FASE PEMERINTAHAN DAN KHALIFAH-KHALIFAH BANI ABBASIYAH


FASE PEMERINTAHAN
DAN KHALIFAH-KHALIFAH BANI ABBASIYAH


v Fase- Fase Pemerintahan Bani Abbasiyah
            Pemerintahan Abbasiyah berdiri pada tahun 132 H/749 M seiring dengan runtunya pemerintahan Bani Umawiyah. Dan pemerintah Abbasiyah runtuh pada tahun 856 H/1258 M setelah dihancurkan oleh orang-orang Mongol menghancurkan Baghdad dan membunuh khalifah terakhir dari Bani Abbasiyah. Kekuasaan yang dipimpin oleh Bani Abbasiyah selama 524 tahun yaitu dari tahun 132-656 H.[1]
Dinasti Abbasiyah merupakan warisan kekuasaan dari Bani Umayyah setlah 90 tahun kekuasaannya dengan corak Arab-sentris menjadi pemerintah lebih homogen. Hal ini  dimanfaatkan olehAbbasiyahuntuk melakukan revolusi yang besar  dari segala persiapan yang telah dilakukan oleh bani Umayah  dalam konteks kepemimpinan Islam.[2]
a. Fase Pertama (Tahun 750M -847M /132H-232 H). Disebut pengaruh Persia pertama berlanjut dari kekuasaan khalifah pertama Abu Abbas as-safah tahun 750 M/132 H sampai khalifah ke 9 (al Wastsiq ) tahun 847 M/232 H. Dengan ketegasan dan keberanian Abu Abbas yang mampu mengusir paksa semua keturunan Muawiyah dari wilayahnya, sehingga pada saat itu wilayah Islam Abbasiyah menjadi kondusif dan aman. Sedangkan khalifah Abu Ja’far al-Mansursebagai penerus kebijakan khalifah Abu Abbas dengan mendirikan, baitul hikmah (pepustakaan). Abu Ja’far yang mempunyai kebijakan dengan memindahkan ibu kota Abbasiyah yang mulanya di Damaskus ke wilayah Baghdad di wilayah Persia.[3]
b. Fase kedua (Tahun 232 H – 334 H / 847 M – 945 M). Periode kedua Abbasiyah berawal dari pemerintahan Al-Mutawakkil pada tahun 232H/847 M dan berakhir pada tahun 334H/946M yang dierintah oleh Al-Mustakfi Billah Abdullah bin Al-Muktafi bin Al-Mu’tadhid. Fase kedua ini dikenal dengan periode masuknya bangsa Turki. Karena bangsa Turki muncul dengan memonopoli kekuasaan/jabatan-jabatan tinggi dalam pemerintahan dari kalangan sipil dan militer.[4]Fase ini perkembangan peradaban masih bisa berkembang akan tetapi tidak sepesat seperti fase sebelumnya. Peradaban ilmu dan peradaban lainnya, seperti membangun istana, mesjid, dan kota masih tetap berjalan baik.
c. Fase Ketiga (Tahun 334 H -447 H /945 -1055 M). Dinasti Buwaih Satau lebih dikenal dengan pengaruh Persia, fase ini masa disintegrasi kekuasaan dinasti Abbasiyah dan Muluk Tawaif di dinasti Umayyah II Andalusia. Wilayah-wilayah jauh Abbasiyah seperti di Afrika Utara, dan di India minta merdeka dari Abbasiyah. Tuluniyah dan Fatimiyah di Mesir, serta Idrisi diz Maroko dan Sabaktakim di India mengumumkan kemerdekaannya dan melepaskan diri dari kekuasaan Pusat Abbasiyah. Pada fase ini perkembangan ilmu sudah menurun tetapi masih tetap berjalan.[5]
d. Fase keempat (Tahun 447H -590H /1055M – 1194 M). Pada pemerintahan Al-Muqtadir dinasti Abbasiyah hampir runtuh karena beberapa wilayah ingin memisahkan diri diri. Di setiap wilayah mempunayi wilayah takhlukan sendiri. Seperti Persia dikuasai oleh Bani Buwaih. Di Mesir dan Suriah, kaum Ikhsyid yang berkuasa. Dinasti Fathimiyah  mempromklamirkan diri bahwa mereka berkuasa atas Afrika dan Maroko.Karena perpecahan ini bangsa Romawikembali menyerang wilayah Islam. Pada saat ini dinasti Abbasiyah menghadapi dua permasalahan, yaitu serangan Romawi dan perpecahan dalam negeri.[6]
Dalam sejarah fase ini disebut dengan fase kekuasaan bani Saljuk. Perkembangan kegiatan ilmu pengetahuan masih berjalan seperti apa yang dikembangakan oleh Bani Abbasiyah dan Umayyah di Andalusia, meskipun bersifat konserfatif atau. Di Mesir telah terjadi perang salib. Selama kurang lebih dua abad umat muslim mengahadapi kaum nasrani.
e. Fase Kelima (Tahun 590H -656H/1194M- 1258M). Fase ini dikenal sebagai fase lemah sampai fase hancurnya kekuasaan Islam Abbasiyah. Setelah terjadi disintegrasi dan perang salib, maka kekuasaan Islam Abbasiyah di Bagdad maupun kekuasaan Umayyah II di Andalusia semakin menurun.[7]Akhir kehancuran dari kekuasaan Abbasiyah, ketika Baghdad dibumi hanguskan oleh pasukan Mongol yang dipimpin oleh Hulaku Khan. Dia merupakan saudara dari Qubilay Khan yang berkuasa di Cina hingga Asia Tenggara, dan saudara dari Mongke Khan yang memberi tugas kepadanya untuk mengembalikan  wilayah-wilayah baray Cina ke genggamannya lagi. Baghdad dihancurkan dan dibumuratakan dengan tanah. Khalifah Abbasiyah yang terakhir beserta keluarganya, al-Musta’sim dibunuh, serta buku-buku yang terkumpul di Baitul Hikmah dimusnahkan, dibakar dan ditenggelamkan ke laut sampai airnya hitam karena lunturan tinta dari buku-buku tersebut.[8]

