Makalah Beriman Kepada Kitab Allah


BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Beriman kepada kitab-kitab Allah SWT adalah salah satu rukun iman. Maksudnya yaitu membenarkandengan penuh keyakinan bahwa Allah SWT mempunyai kitab-kitab yang diturunkan kepada  hamba-hambaNya dengan kebenaran yang nyata dan pentujuk yang jelas. Dan terbukti bahwasanya ia adalah kalam Allah SWT yang sudah terfirmankan dengan sebenarnya, seperti apa yang Dia kehendaki dan menurut apa yang Allah ingini.
Iman kepada Allah adalah wajib, secara ijmal (global) dalam hal yang diijmalkan dan secara tafshil (rinci) dalam hal yang dirincikan.
Makna iman kepada kitab-kitab Allah SWT yang merupakan dari bagian akidah seorang mukmin dengan membenarkan bahwa sungguh-sungguh apa yang telah dipilih Allah dari RasulNya. Kemudian dikumpulkan dan diturunkan sehingga menjadi lembaran-lembaran yang suci dan kitab-kitab yang lurus.
Kitab adalah sesuatu yang mengandung pembicaraaan memberikan faedah dan mempunyai banyak tujuan. Dan kitab-kitab Allah yang wajib diimani adalah shuhuf (lembaran-lembaran) yang memuat kalam-kalam Allah yang diwahyukan kepada rasul-rasulNya kemudian menjadfi kitab-kitab atau lembaran-lembaran yang tidak dikumpulkan dan tidak dijadikan kitab khusus. Lembaran-lembaran itu antara lain shuhuf Ibrahim AS dan lembaran Musa. Adapun kitab-kitab itu adalah kitab Taurat, Zabur, Injil dan Al-Qur’an yang akan dibahas di dalam materi makalah ini.
B.       Rumusan Masalah
1.         Apa pengertian beriman kepada kitab-kitab Allah SWT?
2.         Apa  bukti/dalil kebenaran beriman kepada kitab Allah SWT?
3.         Apa saja macam-macam dan isi kitab-kitab Allah SWT?
4.         Apa fungsi beriman kepada kitab-kitab Allah SWT?
5.         Bagaimana perilaku yang mencerminkan tentang beriman kepada kitab-kitab Allah SWT?
6.         Apa saja konskuensi beriman kepada kitab-kitab Allah SWT?

