiasikan sepenuhnya tentang pertanyaan yang diinformasikan dan pengidentifikasian serta menggunakan informan juga sesuai dengan tugas ini. Mempersiapkan diri untuk mewawancarai, dimana langkah tahapan ini mulai melakukan tugas pokok peneliti dalam hubungannya dengan informan, sekaligus peneliti melaksanakan wawancara dengan pihak responden saat berada ditempat yang tepat, urut-urutan pertanyaan tetap dijaga, di samping menjaga martabat harga diri peneliti baik dalam berbicara, berbusana dan seterusnya. Peneliti menjelaskan dan meyakinkan responden tentang tujuan wawancara, dimulai daripertanyaan yang ringan dengan suasana yang santai. Responden diberi kesempatan untuk memperikan penjelasan terhadap pertanyaan yang diberikan oleh pewawancara. Pewawancara harus berhati-hati dan teliti dengan pertanyaannya, jangan sampai pembahasan melebar kemana-mana sehingga harus dibatasi dalam percakapan. Setelah selesai wawancara, peneliti harus merangkum dan memutar kembali hasil wawancara. Ini akan memperoleh respon dari informan untuk mengecek, memvalidasi hasil wawancara, dan mengundang informan untuk menambahkan materi baru dimana dia diingatkan untuk bisa mendengarkan secara seksama hasil rangkuman tersebut. Dan sebagai tuntunan sopan peneliti harus mengucapkan terimakasih terhadap responden yang sudah bersedia diwawancarai.[11]

C.  Pengertian Analisis Data
          Data penelitain adalah sebuah catatan yang dilakukan atau dicatat oleh seorang peneliti. Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama dilapangan, dan setelah selesai dilapangan. Dalam hal ini Nasution menyatakan “Analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun kelapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian.[12]
          Data-data yang diperoleh selama melaksanakan penelitian tidak memiliki arti apapun jika tidak diolah, dianalisis dan disajikan dengan sistematis. Analisis data dalam penelitian kualitatif bersifat induktif dan berkelanjutan. Tujuan akhir analisis data kualitatif adalah untuk memperoleh makna, menghasilkan pengertian-pengertian, konsep-konsep serta mengembangkan hipotesis atau teori baru. Analisis data kualitatif adalah proses mencari serta menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lainnya sehingga mudah dipahami agar dapat diinformasikan kepada orang lain.[13]
          Menurut buku lainnya yaitu: Analysis is process of resolving data into its constituent component to reveal its characteristic elements and structure.[14]  Analisis merupakan proses pemecahan data menjadi komponen-komponen yang lebih kecil berdasarkan elemen dan struktur tertentu. Menurut Bogdan dan Biglen dalam Moleong, Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data,  memilah-milahnya menjadi satuan yang datapat dikelolah, mensintesiskan, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.[15] Begitu pula menurut taylor, (1975: 79) mendefinisikan analisis data sebagai proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis (ide) seperti yang disarankan dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan dan tema pada hipotesis.[16] Dengan diatas maka analisis data adalah proses telaah dan pencarian makna dari data yang diperoleh untuk menemukan jawaban dari masalah penelitian.

D.  Analisis Data Penelitian Kualitatif
Terdapat banyak gaya yang berbeda dari penelitian kualitatif dan terdapat suatu variasi cara dalam penanganan dan penganalisisan data. Prinsip pokok metode analisis kualitatif ialah mengolah dan menganalisa data-data yang terkumpul menjadi data yang sistematik, teratur, terstruktur dan mempunyai makna.
1.    Analisis Data Kualitatif Sebelum di Lapangan (Model Miles dan Huberman)
Analisis dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan atau data sekunder, yang akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian. Namun hal ini bersifat sementara, dan akan berkembang setelah peneliti masuk dan selama di lapangan. Jadi, ibarat seseorang ingin mencari pohon jati di suatu hutan. Berdasarkan karakteristik tanah dan iklim, maka dapat diduga bahwa hutan tersebut ada pohon jatinya. Oleh karena itu peneliti dalam membuat proposal penelitian, fokusnya adalah ingin menemukan pohon jati pada hutan tersebut, berikut karakteristiknya.[17]
          Setelah peneliti masuk ke hutan beberapa lama, ternyata hutan tersebut tidak ada pohon jatinya. Kalau peneliti kuantitatif tentu akan membatalkan penelitiannya. Tetapi kalau peneliti kualitatif tidak, karena fokus penelitian bersifat sementara dan akan berkembang setelah di lapangan. Bagi peneliti kualitatif, kalau fokus penelitian yang dirumuskan tidak ada dilapangan, maka peneliti akan merubah fokusnya, tidak lagi mencari kayu jati lagi, tetapi akan berubah, tetapi beralih ke pohon-pohon yang lain, bahkan juga mengamati binatang yang ada di hutan tersebut.