v Khalifah-Kalifah Dinasti Bani Abbasiyah        
a. Abul Abbas As Saffah (750-754 M). Abdullah bin Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Abbas, Khalifah pertamayang memerintah Abbasiyah. Ayahnya dikenal sebagai orang yang mempunysi gerakan untuk mendirikan pemerintahan Bani Abbasiyah dan menyebar luaskan. Inilah ilmu yang menyebabkan Abdullahmengetahui tentang gerakan ini dan rahasia rahasianya. Dia dibaiat sebagai khalifah pada tahun 132H setelah keluar dari persembunyiannya.Setelah itu mengalahkan Marwan bin Muhammad dan mengalahkan pemerintahan Bani Muawiyah pada tahun yang sama. Dia meninggal pada thn 136H.
b. Abu Ja’far Al Manshur (754-775 M). Yang pertama kali Khalifah Abu Ja’far Al-Manshur lakukan setelah dilantik menjadi Khalifah pada 136Hadalah mengatur politik dan siasat pemerintahan Bani Abbasiyah. Semua jalur pemerintahan ditata dengan cermat dan rapi, sehingga pada masa pemerintahannya terjalin kerjasama erat antara pemerintah pusat dan daerah. Kehidupan masyarakat berjalan tenteram, dan aman. Stabilitas politik dalam negeri cenderung aman dan terkendali, tidak ada gejolak politik dan pemberontakan-pemberontakan. Dalam perjalanan ke Makkah pada tahun 158H ia sakit dan meninggal dunia. Dalam usia 63 tahun beliau wafat dan memerintah selama 22 tahun. Jenazahnya dikebumikan di Baghdad.
c. Muhammad Al-Hadi. Muhammad Al-Mahdi bin al-Mansur. Dilantik sebagai Khalifah pada tahun 158H/774M. Dia dikenal sebagai seorang yang dermawan. Pada masa pemerintahannya, kondisi dalam negeri saat itu sangat stabil, dan tidak ada satu gerakan penting dan signifikan. Dia berhasil mencapai kemenangan-kemenangan atas orang-orang Romawi. Anaknya, Harun Ar-Rasyid adalah panglima perang dalam penaklukan ini. Muhammad Al-Mahdi meninggal pada tahun 169H /785M setelah memerintah selama 10 thn.
d. Musa Al-Hadi. Musa Al-Hadi bin Muhammad Al-Mahdi dilantik sebagai Khalifah setelah ayahnya. Husein bin Ali bin Husein bin Hasan bin Ali melakukan pemberontakan di Makkah dan Madinah pada saat itu. Keinginannya agar pemerintahan berada di kekuasaannya. Namun Al-Hadi mampu menaklukannya dalam perang Fakh pada tahun 169H /785 M. Pada saat yang sama juga Yahya bin Abdullah melakukan pemberontakan di Dailam. Maka, Ar-Rasyid diberangkatkan oleh Al-Hadi sampai Yahya bin Abdullah berhasil ditaklukan. Musa Al-Hadi meninggal pada tahun 170H/786 M.
e. Harun Al-Rasyid. Harun Ar Rasyid bin al-Mahdi adalah pemimpin Abbasiyah yang paling cemerlang di masanya. Pada masanya pemerintahan Islam mengalami puncak kemegahan dan kesejahteraan yang belum pernah dicapai sebelumnya. Harun Ar-Rasyid adalah sosok yangpemberani. Pada saatberumur 20 tahun dia telah melakukan penyerbuan dan penaklukan negeri Romawi. Dia pun dikenal sebagai sosok yang takwa dan takut kepada Allah dalam segala perkara. Pemerintahannya hanya terjadi beberapa pemberontakan kecil yang tidak berarti diantaranya pemberontakan Yahya Abdullah, kaum Khawarij, orang-orang Zindik, dan pemberontakan di Kharasan. Pada tahun 193H/808M Harun ia meninggal setelah memerintah selama 23 tahun.
f. Muhammad Al-Amin. Muhammad Al-Amin bin Harun Ar-Rasyid. Dia diberi kekuasaan di Irak. Al-Amin mempunyai menteri yang menghasut untuk mencopot posisi putera mahkota dari adiknya dan memberikannya kepada Musa. Al-Amin terpengaruh tipuan ini, dan ia memberontak. Ia mengirim pasukan-pasukannya untuk berperang melawan saudaranyapada tahun 195H/810M,namun berhasil dihancurkan oleh Thahir bin Husein, panglima perang Al-Makmun. Al-Amin dikenal sebagai seorang yang suka melalaikan urusan negara. Oleh sebab itu setelah ia memerintah selama 5 tahun, dan digantikan oleh Abdullah Al Makmun.
g. Abdullah Al-Makmun. Abdullah Al- Makmun bin Harun Ar- Rasyid. Banyak peristiwa penting yang terjadi, dalam pemerintahannya. Di Baghdadterjadi pemberontakan yang pertama dan Ibrahim Al Mahdi ditunjuk sebagai khalifah, kedua Al-Khuramiyah, dan ketiga adanya fitnah bahwa Al-Quran adalah makhluk. Penaklukan pada masa pemerintahannya sangatlah terbatas. Penakhlukan yang mampu dia lakukan Laz, sebuah tempat di Dailam pada tahun 202H/817M.Setelah berkuasa selama 20 thn. Al Ma’mun meninggal pada tahun 218 H.
h. Abu Ishaq Al-Mu’tasim. Muhammad bin Harun Ar-Rasyid. Dia banyak mengangkat pasukan dari orang orang Turki, yang berarti sama artinya dengan memberikasn permasalahan pemerintahan di tangan orang-orang Turki.BabikAl-Khurami adalah peristiwa penting yang dialami pada zaman pemerintahannya. Al Muriyah adalah penaklukan yang dilakukan pada pemerintahannya yang banyak melakukan perbuatan yang melampaui batas kesopanan. Kemudian setelah memerintah9 tahun, Abu Ishaq Al-Mu’tasim meninggalpada tahun 227H.
i. Harun Al-Watsiq. Pada tahun 227H/841MHarun bin Muhammad Al-Mu’tasim menjadi khalifahpada. Panglima-pamglima yang berasal dari Turki pada masa itu mencapai posisi-posisi yang terhormat. Bahkan, Asynas mendapatkan gelar sultan dari Al-Watsiq. Setelah selama 5 tahun memerintahHarun Al-Watsiq meninggal pada tahun 223H/846M.
j. Ja’far Al Mutawakkil. Ja’far bisn Muhammad Al-Mu’tasim adalah salah seorang yang melarang dengan keras pendapat yang mentapkan bahwa Al Quran adalah makhluk. Orang-orang Romawi pada maSsa itu melakukan penyerangan di Dimyath, Mesir. Peristiwa ini terjadi pada tahun 238 H / 852 M. Al-Mutawakkil dibunuh oleh anaknya yang bernama Al-Muntasir pada tahun 247H /861M.[9]

