BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Beriman kepada
kitab-kitab Allah SWT adalah salah satu rukun iman. Maksudnya yaitu membenarkandengan penuh
keyakinan bahwa Allah
SWT mempunyai
kitab-kitab yang diturunkan kepada hamba-hambaNya dengan kebenaran yang nyata dan pentujuk yang jelas. Dan terbukti bahwasanya ia adalah kalam Allah SWT
yang sudah terfirmankan
dengan sebenarnya, seperti apa yang Dia kehendaki dan menurut
apa yang Allah ingini.
Iman kepada Allah adalah wajib, secara ijmal (global) dalam hal
yang diijmalkan dan secara tafshil (rinci) dalam hal yang dirincikan.
Makna iman kepada kitab-kitab Allah SWT yang merupakan dari bagian
akidah seorang mukmin dengan
membenarkan bahwa sungguh-sungguh apa yang telah dipilih Allah dari RasulNya. Kemudian dikumpulkan
dan diturunkan sehingga menjadi lembaran-lembaran yang suci dan kitab-kitab yang lurus.
Kitab adalah sesuatu yang mengandung pembicaraaan memberikan faedah dan
mempunyai banyak tujuan. Dan kitab-kitab Allah yang wajib diimani adalah shuhuf
(lembaran-lembaran) yang memuat kalam-kalam Allah yang diwahyukan kepada
rasul-rasulNya kemudian menjadfi kitab-kitab atau lembaran-lembaran yang tidak
dikumpulkan dan tidak dijadikan kitab khusus. Lembaran-lembaran itu antara lain
shuhuf Ibrahim AS dan lembaran Musa. Adapun kitab-kitab itu adalah kitab
Taurat, Zabur, Injil dan Al-Qur’an yang akan dibahas di dalam materi makalah
ini.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian
beriman kepada kitab-kitab Allah SWT?
2.
Apa bukti/dalil
kebenaran beriman kepada kitab Allah SWT?
3.
Apa saja macam-macam dan isi kitab-kitab Allah SWT?
4.
Apa fungsi beriman kepada kitab-kitab Allah SWT?
5.
Bagaimana perilaku yang mencerminkan tentang beriman
kepada kitab-kitab Allah SWT?
6.
Apa saja konskuensi beriman kepada kitab-kitab Allah
SWT?
C.
Tujuan
1.
Untuk mengetahuipengertian
beriman kepada kitab-kitab Allah SWT
2.
Untuk mengetahui bukti/dalil kebenaran beriman kepada kitab Allah SWT
3.
Untuk mengetahuimacam-macam dan isi kitab-kitab Allah SWT
4.
Untuk mengetahui fungsi beriman kepada kitab-kitab Allah SWT
5.
Untuk mengetahuiperilaku yang mencerminkan tentang beriman kepada
kitab-kitab Allah SWT
6.
Untuk mengetahuikonskuensi beriman kepada kitab-kitab Allah SWT
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Beriman Kepada Kitab-Kitab Allah SWT
Iman
artinya percaya atau meyakini. Iman kepada kitab Allah berarti mempercayai
dengan sepenuh hati bahwa Allah swt, telah menurunkan beberapa kiatb kepada
para Rasul-Nya yang berfungsi sebagai pedoman dan penuntun bagi umat manusia
dalam menjalani kehidupannya.
Beriman
kepada kitab-kitab suci Allah merupakan rukun iman yang ketiga. Sebagai seorang
mukmin kita wajib mengimani kitab-kitab Allah yang telah di turunkan kepada
para utusan-Nya. Karena hal tersebut merupakan hal-hal yang mendasar dalam
suatu akidah. Belum dikatakan dia seorang mukmin bila dia belum beriman kepada
kitab-kitab-Nya.
Firman
Allah swt:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا آمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ
وَالْكِتَابِ الَّذِي نَزَّلَ عَلَى رَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي أَنْزَلَ مِنْ
قَبْلُ وَمَنْ يَكْفُرْ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ
وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا بَعِيدًا (136)
“Wahai orang-orang yang beriman. Tetaplah beriman
kepada Allah dan Rasul-Nya (Muhammad) dan kepada kitab (Al-Quran) yang
diturunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya.
Barangsiapa yang ingkar kepada Allah, Malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya,
rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sungguh, orang itu telah tersesat
sangat jauh.”
(QS. An-Nisa’: 136).
Kitab berasal dari bahasa
Arab yaitu kitab, artinya sesuatu yang ditulis. Kitab juga diartikan sebagai perintah dan ketentuan yang tertulis.
Segala perintah dan ketentuan yang Allah berikan kepada para Nabi dan Rasul
disebut wahyu. Maka, dapat dikatakan setiap wahyu Allah swt. Yang berisi
perintah dan ketentuan sebagai petunjuk hidup manusia kemudian tertulis dalam
mushaf atau kitab adalah kitabulloh.