C.      Tujuan
1.         Untuk mengetahuipengertian beriman kepada kitab-kitab Allah SWT
2.         Untuk mengetahui bukti/dalil kebenaran beriman kepada kitab Allah SWT
3.         Untuk mengetahuimacam-macam dan isi kitab-kitab Allah SWT
4.         Untuk mengetahui fungsi beriman kepada kitab-kitab Allah SWT
5.         Untuk mengetahuiperilaku yang mencerminkan tentang beriman kepada kitab-kitab Allah SWT
6.         Untuk mengetahuikonskuensi beriman kepada kitab-kitab Allah SWT
BAB II
PEMBAHASAN
A.      Pengertian Beriman Kepada Kitab-Kitab Allah SWT
Iman artinya percaya atau meyakini. Iman kepada kitab Allah berarti mempercayai dengan sepenuh hati bahwa Allah swt, telah menurunkan beberapa kiatb kepada para Rasul-Nya yang berfungsi sebagai pedoman dan penuntun bagi umat manusia dalam menjalani kehidupannya.
Beriman kepada kitab-kitab suci Allah merupakan rukun iman yang ketiga. Sebagai seorang mukmin kita wajib mengimani kitab-kitab Allah yang telah di turunkan kepada para utusan-Nya. Karena hal tersebut merupakan hal-hal yang mendasar dalam suatu akidah. Belum dikatakan dia seorang mukmin bila dia belum beriman kepada kitab-kitab-Nya.
Firman Allah swt:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا آمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي نَزَّلَ عَلَى رَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي أَنْزَلَ مِنْ قَبْلُ وَمَنْ يَكْفُرْ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا بَعِيدًا (136)
“Wahai orang-orang yang beriman. Tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya (Muhammad) dan kepada kitab (Al-Quran) yang diturunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa yang ingkar kepada Allah, Malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sungguh, orang itu telah tersesat sangat jauh.” (QS. An-Nisa’: 136).
Kitab berasal dari bahasa Arab yaitu kitab, artinya sesuatu yang ditulis. Kitab juga diartikan  sebagai perintah dan ketentuan yang tertulis. Segala perintah dan ketentuan yang Allah berikan kepada para Nabi dan Rasul disebut wahyu. Maka, dapat dikatakan setiap wahyu Allah swt. Yang berisi perintah dan ketentuan sebagai petunjuk hidup manusia kemudian tertulis dalam mushaf atau kitab adalah kitabulloh.
Tujuan dan maksud dari diturunkannya kitab-kitab tersebut adalah agar manusia beribadah kepada Allah swt.semata, tanpa menyekutukan-Nya dengan suatu apapun. Allah juga menghendaki agar kitab-kitab-Nya dijadikan sebagai the way of life bagi manusia untuk membimbing mereka dalam melakukan segala kebaikan, menghidupkan jiwa, menerangi jalan kehidupan mereka. Kitab-kitab itu berisi tentang peraturan,ketentuan, perintah, dan larangan dari sang pencipta.[1]
Beberapa cara beriman kepada kitab-kitab suci Allah adalah sebagai berikut:
1.         Beriman dan meyakini bahwa kitab-kitab suci tersebut diturunkan dari sisi Allah swt. Kitab suci bukan buatan para Nabi dan Rasul ataupun manusia.
2.         Beriman dan mempercayai nama-nama kitab suci yang kita ketahui, seperti Al-Quran yang diturunkan kepada Muhammad saw. Injil diturunkan kepada Nabi Isa a.s, Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa a.s, dan kitab Zabur yang diturunkan kepada Nabi Daud a.s. Dan beriman secara global kepada kitab-kitab  yang tidak ketahui.
3.         Meyakini kebenaran informasi yang terkandung di dalamnya dan mengamalkan kitab yang terakhir, dan menghapus kitab-kitab sebelumnya.
Bagi orang yang beriman kepada kitab-kitab Allah akan mempunyai sikap sebagai berikut:
1.         Manusia akan mengakui keterbatasannya, sehingga dalam menjalani kehidupannya mereka tidak sombong.
2.         Orang yang mengimani kitab-kitab Allah dapat belajar dari orang-orang yang hidup pada masa lampau, dengan hal tersebut kita tidak mengulang kesalahan orang-orang terdahulu dan mampu mengikuti kebaikan-kebaikan mereka.
Orang-orang yang mengamalkan isi kitab, terlihat dari sikap keseharian yaitu bersikap jujur, amanah, bersyukur, bertanggung jawab, disiplin, dan sebagainya. Sebagaimana diperintahkan Allah swt. Dalam kitab suci. Untuk itu, maka sebagai orang yang beriman harus senantiasa mengingat ayat Allah swt.[2]
B.       Bukti/Dalil Kebenaran Beriman Kepada Kitab Allah SWT
1.    Dalil-dalil berman kepada kitab Allah SWT secara umum
a.    Firman Allah SWT dalam surat al-Baqarah
قُولُوا آمَنَّا بِاللَّهِ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْنَا وَمَا أُنْزِلَ إِلَى إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالْأَسْبَاطِ وَمَا أُوتِيَ مُوسَى وَعِيسَى وَمَا أُوتِيَ النَّبِيُّونَ مِنْ رَبِّهِمْ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْهُمْ وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ
“Katakanlah (hai orang-orang mukmin): "Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma'il, Ishaq, Ya'qub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun diantara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya". (al-Baqarah: 136)
Segi istidlalnya adalah: Allah SWT memerintahkan orang-orang mukmin agar beriman kepada-Nya dan kepada apa yang telah dia turunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada mereka melalui nabi mereka, nabi Muhammad SAW yaitu Al-Qur’an dan agar beriman kepada apa yang telah diturunkan kepada para nabi SAW dari Tuhan mereka tanpa membeda-bedakan antara satu dengan yang lain, keran tunduk kepada Allah SWT serta membenarkan apa yang diberitakan oleh Allah SWT.[3]
b.      Firman Allah SWT dalam ayat lainnya
آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ
Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami taat." (Mereka berdoa): "Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali."(Al-Baqoroh: 285)
Ayat ini menjelaskan sifat iman Rasul SAW dan iman para mukminin serta apa yang diperintahkan keada mereka berupa iman kepada Allah SWT, para malaikat, Kitab-kitab dan para Rasul, tanpa membeda-bedakan. Sehingga kufur kepada sebagian berarti kufur kepada mereka semuanya.
c.       Firman Allah SWT dalam surat an-Nisa’
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا آمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي نَزَّلَ عَلَى رَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي أَنْزَلَ مِنْ قَبْلُ وَمَنْ يَكْفُرْ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا بَعِيدًا
"Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya."(An-Nisa’: 136)