Daftar Pustaka
Al-Usairy, Ahmad,Sejarah Islam Sejak Zaman Nabi Adam Hingga Abad XX (Jakarta: Akbar Media, 2010).
Sulaiman, Rusydi, Pengantar Metodologi Studi Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2014).
Kementerian Agama,Sejarah Kebudayaan Islam Kelas xi, (Jakarta: Kementerian Agama, 2015).
Dar al-‘Ilm, Atlas Sejarah Islam Sejak Masa Permulaan Hingga Kejayaan Islam, (Jakarta: Kaysa Media, 2011).
Mufrodi,Ali,Islam di Kawasan Kebudayaan Arab, (Jakarta: Logos, 1997).
Kementrian Agama ,Buku Siswa Sejarah Kebudayaan Islam Kelas X, (Jakarta: Kementrian Agama,2014).




[1]Ahmad Al-Usairy, Sejarah Islam Sejak Zaman Nabi Adam Hingga Abad XX (Jakarta: Akbar Media, 2010), hlm. 218
[2]Rusydi Sulaiman, Pengantar Metodologi Studi Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2014), hlm.257
[3]Kementerian Agama,Sejarah Kebudayaan Islam Kelas xi,(Jakarta: Kementerian Agama, 2015), hlm.49
[4]Dar al-‘Ilm, Atlas Sejarah Islam Sejak Masa Permulaan Hingga Kejayaan Islam, (Jakarta: Kaysa Media, 2011), hlm.93
[5] Kementrian Agama, hlm.50
[6]Dar al-‘Ilm, hlm.95
[7] Kementrian Agama, hlm.51
[8] Ali Mufrodi, Islam di Kawasan Kebudayaan Arab, (Jakarta: Logos, 1997), hlm.107
[9] Kementrian Agama,Buku Siswa Sejarah Kebudayaan Islam Kelas X, (Jakarta: Kementrian Agama,2014), hlm.112-114

Komentar