Tujuan dan maksud dari
diturunkannya kitab-kitab tersebut adalah agar manusia beribadah kepada Allah
swt.semata, tanpa menyekutukan-Nya dengan suatu apapun. Allah juga menghendaki
agar kitab-kitab-Nya dijadikan sebagai the way of life bagi manusia untuk membimbing
mereka dalam melakukan segala kebaikan, menghidupkan jiwa, menerangi jalan
kehidupan mereka. Kitab-kitab itu berisi tentang peraturan,ketentuan, perintah,
dan larangan dari sang pencipta.[1]
Beberapa cara beriman kepada kitab-kitab suci Allah adalah sebagai
berikut:
1.
Beriman dan meyakini bahwa
kitab-kitab suci tersebut diturunkan dari sisi Allah swt. Kitab suci bukan
buatan para Nabi dan Rasul ataupun manusia.
2.
Beriman dan mempercayai nama-nama
kitab suci yang kita ketahui, seperti Al-Quran yang diturunkan kepada Muhammad
saw. Injil diturunkan kepada Nabi Isa a.s, Taurat yang diturunkan kepada Nabi
Musa a.s, dan kitab Zabur yang diturunkan kepada Nabi Daud a.s. Dan beriman
secara global kepada kitab-kitab yang tidak
ketahui.
3.
Meyakini kebenaran informasi yang
terkandung di dalamnya dan mengamalkan kitab yang terakhir, dan menghapus
kitab-kitab sebelumnya.
Bagi orang yang beriman kepada kitab-kitab Allah akan
mempunyai sikap sebagai berikut:
1.
Manusia akan mengakui
keterbatasannya, sehingga dalam menjalani kehidupannya mereka tidak sombong.
2.
Orang yang mengimani kitab-kitab
Allah dapat belajar dari orang-orang yang hidup pada masa lampau, dengan hal
tersebut kita tidak mengulang kesalahan orang-orang terdahulu dan mampu
mengikuti kebaikan-kebaikan mereka.
Orang-orang yang mengamalkan isi kitab, terlihat dari sikap
keseharian yaitu bersikap jujur, amanah, bersyukur, bertanggung jawab,
disiplin, dan sebagainya. Sebagaimana diperintahkan Allah swt. Dalam kitab
suci. Untuk itu, maka sebagai orang yang beriman harus senantiasa mengingat
ayat Allah swt.[2]
B. Bukti/Dalil
Kebenaran Beriman Kepada Kitab Allah SWT
1.
Dalil-dalil berman kepada kitab Allah
SWT secara umum
a.
Firman Allah SWT dalam surat al-Baqarah
قُولُوا آمَنَّا بِاللَّهِ
وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْنَا وَمَا أُنْزِلَ إِلَى إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ
وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالْأَسْبَاطِ وَمَا أُوتِيَ مُوسَى وَعِيسَى وَمَا
أُوتِيَ النَّبِيُّونَ مِنْ رَبِّهِمْ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْهُمْ وَنَحْنُ
لَهُ مُسْلِمُونَ
“Katakanlah
(hai orang-orang mukmin): "Kami beriman kepada Allah dan apa yang
diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma'il, Ishaq,
Ya'qub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang
diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun
diantara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya". (al-Baqarah: 136)
Segi
istidlalnya adalah: Allah SWT memerintahkan orang-orang mukmin agar
beriman kepada-Nya dan kepada apa yang telah dia turunkan kepada kami, dan apa
yang diturunkan kepada mereka melalui nabi mereka, nabi Muhammad SAW yaitu
Al-Qur’an dan agar beriman kepada apa yang telah diturunkan kepada para nabi
SAW dari Tuhan mereka tanpa membeda-bedakan antara satu dengan yang lain, keran
tunduk kepada Allah SWT serta membenarkan apa yang diberitakan oleh Allah SWT.[3]
b.
Firman Allah SWT dalam ayat lainnya
آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا
أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ
وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ
وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ
“Rasul telah beriman kepada
Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang
yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): "Kami tidak
membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari
rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami
taat." (Mereka berdoa): "Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada
Engkaulah tempat kembali."(Al-Baqoroh: 285)
Ayat ini menjelaskan sifat iman Rasul SAW dan iman para
mukminin serta apa yang diperintahkan keada mereka berupa iman kepada Allah
SWT, para malaikat, Kitab-kitab dan para Rasul, tanpa membeda-bedakan. Sehingga
kufur kepada sebagian berarti kufur kepada mereka semuanya.
c.