Ayat ini menunujukkan wajibnya beriman kepada kitab-kitab Allah secara umum, dan khususnya kepada al-Qur’an yang bemurapakan kitab pedomannya kaum muslim. Juga menjelaskan tentang haramnya mendustakan dan tidak membenarkan semua yang ada didalamnya dan itu merupakan wahyu Allah dan kalamNya.[4]       
Segi istidlalnya adalah Allah SWt memerintahkan manusia agar beriman kepada-Nya, kepada Rasul-Nya, dan kepada kitab-kitab-Nya yang diturunkan kepada Rasulullah SAW yakni Al-Qur’an juga kepada kitab-kitab yang diturunkan sebelum al-Qur;an. Kemudian Allah SWT menyamakan kufur kepada malaikat, kitab-kitab, para rasul dan hari akhir dengan kufur kepada-Nya.
d.      Sabda Rasulullah SAW di dalam hadits Jibril AS tentang iman,
أنْتؤمِنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتٌبِهِ وَرَسُلِهِ وَاليَوْمِ الاَخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِهِ
“ Yaitu hendaklah engkau beriman kepada Allah, malaikatNya, kitab-kitabNya, para RasulNya, hari AkhirNya, dan beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk.” (HR. Al-Bukhori, I/19-20 dan Muslim, II/37).
2.    Wajib Beriman kepada kitab-kitab secara rinci.[5]
Kita wajib mengimani secara rinci kitab-kitab yang sudah disebutkan namanya oleh Allah SWT, yakni al-Qur’an dan kitab-kitab yang lain yaitu;
a.       Shuhuf Ibrahim dan Musa AS. Allah berfirman:
أَمْ لَمْ يُنَبَّأْ بِمَا فِي صُحُفِ مُوسَى (36) وَإِبْرَاهِيمَ الَّذِي وَفَّى (37)
"36( Ataukah belum diberitakan kepadanya apa yang ada dalam lembaran- lembaran Musa?. 37) Dan lembaran-lembaran Ibrahim yang selalu menyempurnakan janji?.” (An-Najm: 36-37)
إِنَّ هَذَا لَفِي الصُّحُفِ الْأُولَى (18) صُحُفِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَى (19)
18( Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu,19( (yaitu) Kitab-kitab Ibrahim dan Musa.” (Al-A’la: 18-19)
b.      Taurat, yaitu kitab yang diturunkan Allah SWT kepada nabi Musa AS. Allah SWT berfirman,
إِنَّا أَنْزَلْنَا التَّوْرَاةَ فِيهَا هُدًى وَنُورٌ يَحْكُمُ بِهَا النَّبِيُّونَ الَّذِينَ أَسْلَمُوا لِلَّذِينَ هَادُوا وَالرَّبَّانِيُّونَ وَالْأَحْبَارُ بِمَا اسْتُحْفِظُوا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ وَكَانُوا عَلَيْهِ شُهَدَاءَ فَلَا تَخْشَوُا النَّاسَ وَاخْشَوْنِ وَلَا تَشْتَرُوا بِآيَاتِي ثَمَنًا قَلِيلًا وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ
Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), yang dengan Kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang menyerah diri kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. Dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit. Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir.(Al-Maidah: 44)
اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ (2) نَزَّلَ عَلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ وَأَنْزَلَ التَّوْرَاةَ وَالْإِنْجِيلَ (3) مِنْ قَبْلُ هُدًى لِلنَّاسِ وَأَنْزَلَ الْفُرْقَانَ إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بِآيَاتِ اللَّهِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَاللَّهُ عَزِيزٌ ذُو انْتِقَامٍ (4)
“2) Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya[181]. 3) Dia menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil, 4) sebelum (Al Quran), menjadi petunjuk bagi manusia, dan Dia menurunkan Al Furqaan[182]. Sesungguhnya orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah akan memperoleh siksa yang berat; dan Allah Maha Perkasa lagi mempunyai balasan (siksa). (Al-Imran: 2-4)
[181]. Maksudnya: Allah mengatur langit dan bumi serta seisinya.
[182]. Al Furqaan ialah kitab yang membedakan antara yang benar dan yang salah.
c.       Zabur, yaitu kitab Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Dawud AS. Allah berfirman,
إِنَّا أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ كَمَا أَوْحَيْنَا إِلَى نُوحٍ وَالنَّبِيِّينَ مِنْ بَعْدِهِ وَأَوْحَيْنَا إِلَى إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالْأَسْبَاطِ وَعِيسَى وَأَيُّوبَ وَيُونُسَ وَهَارُونَ وَسُلَيْمَانَ وَآتَيْنَا دَاوُودَ زَبُورًا
Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami telah memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Isma'il, Ishak, Ya'qub dan anak cucunya, Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan Kami berikan Zabur kepada Daud.(An-Nisa’ 163)
d.      Injil, yaitu kitab Allah SWT yang diturunkan kepada nabi Isa As. Allah berfirman,
وَقَفَّيْنَا عَلَى آثَارِهِمْ بِعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ التَّوْرَاةِ وَآتَيْنَاهُ الْإِنْجِيلَ فِيهِ هُدًى وَنُورٌ وَمُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ التَّوْرَاةِ وَهُدًى وَمَوْعِظَةً لِلْمُتَّقِينَ
Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi nabi Bani Israil) dengan Isa putera Maryam, membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat. Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk dan dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa.(Al-Maidah: 46)
        Beriman kepada kitab-kitab yang telah Allah sebutkan di dalam Al-Qur’an adalah wajib. Yakni beriman bahwa masing-masing adalah kitab Allah SWT yang di dalamnya terdapat cahaya (nur) dan hidayah yang diturunkan kepada para Rasulallah SAW yang telah Allah sebutkan. Semuanya mengajak kepada pengesaan Allah SWT dalam ibadah sebagaimana al-Qur’an. Semua kitab itu sama dalam hal ushul sekalipun berlainan dalam syari’atnya.
Allah berfirman,
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ فَمِنْهُمْ مَنْ هَدَى اللَّهُ وَمِنْهُمْ مَنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلَالَةُ فَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ
Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghutitu", maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).(An-Nahl: 36)
وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ إِلَّا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُونِ
Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku." (Al-Anbiya’: 25)
C.      Macam-Macam dan Isi Kitab-Kitab Allah SWT
Kitab-kitab Allah yang diturunkan banyak jumlahnya, akan tetapi yang wajib kita Imani hanya ada empat, yaitu Taurat, Zabur, Injil, dan Al-Qur’an. Dalam keempat kitab tersebut terdapat persamaan dan saling melengkapi satu sama lain.
1.         Kitab Zabur
Kitab Zabur diwahyukan Allah kepada Nabi Dawud a.s. sekitar abad ke-10 sebelum Masehi di seluruh wilayah Darussalam (Israil). Kandungan kitab Zabur berisi tentang kumpulan pujian-pujian kepada Allah atas segala nikmat-Nya. Selain itu berisi tentang zikir, doa, nasihat, dan hikmah. Kitab Zabur merupakan petunjuk untuk kaum Nabi Daud a.s. Firman Allah swt:

وربك اعلم بمن فى السموت والارض ولقد فضلنا بعض النبين على بعض واتينا داود زبورا ( الاسرء: 55)
Artinya: “ Dan Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang di langit dan di bumi. Dan sungguh, kami telah memberikan kelebihan kepada sebagian nabi-nabi atas sebagian (yang lain), dan Kami berikan Zabur kepada Dawud.” (QS. Al-Isra’/17: 55)

2.         Kitab Taurat
Kitab Taurat adalah kitab yang diwahyukan Allah kepada Nabi Musa a.s.Taurat diturunka di bukit Tursina di daerah Mesir sekitar abad 12 sebelum Masehi yang menjadi pedoman hidup bagi kaum Bani Israil. Sebagaimana firman Allah swt:
واتينا موسى الكتب وجعلنه هدى لبني اسراء يل الا تتخذوا من دوني وكيلا ( الاسراء :2)
Artinya : “ Dan Kami berikan kepada Musa, kitab (Taurat) dan Kami jadikannya petunjuk bagi Bani Israil (dengan firman), “ Janganlah kamu mengambil pelindung selain Aku.” (QS. Al-Isra’/17: 2)
Pokok ajaran kitab Taurat berisi tentang akidah (Tauhid) dan hukum-hukum syar’I atau yang terkenal dengan sepuluh perintah Tuhan, yaitu berisi delapan larangan dan dua perintah, yaitu:
a)      Jangan ada padamu ilah (tuhan) lain di hadirat-Ku.
b)      Jangan membuat patung ukiran dan jangan pula menyembah patung karena Aku Tuhan Allahmu.
c)      Jangan kamu menyebut Tuhan Allah dengan sia-sia.
d)     Ingatlah kamu akan hari sabat, supaya kamu sucikan Dia.
e)      Berilah hormat kepada bapak ibumu.
f)       Jangan membunuh sesame manusia.
g)      Jangan berbuat zina.
h)      Jangan mencuri.
i)        Jangan menjadi saksi palsu.
j)        Jangan berkeinginan memiliki hak orang lain.