2.    Analisis Data Kualitatif Selama di Lapangan (Model Miles dan Huberman)
Menurut Miles dan Huberman ada tiga metode dalam analisis data kualitatif, yaitu reduksi data, model data, penarikan/verifikasi kesimpulan.
a)   Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu.[18] Reduksi datajuga  merujuk pada proses pemilihan, pemfokusan, penyederhanaan, abstraksi, dan pentransformasian “data mentah” yang terjadi dalam catatan-catatan lapangan yang tertulis. Sebagaimana kita ketahui, reduksi data terjadi secara kontinu melalui kehidupan suatu proyek yang diorientasikan secara kualitatif. Faktanya, bahkan “sebelum” data secara aktual dikumpulkan.[19]
Sebagaimana pengumpulan data berproses, terdapat beberapa episode selanjutnya dari reduksi data (membuat rangkuman, pengodean, membuat tema-tema, membuat pemisah-pemisah, menulis memo-memo). Dan reduksi data/pentransformasian proses terus-menerus setelah kerja lapangan, hingga laporan akhir lengkap.
Reduksi data bukanlah sesuatu yang terpisah dari analisis. Ia merupakan bagian dari analisis. Pilihan-pilihan peneliti potongan-potongan data untuk diberi kode, untuk ditarik ke luar,dan rangkuman pola-pola sejumlah potongan, apa pengembangan ceritanya, semua merupakan pilihan-pilihan analitis. Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang mempertajam, memilih, memokuskan, membuang, dan menyusun data dalam suatu cara di mana kesimpulan akhir dapat digambarkan dan diverifikasikan.
b)   Model Data/Penyajian Data
Penyajian data adalah suatu kegiatan ketika sekumpulan informasi disusun. Seangkan menurut Miles dan Hubermen yang dikutip oleh Muhammad Idrus bahwa: Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan.[20] Seperti yang disebutkan Emzir dengan melihat sebuah tayangan membantu kita memahami apa yang terjadi dan melakukan sesuatu analisis lanjutan atau tindakan yang didasarkan pada pemahaman tersebut. Bentuk penyajian data kualitatif :
1)   Teks Naratif : berbetuk catatan lapangan;
2)   Model tersebut mencakup berbagai jenis matrik, grafik, jaringan kerja, dan bagan. Semua dirancang untuk merakit informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu, bentuk yang praktis.
Pada umumnya teks tersebut terpencar-pencar, bagian demi bagian, tersusun kurang baik. Pada kondisi seperti itu peneliti mudah melakukan suatu kesalahan atau bertindak secara ceroboh dan sangat gegabah mengambil kesimpulan yang memihak, tersekat-sekat dan tidak berdasar. Kecenderungan kognitifnya adalah menyederhanakan informasi yang kompleks ke dalam kesatuan bentuk yang disederhanakan dan selektif atau konfigurasi yang mudah dipahami.[21] Peneliti selanjutnya dapat dengan baik menggambarkan kesimpulan yang dijustifikasikan dan bergerak ke analisis tahap berikutnya. Sebagaimana dengan reduksi data, menciptakan dan menggunakan model bukanlah sesuatu yang terpisah dari analisis. Merancang kolom dan baris dari suatu matrik untuk data kualitatif dan menentukan data yang mana, dalam bentuk yang mana, harus dimasukkan ke dalam sel yang mana adalah aktifitas analisis.[22]
c)    Penarikan Kesimpulan/Verifikasi Kesimpulan
Langkah ketiga dari aktivitas analisis adalah penarikan dan verifikasi kesimpulan. Dari permulaan pengumpulan data, peneliti kualitatif mulai memutuskan apakah “makna” sesuatu., mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan, konfigurasi yang mungkin, alur kausal, dan proporsi-proporsi. Peneliti yang kompeten dapat menangani kesimpulan-kesimpulan ini secara jelas, memelihara kejujuran dan kecurigaan.