Firman Allah SWT dalam surat an-Nisa’
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا آمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي نَزَّلَ عَلَى
رَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي أَنْزَلَ مِنْ قَبْلُ وَمَنْ يَكْفُرْ بِاللَّهِ
وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَقَدْ ضَلَّ
ضَلَالًا بَعِيدًا
"Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan
Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab
yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah,
malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian,
maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya."(An-Nisa’: 136)
Ayat ini menunujukkan wajibnya beriman kepada kitab-kitab
Allah secara umum, dan khususnya kepada al-Qur’an yang bemurapakan kitab
pedomannya kaum muslim. Juga menjelaskan tentang haramnya mendustakan dan tidak
membenarkan semua yang ada didalamnya dan itu merupakan wahyu Allah dan
kalamNya.[4]
Segi istidlalnya adalah Allah SWt memerintahkan
manusia agar beriman kepada-Nya, kepada Rasul-Nya, dan kepada kitab-kitab-Nya
yang diturunkan kepada Rasulullah SAW yakni Al-Qur’an juga kepada kitab-kitab
yang diturunkan sebelum al-Qur;an. Kemudian Allah SWT menyamakan kufur kepada malaikat,
kitab-kitab, para rasul dan hari akhir dengan kufur kepada-Nya.
d.
Sabda Rasulullah SAW di dalam hadits
Jibril AS tentang iman,
أنْتؤمِنَ بِاللهِ
وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتٌبِهِ وَرَسُلِهِ وَاليَوْمِ الاَخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالقَدَرِ
خَيْرِهِ وَشَرِهِ
“ Yaitu hendaklah engkau beriman
kepada Allah, malaikatNya, kitab-kitabNya, para RasulNya, hari AkhirNya, dan
beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk.” (HR. Al-Bukhori,
I/19-20 dan Muslim, II/37).
2.
Wajib Beriman kepada kitab-kitab secara
rinci.[5]
Kita
wajib mengimani secara rinci kitab-kitab yang sudah disebutkan namanya oleh Allah SWT, yakni al-Qur’an
dan kitab-kitab yang lain yaitu;
a.
Shuhuf Ibrahim dan Musa AS. Allah berfirman:
أَمْ لَمْ يُنَبَّأْ بِمَا
فِي صُحُفِ مُوسَى (36) وَإِبْرَاهِيمَ الَّذِي وَفَّى (37)
"36( Ataukah belum diberitakan kepadanya apa yang ada dalam
lembaran- lembaran Musa?. 37) Dan lembaran-lembaran Ibrahim yang
selalu menyempurnakan janji?.” (An-Najm: 36-37)
إِنَّ هَذَا لَفِي الصُّحُفِ
الْأُولَى (18) صُحُفِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَى (19)
“18( Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam kitab-kitab yang
dahulu,19( (yaitu) Kitab-kitab Ibrahim dan Musa.” (Al-A’la: 18-19)
b.
Taurat, yaitu kitab yang diturunkan
Allah SWT kepada nabi Musa AS. Allah SWT berfirman,
إِنَّا أَنْزَلْنَا
التَّوْرَاةَ فِيهَا هُدًى وَنُورٌ يَحْكُمُ بِهَا النَّبِيُّونَ الَّذِينَ
أَسْلَمُوا لِلَّذِينَ هَادُوا وَالرَّبَّانِيُّونَ وَالْأَحْبَارُ بِمَا
اسْتُحْفِظُوا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ وَكَانُوا عَلَيْهِ شُهَدَاءَ فَلَا تَخْشَوُا
النَّاسَ وَاخْشَوْنِ وَلَا تَشْتَرُوا بِآيَاتِي ثَمَنًا قَلِيلًا وَمَنْ لَمْ
يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ
“Sesungguhnya Kami telah
menurunkan Kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi),
yang dengan Kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang
menyerah diri kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta
mereka, disebabkan mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan mereka
menjadi saksi terhadapnya. Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia,
(tetapi) takutlah kepada-Ku. Dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan
harga yang sedikit. Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang
diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir.”(Al-Maidah: 44)
اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا
هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ (2) نَزَّلَ عَلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا
لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ وَأَنْزَلَ التَّوْرَاةَ وَالْإِنْجِيلَ (3) مِنْ قَبْلُ
هُدًى لِلنَّاسِ وَأَنْزَلَ الْفُرْقَانَ إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بِآيَاتِ
اللَّهِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَاللَّهُ عَزِيزٌ ذُو انْتِقَامٍ (4)
“2) Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak
disembah) melainkan Dia. Yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus
makhluk-Nya[181]. 3) Dia menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepadamu
dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan
menurunkan Taurat dan Injil, 4) sebelum (Al Quran), menjadi petunjuk bagi
manusia, dan Dia menurunkan Al Furqaan[182]. Sesungguhnya orang-orang
yang kafir terhadap ayat-ayat Allah akan memperoleh siksa yang berat; dan Allah
Maha Perkasa lagi mempunyai balasan (siksa). (Al-Imran: 2-4)
[181].
Maksudnya: Allah mengatur langit dan bumi serta seisinya.
[182]. Al
Furqaan ialah kitab yang membedakan antara yang benar dan yang salah.
c.