3.         Kitab Injil[6]
Kitab Injil diturunkan kepada Nabi Isa pada permulaan abad 1 M. KitabInjil diwahyukan di daerah Yerusalem. Kitab ini ditulis pada awalnya dengan menggunakan bahasa Suryani. Kitab ini menjadi pedoman bagi kaum Nabi Isa a.s., yakni kaum Nasrani.
Firman Allah Swt. :
Dia (Isa) berkata, “Sesungguhnya aku hamba Allah. Diamemberiku Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi.” (Q.S.Maryam/19: 30)
Kitab Injil berisi ajaran pokok yangsama dengan kitab-kitab sebelumnya.Namun, ada yang menghapus sebagianajaran Kitab Taurat yang sudah tidaksesuai dengan zaman itu. Secara umumKitab Injil berisi tentang:
1.      Perintah untuk kembali mengesakanAllah Swt.
2.      Membenarkan keberadaan KitabTaurat.
3.      Menghapus beberapa hukum dalamKitab Taurat yang tidak lagi sesuaidengan perkembangan zaman.
4.      Menjelaskan bahwa kelak akandatang kembali rasul setelah Nabi Isaa.s., yaitu Nabi Muhammad saw. (disamping ada di Kitab Injil, penjelasanini juga terdapat dalam Kitab Taurat).
Kitab Injil menjadi pedoman bagi para pengikut agama Nasrani agar melaksanakan hukum-hukum Allah Swt. yang dibawa oleh Nabi Isa a.s. Nabi Isa mengajarkan agar kaumnya taat kepada hukum-hukum Allah dan tidak terlena dengan gemerlap harta dan dunia. Perhatikan kisah yang menarik
berikut ini :
Kisah Nabi Isa dengan Temannya yang Serakah
Dikisahkan pada suatu hari Nabi Isa berjalan dengan seorang sahabatnya yang baru iakenal. Keduanya menelusuri tepi sungai dan membawa tiga potong roti. Roti itu dibagi untukNabi Isa sepotong, untuk sahabat barunya sepotong, sehingga masih tersisa satu potong roti.
Setelah makan roti itu Nabi Isa pergi ke sungai untuk minum. Sekembalinya dari sungai,Nabi Isa mendapati sepotong roti tadi tidak ada. Ketika beliau bertanya kepada sahabatnya,sang sahabat mengaku tidak tahu. Keduanya pun kembali melanjutkan perjalanan.
Sesampai di sebuah hutan, keduanya duduk untuk beristirahat. Nabi Isa mengambiltanah dan kerikil, kemudian beliau berkata, “Jadilah emas dengan izin Allah.” Tiba-tiba kerikilitu pun berubah menjadi emas. Kemudian Nabi Isa membagi emas tersebut menjadi tigabagian. “Untukku sepertiga, dan kamu sepertiga, sedang sepertiga ini akan kuberikan untukorang yang mengambil roti tadi.”
Spontan sahabat itu menjawab, “Akulah yang mengambil roti itu.” Nabi Isa kemudianberkata, “O ya, kalau begitu ambillah dua bagian ini untukmu.” Setelah itu keduanya punberpisah.
Sahabat itu merasa sangat gembira. Namun dalam perjalanan, dia dihadang oleh duaorang perampok yang ingin membunuhnya. Sahabat Nabi Isa menawarkan, untuk membagiemas yang dibawanya menjadi tiga asalkan ia tidak dibunuh. Kedua orang perampok itupunsetuju.
Lalu salah seorang perampok menyuruh rekannya pergi ke pasar untuk berbelanjamakanan. Ketika sampai di pasar, orang yang berbelanja itu berfikir untuk apa membagiemas itu menjadi tiga. Ia pun menaburkan racun ke dalam makanan agar temannya dan nabiIsa mati dan ia pun dapat memiliki seluruh emas tersebut.
Tinggallah sahabat Nabi Isa bersama seorang perampok di hutan itu. Namun perampokyang tinggal itu ternyata berpikiran sama seperti yang sedang pergi ke pasar. Ia bersekongkoldengan sahabat Nabi Isa tadi untuk membagi emas itu berdua saja dan membunuh rekannyayang berbelanja makanan jika ia datang.
Ketika orang yang berbelanja itu datang, ia pun langsung dibunuh, hartanya akan dibagidua. Karena merasa lapar keduanya pun menyantap makanan yang telah diberi racun ituhingga mereka berdua mati.
Ketika Nabi Isa berjalan melewati hutan tersebut, beliau menemukan emas di sampingtiga mayat yang terbujur kaku. Beliau kemudian berkata “Inilah contoh orang yang rakusterhadap harta dan dunia, maka berhati-hatilah kamu kepadanya.”[7]
5.         Kitab Al Qur'an[8]
Kitab al-Qur’ān (diturunkan pada Abad ke-7 M, kurun waktu tahun 611-632 M).
Kitab al-Qur’ān merupakan kitab yang diturunkan Allah kepada Nabi dan Rasul yang terakhir, yaitu Nabi Muhammad saw. Kitab Suci al-Qur’ān diturunkan Allah sebagai penyempurna dan membenarkan kitab-kitab sebelumnya.
Firman Allah Swt:
“Dia menurunkan Kitab (al-Qur’ān) kepadamu (Muhammad) yang mengandung kebenaran, membenarkan (kitab-kitab) sebelumnya, dan menurunkan Taurat dan Injil.” (Q.S. Ăli ‘Imrān/3 : 3)
Perhatikan kisah Nabi Muhammad saw. saat menerima wahyu yang pertama berikut ini:
Wahyu Pertama Nabi Muhammad SAW
Ketika Nabi Muhammad berada di Gua Hira, datanglah malaikat Jibril seraya berkata, “Bacalah!” Nabi Muhammad berkata, “Sungguh, aku tidak pandai membaca.” Malaikat itu memegang Nabi Muhammad dan mendekapnya sehingga beliau lemah. Kemudian dilepaskan, lalu Malaikat itu berkata lagi, “Bacalah!” Muhammad menjawab, “Sungguh aku tidak pandai membaca” Lalu Jibril mendekap beliau untuk yang kedua kalinya. Lalu dilepaskan kembali, “Bacalah!” Maka, Muhammad berkata, “Sungguh aku tidak pandai membaca.” Lalu malaikat itu memegang dan mendekap Muhammad untuk yang ketiga kalinya, kemudian ia melepaskannya. Jibril lalu membacakan wahyu yang pertama, Q.S. al-‘Alaq ayat 1-5.
Setelah wahyu pertama yang diturunkan di Gua Hira tersebut, turunlah wahyu-wahyu berikutnya sampai seluruhnya diturunkan oleh Allah Swt. Secara umum pokok-pokok ajaran yang terkandung dalam al-Qur’ān adalah :
a.         Aqidah (keyakinan), yaitu hal-hal yang berkaitan dengan keyakinan, seperti mengesakan Allah dan meyakini malaikat-malaikat Allah SWT
b.        Akhlak (budi pekerti), yaitu berkaitan dengan pembinaan akhlak mulia dan menghindari akhlak tercela.