Kesimpulan “akhir” mungkin tidak akan terjadi hingga pengumpulan data selesai, tergantung pada ukuran korpus dari catatan lapangan, pengodean, penyimpanan, dan metode-metode perbaikan yang digunakan, pengalaman peneliti, dan tuntutan dari penyandang dana, tetapi kesimpulan sering digambarkan sejak awal, bahkan ketika seorang peneliti menyatakan telah memproses secara induktif.[23]
          Sedangkan Langkah selanjutnya secara umum adalah menyusun dalam satuan-satuan dan kategorisasi dan langkah terakhir adalah menafsirkan dan atau memberikan makna terhadap data yang meliputi:
 d) Pemrosesan Satuan (Unitying)
Satuan adalah bagian terkecil yang mengandung makna yang utuh dan dapat berdiri sendiri terlepas dari bagian yang lain. Satuan dapat berwujud kalimat faktual sederhana, misalnya: ”Responden menunjukkan bahwa ia menghabiskan sekitar sepuluh jam seminggu untuk melakukan perjalanan keliling dari satu sekolah ke sekolah lain sebagai pelaksanaan peranannya selaku guru lepas di beberapa sekolah”. Selain itu satuan dapat pula berupa paragraf penuh. Satuan ditemukan dalam catatan pengamatan, wawancara, dokumen, laporan dan sumber lainnya. Agar satuan-satuan tersebut mudah diidentifikasi perlu dimasukkan ke dalam kartu indeks dengan susunan satuan yang dapat dipahami oleh orang lain.
e)    Kategorisasi.
Kategorisasi disusun berdasarkan kriteria tertentu. Mengkategorisasikan kejadian-kejadian mungkin saja mulai dari berdasarkan namanya, fungsinya atau kriteria yang lain. Pada tahap kategorisasi peneliti sudah mulai melangkah mencari ciri-ciri setiap kategori. Pada tahap ini peneliti bukan sekedar memperbandingkan atas pertimbangan rasa-rasanya mirip atau sepertinya mirip, melainkan pada ada tidaknya muncul ciri berdasarkan kategori. Dalam hal ini ciri jangan didudukkan sebagai kriteria, melainkan ciri didudukkan tentatif, artinya pada waktu hendak memasukkan kejadian pada kategori berdasarkan cirinya, sekaligus diuji apakah ciri bagi setiap kategori sudah tepat.
f)    Penafsiran /Pemaknaan Data
          Langkah ketiga Moleong menggunakan istilah penafsiran data,. Noeng Muhadjir menggunakan istilah pemaknaan, karena penafsiran merupakan bagian dari proses menuju pemaknaan. Beliau membedakan antara 1) terjemah atau translation, 2) tafsir atau inerpretasi, 3) ekstrapolasi dan 4) pemaknaan atau meaning. Membuat terjemah berarti upaya mengemukakan materi atau substansi yang sama dengan media yang berbeda; media tersebut mungkin berupa bahasa satu ke bahasa lain, dari verbal ke gambar dan sebagainya. Pada penafsiran, peneliti tetap berpegang pada materi yang ada, dicari latar belakangnya, konsteksnya agar dapat dikemukakan konsep atau gagasannya lebih jelas. Ekstrapolasi lebih menekankan pada kemampuan daya pikir manusia untuk menangkap hal di balik yang tersajikan. Memberi makna merupakan upaya lebih jauh dari penafsiran dan mempunyai kesejajaran dengan ekstrapolasi. Pemaknaan lebih menuntut kemampuan integratif manusia: indriawinya, daya pikirnya dan akal budinya.
          Di balik yang tersajikan bagi ekstrapolasi terbatas dalam arti empirik logik, sedangkan pada pemaknaan menjangkau yang etik maupun yang transendental. Dari sesuatu yang muncul sebagai empiri dicoba dicari kesamaan, kemiripan, kesejajaran dalam arti individual, pola, proses, latar belakang, arah dinamika dan banyak lagi kemungkinan-kemungkinan lainnya. Dalam langkah kategorisari dilanjutkan dengan langkah menjadikan ciri kategori menjadi eksplisit, peneliti sekaligus mulai berupaya untuk mengintegrasikan kategori-kategori yang dibuatnya. Menafsirkan dan memberi makna hubungan antar kategori sehingga hubungan antar kategori menjadi semakin jelas. Itu berarti telah tersusun atribut-atribut teori.
g)    Perumusan Teori
          Perumusan teori dimulai dengan mereduksi jumlah kategori-kategori sekaligus memperbaiki rumusan dan integrasinya. Modifikasi rumusan semakin minimal, sekaligus isi data dapat terus semakin diperbanyak. Atribut terori yang tersusun dari hasil penafsiran/pemaknaan dilengkapi terus dengan data baru, dirumuskan kembali dalam arti diperluas cakupannya sekaligus dipersempit kategorinya. Jika hal itu sudah tercapai dan peneliti telah merasa yakin akan hasilnya, pada saat itu peneliti sudah dapat mempublikasikan hasil penelitiannya.    