Zabur, yaitu kitab Allah SWT yang
diturunkan kepada Nabi Dawud AS. Allah berfirman,
إِنَّا أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ
كَمَا أَوْحَيْنَا إِلَى نُوحٍ وَالنَّبِيِّينَ مِنْ بَعْدِهِ وَأَوْحَيْنَا إِلَى
إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالْأَسْبَاطِ وَعِيسَى
وَأَيُّوبَ وَيُونُسَ وَهَارُونَ وَسُلَيْمَانَ وَآتَيْنَا دَاوُودَ زَبُورًا
“Sesungguhnya Kami telah
memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh
dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami telah memberikan wahyu (pula) kepada
Ibrahim, Isma'il, Ishak, Ya'qub dan anak cucunya, Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan
Sulaiman. Dan Kami berikan Zabur kepada Daud.”(An-Nisa’ 163)
d.
Injil, yaitu kitab Allah SWT yang
diturunkan kepada nabi Isa As. Allah berfirman,
وَقَفَّيْنَا عَلَى
آثَارِهِمْ بِعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ
التَّوْرَاةِ وَآتَيْنَاهُ الْإِنْجِيلَ فِيهِ هُدًى وَنُورٌ وَمُصَدِّقًا لِمَا
بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ التَّوْرَاةِ وَهُدًى وَمَوْعِظَةً لِلْمُتَّقِينَ
“Dan Kami iringkan jejak
mereka (nabi nabi Bani Israil) dengan Isa putera Maryam, membenarkan Kitab yang
sebelumnya, yaitu: Taurat. Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil
sedang didalamnya (ada) petunjuk dan dan cahaya (yang menerangi), dan
membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk
serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa.” (Al-Maidah: 46)
Beriman kepada kitab-kitab yang telah
Allah sebutkan di dalam Al-Qur’an adalah wajib. Yakni beriman bahwa
masing-masing adalah kitab Allah SWT yang di dalamnya terdapat cahaya (nur) dan
hidayah yang diturunkan kepada para Rasulallah SAW yang telah Allah sebutkan.
Semuanya mengajak kepada pengesaan Allah SWT dalam ibadah sebagaimana
al-Qur’an. Semua kitab itu sama dalam hal ushul sekalipun berlainan
dalam syari’atnya.
Allah berfirman,
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي
كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ
فَمِنْهُمْ مَنْ هَدَى اللَّهُ وَمِنْهُمْ مَنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلَالَةُ
فَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ
“Dan sungguhnya Kami telah
mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah
(saja), dan jauhilah Thaghutitu", maka di antara umat itu ada orang-orang
yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang
telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan
perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).” (An-Nahl: 36)
وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ
قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ إِلَّا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا
فَاعْبُدُونِ
“Dan Kami tidak mengutus seorang
rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak
ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan
Aku." (Al-Anbiya’:
25)
C. Macam-Macam dan Isi
Kitab-Kitab Allah SWT
Kitab-kitab Allah yang diturunkan banyak
jumlahnya, akan tetapi yang wajib kita Imani hanya ada empat, yaitu Taurat,
Zabur, Injil, dan Al-Qur’an. Dalam
keempat kitab tersebut terdapat persamaan dan saling melengkapi satu sama lain.
1.
Kitab Zabur
Kitab Zabur diwahyukan
Allah kepada Nabi Dawud a.s. sekitar abad ke-10 sebelum Masehi di seluruh
wilayah Darussalam (Israil). Kandungan kitab Zabur
berisi tentang kumpulan pujian-pujian kepada Allah atas segala nikmat-Nya.
Selain itu berisi tentang zikir, doa, nasihat, dan hikmah. Kitab Zabur
merupakan petunjuk untuk kaum Nabi Daud a.s. Firman Allah swt:
وربك اعلم بمن فى السموت والارض ولقد فضلنا بعض النبين على بعض
واتينا داود زبورا ( الاسرء: 55)
Artinya: “ Dan Tuhanmu lebih mengetahui
siapa yang di langit dan di bumi. Dan sungguh, kami telah memberikan kelebihan
kepada sebagian nabi-nabi atas sebagian (yang lain), dan Kami berikan Zabur
kepada Dawud.” (QS. Al-Isra’/17: 55)
2.
Kitab Taurat
Kitab Taurat adalah kitab yang diwahyukan
Allah kepada Nabi Musa a.s.Taurat diturunka di bukit Tursina di daerah Mesir
sekitar abad 12 sebelum Masehi yang menjadi pedoman hidup bagi kaum Bani
Israil. Sebagaimana firman
Allah swt:
واتينا موسى
الكتب وجعلنه هدى لبني اسراء يل الا تتخذوا من دوني وكيلا ( الاسراء :2)
Artinya : “
Dan Kami berikan kepada Musa, kitab (Taurat) dan Kami jadikannya petunjuk bagi
Bani Israil (dengan firman), “ Janganlah kamu mengambil pelindung selain Aku.”