c.         Ibadah, yakni yang berkaitan dengan tata cara beribadah seperti śalat, zakat, dan ibadah yang lainnya.
d.        Muamalah, yakni berkaitan dengan tata cara berhubungan kepada sesama manusia.
e.         Tarikh (sejarah), yaitu kisah orang-orang dan umat terdahulu.
D.      Fungsi Beriman Kepada Kitab-Kitab Allah SWT
Kitab-kitab suci yang diturunkan oleh Allah swt. ini, juga mempunyai berbagai fungsi dalam kehidupan umat manusia. adapun fungsi dari beriman kepada Kitab-Kitab Allah diantaranya:[9]
1.      Sebagai petunjuk serta pedoman hidup manusia
2.      Menambah kekuatan iman umat manusia
3.      Sebagai panduan umat manusia dalam beribadah di segala bidangnya
4.      Memberikan ketentraman hati umat manusia dari berbagai malapetaka
5.      Menolong umat manusia untuk meraih kebahagian hidup dunia dan akhirat.
Allah menurunkan kitab-kitab-Nya di dunia ini dengan cara diwahyukankepada Rasul-Nya. Tentunya hal ini dapat memberikan hikmah atau manfaatbagi kehidupan manusia dan makhluk Allah di alam semesta ini. Manusia yangmengaku beriman harus berusaha mengambil hikmah dari kitab-kitab Allah tanpa meragukannya. Adapun hikmah yang dapat diambil dari adanya kitab-kitab Allah sebagai berikut:[10]
1.         Memberikan petunjuk kepada manusia mana yang benar dan mana yang salah.
2.         Pedoman agar manusia tidak berselisih dalam menentukan kebenaran.
3.         Memberikan informasi sejarah kehidupan orang-orang terdahulu. Hal inibisa menjadi pelajaran hidup yang berharga bagi umat manusia saat ini.
4.         Manusia menjadi tahu betapa besarnya perhatian dan kasih sayang Allah kepada para hamba dan makhluk-Nya.
5.         Manusia yang beriman akan dapat mengetahui dan membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, karena di dalam kitab dijelaskan tentang perilaku yang baik dan buruk.
6.         Mensyukuri segala anugerah dan nikmat Allah, termasuk pemberian petunjuk yang benar melalui kitab-kitab-Nya.
7.         Hati manusia menjadi lebih tenteram dan menambah ilmu pengetahuan.
8.         Memiliki sikap toleransi yang tinggi karena kitab-kitab Allah memberikanpenjelasan tentang penanaman sikap toleransi, selalu menghormati, danmenghargai orang lain bahkan pemeluk agama lain.
9.         Meningkatkan kesabaran dalam menerima cobaan, ujian, dan musibah, serta selalu bersyukur atas nikmat dan anugerah yang diberikan oleh AllahSwt.
E.       Perilaku Yang Mencerminkan Tentang Beriman Kepada Kitab-Kitab Allah SWT
Beriman   kepada kitab suci mempunyai makna yang dalam sesuai dengan makna iman itu sendiri. Sehingga mengimani kitab Allah merupakan satu kesatuan dari pemahaman terhadap keimanan itu sendiri.
Beriman kepada kitab Allah memerlukan pengakuan yang tulus, yaitu atas dasar keyakinan bahwa Allah-lah sebagai satu-satunya sumber wahyu yang Mahabenar. Kitab suci merupakan bukti nyata kebenaran Islam atas agama lain, yang dapat dibuktikan melalui pendekatan apapun. Oleh karena itu, beriman kepada kitab Allah, khususnya kitab suci Al-Qur’an, memerlukan penerapan nyata dalam kehidupan sehari-hari yang merupakan cerminan kecintaan terhadap sumber pedoman dalam hidup seorang muslin.
Atas dasar itu, maka seorang mukmin dituntut untuk mencintai yang dicerminkan dalam kehidupan nyata. Di antara sikap-sikap yang menunjukkan kecintaan terhadap Al-Qur’an adalah sebagai berikut.
1.         Membaca Al-Qur’an secara rutin
Al-qur’an terdiri atas huruf dan kalimat yang membentuk kalam. Berbeda dengan bacaan lainnya, setiap muslim yang membaca Al-Quran dihitung sebagai ibadah kepada Allah. Setiap huruf dan kalimat mengandung makna yang dalam. Oleh karena itu, cara pertama untuk lebih memahami Al-Quran adalah dengan membacanya.
Bagi seluruh umat muslim wajib hukumnya mampu membaca Al-Quran, kita dapat membaca Al-Quran baik setiap sebelum belajar, setelah sholat, atau mengikuti pengajian rutin. Membaca Al-quran harus dengan tajwid dan makhraj yang benar.
2.         Memahaminya
Alquran merupakan sekumpulan wahyu-wahyu Allah yang di dalamnya mengandung hikmah dan ajaran yang baik. Oleh karena itu, setiap muslim setelah mampu membaca Al-Quran hendaknya memahami apa yang dibacanya. Dengan demikian, kita akan merasakan fungsi Al-Qur’an. Adapun fungsi memahami Al-Quran di antaranya:
a)        Menjadi petunjuk dan pedoman dalam kehidupan.
b)        Menjadi petunjuk yang membedakan yang benar dan yang bathil.
c)        Menjadi obat hati, penenang hati di kala hati resah.
d)       Menjadi isyarat dalam menggali ilmu pengetahuan.
Pemahaman terhadap Al-Quran tidak cukup hanya dengan membaca terjemah, tetapi harus diimbangi dengan membaca kitab-kitab tafsir para ulama atau ahli-ahli Al-Quran di manapun.
3.         Mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari
Al-Quran mengandung ajaran tauhid, syariah, dan akhlak. Ajaran-ajaran ini wajib dijalankan oleh setiap muslim, dan Al-Quran adalah sumber utamanya setelahnya adalah hadis Rasulullah. Oleh karena itu, setiap muslim wajib mengamalkan seluruh isi Al-Qur’an sepanjang yang ia mampu, dan tidak boleh memilih-milih.
Penerapannya bisa yang berupa perintah, seperti sholat, zakat, haji, infak, sedekah dan berbuat baik terhadap sesame muslim, bahkan ajaran lainnya yang mendorong terciptanya suatu pekerjaan yang diridhai Allah swt. Disamping itu, Al-Qur’an juga memuat larangan-larangan, di antaranya: larangan syirik, kafir, munafik, riddah, menipu, mencuri, merampok, berjudi, membunuh dan lain sebagainya. Baik perintah maupun larangan itu mengandung hikmah yang dalam bagi orang yang mengamalkan Al-Quran.[11]