Penarikan kesimpulan dilakuakan dengan cara mereview kembali seluruh data dan mereview hasil analisis data yang lainnya. Dalam proses penarikan kesimpulan ini peneliti dapat melahirkan teori baru, atau memperkuat teori yang telah ada atau menyempurnakannya. Penelitian dengan metode kualitatif lebih mengutamakan proses daripada hasil sehingga peneliti harus lebih banyak konsentrasi dalam menginterpretasikan data pada penyajian data. Setidaknya ada dua metode yang dapat digunakan dalam mencari kesimpulan penelitian yaitu :
1)      Analisis komperatif, maksudnya adalah membandingkan hasil penelitiannya dengan penelitian lain atau membandingkan antar data yang sudah ada satu dengan lainnya.
2)      Analisis relation, maksudnya adalah mencari hubungan antar data satu dengan lainnya.[24]





























BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.             Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk pengumpulan data. Sedangkan teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam proses penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Teknik pengumpulan data yang diperlukan disini adalah teknik pengumpulan data mana yang paling tepat, sehingga benar-benar didapat data yang valid dan reliable.[25]
2.             Metode Pengumpulan Data merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat diperlihatkan penggunaannya melalui angket, wawancara, pengamatan, tes, dkoumentasi dan sebagainya.
3.             Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama dilapangan, dan setelah selesai dilapangan. Dan disimpulkan bahwa analisis data kualitatif adalah proses mencari serta menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lainnya sehingga mudah dipahami agar dapat diinformasikan kepada orang lain.[26]
4.             Prinsip pokok metode analisis kualitatif ialah mengolah dan menganalisa data-data yang terkumpul menjadi data yang sistematik, teratur, terstruktur dan mempunyai makna. Dan tahapan analisis data meliputi: Analisis ketika sebelum terjun kelapangan dan Analisis ketika terjun ke lapangan hingga selesai.




[1] Emzir, Analisis Data: Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta: Rajawali Pers, 2011, hlm. 64-65.
[2] Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, Jakarta : Kencana, 2008, hlm. 104.
[3] Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2010, hlm. 309
[4] Parsudi Suparlan, Metode Penelitian Kualitatif ,  Jakarta: Program Kajian Wilayah Amerika-Universitas Indonesia, 1994,  hlm. 66-67
[5]Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, hlm. 66
[6] Andi Prastowo, Menguasai Teknik-Teknik Koleksi Data Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: DIVA Press, 2010, hlm. 224-225
[7]Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, hlm. 67
[8]Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, hlm. 163
[9]M. Djunaidi Ghony, Fauzan Almanshur,  Metode Penelitian Kualitatif, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2017,  hlm. 176
[10]Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,,  hlm. 138-140
[11]M. Djunaidi Ghony, Fauzan Almanshur,  Metode Penelitian Kualitatif,  hlm. 188
[12] Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, hlm. 89.
[13] Http://sangit26.blogspot.com/2011/07/analisis-data-penelitian-kualitatif.html, di unduh pada tanggal 28 Maret 2018 Jam 14.36 WIB.
[14] Ian Dey, Qualitative Data Analysis, New York: RNY, 1998, hlm. 30.
[15] Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009, hlm. 248
[16] Mohammad Ali, Strategi Penelitian Pendidikan, Bandung: Angkasa,1992, hlm. 79
[17] Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,  hlm. 90
[18] Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, 67
[19] Emzir, Analisis Data: Metodologi Penelitian Kualitatif, hlm. 129
[20] Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif,  Jakarta :Erlangga, 2009 , hlm.151
[21] Hamid Patilima, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung : Alfabeta, 2011, hlm. 101
[22] Emzir, Analisis Data: Metodologi Penelitian Kualitatif, hlm. 132
[23] Emzir, Analisis Data: Metodologi Penelitian Kualitatif,  hlm. 133.
[24] Moleong, L. J. Metologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosydakarya, 2001, hlm. 304-320
[25] Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. hlm. 309
[26] Http://sangit26.blogspot.com/2011/07/analisis-data-penelitian-kualitatif.html, di unduh pada tanggal 28 Maret 2018 Jam 14.36 WIB.

Komentar