(QS. Al-Isra’/17: 2)
Pokok ajaran kitab Taurat berisi tentang
akidah (Tauhid) dan hukum-hukum syar’I atau yang terkenal dengan sepuluh
perintah Tuhan, yaitu berisi delapan larangan dan dua perintah, yaitu:
a)
Jangan ada padamu ilah (tuhan) lain di hadirat-Ku.
b)
Jangan membuat patung ukiran dan jangan pula menyembah patung karena Aku
Tuhan Allahmu.
c)
Jangan kamu menyebut Tuhan Allah dengan sia-sia.
d)
Ingatlah kamu akan hari sabat, supaya kamu sucikan Dia.
e)
Berilah hormat kepada bapak ibumu.
f)
Jangan membunuh sesame manusia.
g)
Jangan berbuat zina.
h)
Jangan mencuri.
i)
Jangan menjadi saksi palsu.
j)
Jangan berkeinginan memiliki hak orang lain.
3.
Kitab Injil[6]
Kitab Injil diturunkan kepada Nabi Isa pada permulaan
abad 1 M. KitabInjil diwahyukan di daerah Yerusalem. Kitab ini ditulis pada
awalnya dengan menggunakan bahasa Suryani. Kitab ini menjadi pedoman bagi kaum
Nabi Isa a.s., yakni kaum Nasrani.
Firman Allah Swt. :
“Dia (Isa)
berkata, “Sesungguhnya aku hamba Allah. Diamemberiku Kitab (Injil) dan Dia
menjadikan aku
seorang nabi.” (Q.S.Maryam/19: 30)
Kitab
Injil
berisi ajaran pokok yangsama dengan kitab-kitab sebelumnya.Namun,
ada yang menghapus sebagianajaran Kitab Taurat yang
sudah tidaksesuai dengan zaman itu. Secara umumKitab Injil berisi
tentang:
1. Perintah untuk kembali mengesakanAllah Swt.
2. Membenarkan keberadaan KitabTaurat.
3. Menghapus beberapa hukum dalamKitab Taurat yang
tidak lagi sesuaidengan perkembangan zaman.
4. Menjelaskan bahwa kelak akandatang kembali rasul setelah Nabi
Isaa.s., yaitu Nabi Muhammad saw. (disamping ada di Kitab Injil,
penjelasanini juga terdapat dalam Kitab Taurat).
Kitab
Injil menjadi
pedoman bagi para pengikut agama Nasrani agar melaksanakan hukum-hukum Allah
Swt. yang dibawa oleh Nabi Isa a.s. Nabi Isa mengajarkan agar kaumnya taat
kepada hukum-hukum Allah dan tidak terlena dengan gemerlap harta dan dunia.
Perhatikan kisah yang menarik
berikut ini :
Kisah Nabi Isa dengan Temannya yang Serakah
Dikisahkan pada suatu hari Nabi Isa
berjalan dengan seorang sahabatnya yang baru iakenal. Keduanya menelusuri tepi
sungai dan membawa tiga potong roti. Roti itu dibagi untukNabi Isa sepotong,
untuk sahabat barunya sepotong, sehingga masih tersisa satu potong roti.
Setelah makan roti itu Nabi Isa pergi ke
sungai untuk minum. Sekembalinya dari sungai,Nabi Isa mendapati sepotong roti
tadi tidak ada. Ketika beliau bertanya kepada sahabatnya,sang sahabat mengaku
tidak tahu. Keduanya pun kembali melanjutkan perjalanan.
Sesampai di sebuah hutan, keduanya duduk
untuk beristirahat. Nabi Isa mengambiltanah dan kerikil, kemudian beliau
berkata, “Jadilah emas dengan izin Allah.” Tiba-tiba kerikilitu pun berubah
menjadi emas. Kemudian Nabi Isa membagi emas tersebut menjadi tigabagian.
“Untukku sepertiga, dan kamu sepertiga, sedang sepertiga ini akan kuberikan
untukorang yang mengambil roti tadi.”
Spontan sahabat itu menjawab, “Akulah yang
mengambil roti itu.” Nabi Isa kemudianberkata, “O ya, kalau begitu ambillah dua
bagian ini untukmu.” Setelah itu keduanya punberpisah.
Sahabat itu merasa sangat gembira. Namun
dalam perjalanan, dia dihadang oleh duaorang perampok yang ingin membunuhnya.
Sahabat Nabi Isa menawarkan, untuk membagiemas yang dibawanya menjadi tiga
asalkan ia tidak dibunuh. Kedua orang perampok itupunsetuju.
Lalu salah seorang perampok menyuruh
rekannya pergi ke pasar untuk berbelanjamakanan. Ketika sampai di pasar, orang
yang berbelanja itu berfikir untuk apa membagiemas itu menjadi tiga. Ia pun
menaburkan racun ke dalam makanan agar temannya dan nabiIsa mati dan ia pun
dapat memiliki seluruh emas tersebut.
Tinggallah sahabat Nabi Isa bersama seorang
perampok di hutan itu. Namun perampokyang tinggal itu ternyata berpikiran sama
seperti yang sedang pergi ke pasar. Ia bersekongkoldengan sahabat Nabi Isa tadi
untuk membagi emas itu berdua saja dan membunuh rekannyayang berbelanja makanan
jika ia datang.