F.       Konsekuensi Keimanan kepada Kitab-Kitab Allah
Konsekuensi beriman kepada kitab-kitab Allah SWT diantra lain:[12]
1.      Meyakini bahwa kitab-kitab itu benar diturunkan dari Allah.
2.      Meyakini bahwa kitab-kitab itu adalah firman Allah.
3.      Beriman dengan nama-nama kitab Allah, sesuai dengan namanya. Seperti Al-Qur`an Al-Karim yang diturunkan kepada Nabi , Taurat diturunkan kepada Musa , dan Injil kepada Isa .
4.      Membenarkan semua berita yang terkandung dalam kitab-kitab tersebut.


G.     
BAB III
PENUTUP
A.      KESIMPULAN
1.         Iman kepada kitab Allah berarti percaya dan yakin dengan sepenuh hati bahwa Allah telah menurunkan kitab-kitab-Nya kepada para Rasul- Nya untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia. Kitab-kitab itu merupakan pedoman hidup bagi manusia agar dapat meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat.
2.         Beriman kepada Kitab-kitab Allah yang telah diturunkan kepada para Rasul-Nya hukumnya wajib.
3.         Jika ditinjau dari segi masa turunnya, kitab yang diturunkan oleh Allah di dunia ada 4 kitab, yaitu Taurat, Zabur, Injil, dan al-Qur’ān.
4.         Kitab Taurat diturunkan Allah kepada Nabi Musa, kitab Zabur diturunkan Allah kepada Nabi Daud untuk kaum Yahudi, kitab Injil diturunkan kepada Nabi Isa hanya untuk kaum Nasrani. Kitab al-Qur’ān merupakan kitab yangditurunkan Allah kepada Nabi Muhammad untuk seluruh umat manusiadi dunia. Kitab Suci al-Qur’ān diturunkan Allah sebagai penyempurna dan membenarkan kitab-kitab sebelumnya.
5.         Keutamaan al-Qur’ān, yaitu: isi kandungannya lengkap karena mencakupsegala aspek kehidupan; isinya sesuai dengan perkembangan zaman; susunan bahasanya yang sangat indah; membaca dan mendengarkannya merupakan ibadah; memuliakan akal pikiran manusia; menjadi penawar penyakit; membenarkan keberadaan kitab-kitab Allah Swt. yang terdahulu dan menyempurnakan hukum-hukumnya; sebagai mukjizat Nabi Muhammad yang paling besar; tidak pernah mengalami perubahan karena terpelihara kemurniannya hingga akhir zaman; dan memadukan antara ilmu, iman, dan amal-perbuatan.
6.         Orang yang beriman kepada Kitab Allah akan senantiasa meyakini bahwaajaran Allah itu adalah untuk kebaikan dan kebahagiaan manusia di duniadan akhirat.
Daftar Pustaka
Al-Jazairi, Syaikh Abu Bakar. 2002. Akidah Mukmin. Jakarta: Pustaka Al-Kaustar.
Chaeroni, dkk. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, (Jakarta: Airlangga,2014) hlm. 57