Ketika orang yang berbelanja itu datang, ia
pun langsung dibunuh, hartanya akan dibagidua. Karena merasa lapar keduanya pun
menyantap makanan yang telah diberi racun ituhingga mereka berdua mati.
Ketika Nabi Isa berjalan melewati hutan
tersebut, beliau menemukan emas di sampingtiga mayat yang terbujur kaku. Beliau
kemudian berkata “Inilah contoh orang yang rakusterhadap harta dan dunia, maka
berhati-hatilah kamu kepadanya.”[7]
5.
Kitab Al Qur'an[8]
Kitab al-Qur’ān (diturunkan pada Abad ke-7
M, kurun waktu tahun 611-632 M).
Kitab al-Qur’ān merupakan kitab yang
diturunkan Allah kepada Nabi dan Rasul yang terakhir, yaitu Nabi Muhammad saw.
Kitab Suci al-Qur’ān
diturunkan
Allah sebagai penyempurna dan membenarkan kitab-kitab sebelumnya.
Firman Allah Swt:
“Dia menurunkan Kitab
(al-Qur’ān) kepadamu (Muhammad) yang mengandung kebenaran, membenarkan
(kitab-kitab) sebelumnya, dan menurunkan Taurat dan Injil.” (Q.S. Ăli ‘Imrān/3
: 3)
Perhatikan
kisah Nabi Muhammad saw. saat menerima wahyu yang pertama berikut ini:
Wahyu
Pertama Nabi Muhammad SAW
Ketika
Nabi Muhammad berada di Gua Hira, datanglah malaikat Jibril seraya berkata,
“Bacalah!” Nabi Muhammad berkata, “Sungguh, aku tidak pandai membaca.” Malaikat
itu memegang Nabi Muhammad dan mendekapnya sehingga beliau lemah. Kemudian
dilepaskan, lalu Malaikat itu berkata lagi, “Bacalah!” Muhammad menjawab,
“Sungguh aku tidak pandai membaca” Lalu Jibril mendekap beliau untuk yang kedua
kalinya. Lalu dilepaskan kembali, “Bacalah!” Maka, Muhammad berkata, “Sungguh
aku tidak pandai membaca.” Lalu malaikat itu memegang dan mendekap Muhammad
untuk yang ketiga kalinya, kemudian ia melepaskannya. Jibril lalu membacakan
wahyu yang pertama, Q.S. al-‘Alaq ayat 1-5.
Setelah
wahyu pertama yang diturunkan di Gua Hira tersebut, turunlah wahyu-wahyu
berikutnya sampai seluruhnya diturunkan oleh Allah Swt. Secara umum pokok-pokok
ajaran yang terkandung dalam al-Qur’ān adalah :
a.
Aqidah (keyakinan), yaitu hal-hal yang
berkaitan dengan keyakinan, seperti mengesakan Allah dan meyakini
malaikat-malaikat Allah SWT
b.
Akhlak (budi pekerti), yaitu berkaitan
dengan pembinaan akhlak mulia dan menghindari akhlak tercela.
c.
Ibadah, yakni yang berkaitan dengan
tata cara beribadah seperti śalat, zakat, dan ibadah yang lainnya.
d.
Muamalah, yakni berkaitan dengan
tata cara berhubungan kepada sesama manusia.
e.
Tarikh (sejarah), yaitu kisah
orang-orang dan umat terdahulu.
D. Fungsi Beriman
Kepada Kitab-Kitab Allah SWT
Kitab-kitab suci yang diturunkan oleh Allah
swt. ini, juga mempunyai berbagai fungsi dalam kehidupan umat manusia. adapun
fungsi dari beriman kepada Kitab-Kitab Allah diantaranya:[9]
1. Sebagai petunjuk serta pedoman hidup manusia
2. Menambah kekuatan iman umat manusia
3. Sebagai panduan umat manusia dalam beribadah di segala bidangnya
4. Memberikan ketentraman hati umat manusia dari berbagai
malapetaka
5. Menolong umat manusia untuk meraih kebahagian hidup dunia dan
akhirat.
Allah menurunkan kitab-kitab-Nya di dunia
ini dengan cara diwahyukankepada Rasul-Nya. Tentunya hal ini dapat memberikan
hikmah atau manfaatbagi kehidupan manusia dan makhluk Allah di alam semesta
ini. Manusia yangmengaku beriman harus berusaha mengambil hikmah dari
kitab-kitab Allah tanpa meragukannya. Adapun hikmah yang dapat diambil dari
adanya kitab-kitab Allah sebagai berikut:[10]
1.
Memberikan petunjuk kepada manusia
mana yang benar dan mana yang salah.
2.
Pedoman agar manusia tidak
berselisih dalam menentukan kebenaran.
3.
Memberikan informasi sejarah
kehidupan orang-orang terdahulu. Hal inibisa menjadi pelajaran hidup yang
berharga bagi umat manusia saat ini.
4.
Manusia menjadi tahu betapa besarnya
perhatian dan kasih sayang Allah kepada para hamba dan makhluk-Nya.
5.
Manusia yang beriman akan dapat
mengetahui dan membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, karena di dalam
kitab dijelaskan tentang perilaku yang baik dan buruk.
6.
Mensyukuri segala anugerah dan
nikmat Allah, termasuk pemberian petunjuk yang benar melalui kitab-kitab-Nya.
7.
Hati manusia menjadi lebih tenteram
dan menambah ilmu pengetahuan.
8.
Memiliki sikap toleransi yang
tinggi karena kitab-kitab Allah memberikanpenjelasan tentang penanaman sikap
toleransi, selalu menghormati, danmenghargai orang lain bahkan pemeluk agama
lain.
9.
Meningkatkan kesabaran dalam menerima
cobaan, ujian, dan musibah, serta selalu bersyukur atas nikmat dan anugerah
yang diberikan oleh AllahSwt.
E. Perilaku Yang Mencerminkan Tentang Beriman Kepada Kitab-Kitab Allah SWT
Beriman
kepada kitab suci mempunyai makna yang dalam sesuai dengan makna iman
itu sendiri. Sehingga mengimani kitab Allah merupakan satu kesatuan dari
pemahaman terhadap keimanan itu sendiri.
Beriman kepada kitab Allah memerlukan
pengakuan yang tulus, yaitu atas dasar keyakinan bahwa Allah-lah sebagai
satu-satunya sumber wahyu yang Mahabenar. Kitab suci merupakan bukti nyata
kebenaran Islam atas agama lain, yang dapat dibuktikan melalui pendekatan apapun.
Oleh karena itu, beriman kepada kitab Allah, khususnya kitab suci Al-Qur’an,
memerlukan penerapan nyata dalam kehidupan sehari-hari yang merupakan cerminan
kecintaan terhadap sumber pedoman dalam hidup seorang muslin.
Atas dasar itu, maka seorang mukmin dituntut
untuk mencintai yang dicerminkan dalam kehidupan nyata. Di antara sikap-sikap
yang menunjukkan kecintaan terhadap Al-Qur’an adalah sebagai berikut.
1.
Membaca Al-Qur’an secara rutin
Al-qur’an terdiri atas huruf dan kalimat yang membentuk
kalam. Berbeda dengan bacaan lainnya, setiap muslim yang membaca Al-Quran
dihitung sebagai ibadah kepada Allah. Setiap huruf dan kalimat mengandung makna
yang dalam. Oleh karena itu, cara pertama untuk lebih memahami Al-Quran adalah
dengan membacanya.
Bagi seluruh umat muslim wajib hukumnya mampu membaca
Al-Quran, kita dapat membaca Al-Quran baik setiap sebelum belajar, setelah
sholat, atau mengikuti pengajian rutin. Membaca Al-quran harus dengan tajwid
dan makhraj yang benar.
2.
Memahaminya
Alquran merupakan sekumpulan wahyu-wahyu
Allah yang di dalamnya mengandung hikmah dan ajaran yang baik. Oleh karena itu,
setiap muslim setelah mampu membaca Al-Quran hendaknya memahami apa yang
dibacanya. Dengan demikian, kita akan merasakan fungsi Al-Qur’an. Adapun fungsi
memahami Al-Quran di antaranya:
a)
Menjadi petunjuk dan pedoman dalam
kehidupan.
b)
Menjadi petunjuk yang membedakan
yang benar dan yang bathil.
c)
Menjadi obat hati, penenang hati
di kala hati resah.
d)
Menjadi isyarat dalam menggali
ilmu pengetahuan.
Pemahaman terhadap Al-Quran tidak
cukup hanya dengan membaca terjemah, tetapi harus diimbangi dengan membaca
kitab-kitab tafsir para ulama atau ahli-ahli Al-Quran di manapun.
3.
Mengamalkan dalam kehidupan
sehari-hari
Al-Quran mengandung ajaran tauhid, syariah, dan akhlak.
Ajaran-ajaran ini wajib dijalankan oleh setiap muslim, dan Al-Quran adalah
sumber utamanya setelahnya adalah hadis Rasulullah. Oleh karena itu, setiap
muslim wajib mengamalkan seluruh isi Al-Qur’an sepanjang yang ia mampu, dan
tidak boleh memilih-milih.
Penerapannya bisa
yang berupa perintah, seperti sholat, zakat, haji, infak, sedekah dan berbuat
baik terhadap sesame muslim, bahkan ajaran lainnya yang mendorong terciptanya
suatu pekerjaan yang diridhai Allah swt. Disamping itu,
Al-Qur’an juga memuat larangan-larangan, di antaranya: larangan syirik, kafir,
munafik, riddah, menipu, mencuri, merampok, berjudi, membunuh dan lain
sebagainya. Baik perintah maupun larangan itu mengandung hikmah yang dalam bagi
orang yang mengamalkan Al-Quran.[11]
F.