Tim Ahli Ilmu Tauhid. 2010. Kitab Tauhid 2. Jakarta: Darul Haq.
Tim Studi dan Pengajar Pendidikan Agama Islam. 2014. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Wakhid, Abdul.Pengertian. Fugsi dan Hikmah Beriman Kepada Kitab Allah SWT.https://portal-ilmu.com/iman-kepada-kitab. diakses tgl 03/03/2018. pukul 20.08 wib



[1]Chaeroni, dkk. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, (Jakarta: Airlangga,2014) hlm. 57
[2]Chaeroni, dkk. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, hlm. 65
[3]Tim Ahli Ilmu Tauhid, Kitab Tauhid 2, (Jakarta: Darul Haq, 2010), hlm. 64-66
[4]Syaikh Abu Bakar Al-Jazairi, Akidah Mukmin, (Jakarta: Pustaka Al-Kaustar, 2002), hlm. 214
[5]Tim Ahli Ilmu Tauhid, Kitab Tauhid 2, hlm. 66-69
[6]Tim Studi dan Pengajar Pendidikan Agama Islam, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, (Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014), hlm. 10
[7]Sumber: www.republika.co.id
[8]Tim Studi dan Pengajar Pendidikan Agama Islam, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, hlm. 11-12
[9] Abdul Wakhid, Pengertian. Fugsi dan Hikmah Beriman Kepada Kitab Allah SWT,https://portal-ilmu.com/iman-kepada-kitab, diakses tgl 03/03/2018, pukul 20.08 wib
[10]Tim Studi dan Pengajar Pendidikan Agama Islam, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, hlm. 15-16
[11]Chaeroni, dkk.Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.hlm. 66
[12]Fatih, Beiman Kepada Segenap Kitab Allah,http://imuslimguide.com/id/faith/12, diakses tgl 11/03/2018 pukul 14.54 wib.

Komentar

  1. As stated by Stanford Medical, It's in fact the one and ONLY reason women in this country get to live 10 years longer and weigh an average of 19 KG less than we do.

    (And really, it is not related to genetics or some hard exercise and absolutely EVERYTHING about "HOW" they are eating.)

    P.S, I said "HOW", and not "WHAT"...

    TAP this link to uncover if this quick test can help you decipher your real weight loss possibility

    BalasHapus

Posting Komentar