Konsekuensi Keimanan kepada
Kitab-Kitab Allah
Konsekuensi beriman kepada kitab-kitab Allah SWT diantra lain:[12]
1.
Meyakini bahwa kitab-kitab itu
benar diturunkan dari Allah.
2.
Meyakini bahwa kitab-kitab itu
adalah firman Allah.
3.
Beriman dengan nama-nama kitab
Allah, sesuai dengan namanya. Seperti Al-Qur`an Al-Karim yang diturunkan kepada
Nabi , Taurat diturunkan kepada Musa , dan Injil kepada
Isa .
4.
Membenarkan semua berita yang
terkandung dalam kitab-kitab tersebut.
G.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1.
Iman kepada kitab Allah berarti
percaya dan yakin dengan sepenuh hati bahwa Allah telah menurunkan
kitab-kitab-Nya kepada para Rasul- Nya untuk disampaikan kepada seluruh umat
manusia. Kitab-kitab itu merupakan pedoman hidup bagi manusia agar dapat meraih
kebahagiaan di dunia dan akhirat.
2.
Beriman kepada Kitab-kitab Allah
yang telah diturunkan kepada para Rasul-Nya hukumnya wajib.
3.
Jika ditinjau dari segi masa
turunnya, kitab yang diturunkan oleh Allah di dunia ada 4 kitab, yaitu Taurat, Zabur, Injil,
dan al-Qur’ān.
4.
Kitab Taurat diturunkan
Allah kepada Nabi Musa, kitab Zabur diturunkan Allah kepada Nabi Daud untuk
kaum Yahudi, kitab Injil
diturunkan kepada Nabi Isa hanya untuk kaum Nasrani. Kitab al-Qur’ān merupakan
kitab yangditurunkan Allah kepada Nabi Muhammad untuk seluruh umat manusiadi
dunia. Kitab Suci al-Qur’ān
diturunkan Allah sebagai penyempurna dan membenarkan kitab-kitab
sebelumnya.
5.
Keutamaan al-Qur’ān,
yaitu: isi kandungannya lengkap karena mencakupsegala aspek kehidupan; isinya sesuai
dengan perkembangan zaman; susunan bahasanya yang sangat indah; membaca dan
mendengarkannya merupakan ibadah; memuliakan akal pikiran manusia; menjadi
penawar penyakit; membenarkan keberadaan kitab-kitab Allah Swt. yang terdahulu
dan menyempurnakan hukum-hukumnya; sebagai mukjizat Nabi Muhammad yang paling
besar; tidak pernah mengalami perubahan karena terpelihara kemurniannya hingga
akhir zaman; dan memadukan antara ilmu, iman, dan amal-perbuatan.
6.
Orang yang beriman kepada Kitab
Allah akan senantiasa meyakini bahwaajaran Allah itu adalah untuk kebaikan dan
kebahagiaan manusia di duniadan akhirat.
Daftar Pustaka
Al-Jazairi, Syaikh Abu
Bakar. 2002. Akidah Mukmin. Jakarta: Pustaka Al-Kaustar.
Chaeroni, dkk. Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti, (Jakarta: Airlangga,2014) hlm. 57
Tim Ahli Ilmu
Tauhid. 2010. Kitab Tauhid 2. Jakarta: Darul Haq.
Tim Studi dan Pengajar Pendidikan Agama Islam. 2014. Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Wakhid,
Abdul.Pengertian. Fugsi dan Hikmah Beriman Kepada Kitab Allah SWT.https://portal-ilmu.com/iman-kepada-kitab. diakses tgl 03/03/2018.
pukul 20.08 wib
[2]Chaeroni, dkk. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, hlm.
65
[5]Tim Ahli Ilmu Tauhid, Kitab Tauhid 2, hlm.
66-69
[6]Tim Studi dan Pengajar Pendidikan Agama Islam, Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti, (Jakarta: Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2014), hlm. 10
[8]Tim Studi dan Pengajar Pendidikan Agama Islam, Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti, hlm. 11-12
[9] Abdul Wakhid, Pengertian. Fugsi dan Hikmah Beriman Kepada Kitab
Allah SWT,https://portal-ilmu.com/iman-kepada-kitab,
diakses tgl 03/03/2018, pukul 20.08 wib
[10]Tim Studi dan Pengajar Pendidikan Agama Islam, Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti, hlm. 15-16
[12]Fatih, Beiman Kepada Segenap Kitab Allah,http://imuslimguide.com/id/faith/12,
diakses tgl 11/03/2018 pukul 14.54 wib.
As stated by Stanford Medical, It's in fact the one and ONLY reason women in this country get to live 10 years longer and weigh an average of 19 KG less than we do.
BalasHapus(And really, it is not related to genetics or some hard exercise and absolutely EVERYTHING about "HOW" they are eating.)
P.S, I said "HOW", and not "WHAT"...
TAP this link to uncover if this quick test can help you decipher your real weight loss possibility