PUASA TASU’AH DAN ‘ASYURA,
HUKUM, HIKMAH DAN NIATNYA
Oleh: Ali Hasan
Assidiqi
A. PENGERTIAN DAN HUKUM DALILNYA
1. Puasa Tasu’ah (9 Muharram)
Tasu’ah berasal dari
bahasa arab tis’a artinya sembilan, sementara ‘asyura berasal
dari ‘asyaraartinya sepuluh. Puasa Tasu’a dan ‘Asyura dikerjakan
pada tanggal 9 dan 10 Muharram pada Kalender Hijriyah. Hukum puasa ini adalah sunnah; dianjurkan
untuk dikerjakan namun tidak berdosa bagi yang tidak melakukannya.
Rasulullah SAW
berdabda: “Puasa itu bisa menghapuskan dosa-dosa kecil pada tahun kemarin.”
–(HR Muslim)
2. Puasa ‘Asyura (10 Muharram)
Puasa ‘Asyura sudah
dilakukan oleh masyarakat Quraisy Makkah pada masa jahiliyyah. Rasulullah SAW
juga melakukannya ketika masih berada di Makkah maupun seteleh berada di
Madinah.
Diriwayatkan oleh Imam
Muslim bahwa Rasulullah sempat diprotes oleh umat Islam di Madinah: “Ya
Rasulallah, hari itu (’Asyura )diagungkan oleh Yahudi.” Maksudnya, kenapa
umat Islam mengerjakan seseatu persis seperti yang dilakukan oleh umat Yahudi?
Beliau lalu bersabda: "Di tahun depan insya Allah kita akan berpuasa pada
tanggal 9.” Setelah itu, tidak hanya disunnahkan puasa pada tanggal
10 tapi juga tanggal 9 Muharram. Sayang, sebelum datang tahun berikutnya
Rasulullah telah wafat.
Al-Hafidz Ibnu Hajar
mengatakan keinginan beliau untuk berpuasa pada tanggal 9 dimaksudkan agar
tidak persis seperti yang dilakukan oleh umat pada masa Nabi sebelumya, yakni
Yahudi dan Nashrani. (Fathul Bari 4: 245)
Soal kemiripan dengan
puasa umat yahudi ini diriwayatkan bahwa ketika tiba di Madinah, Rasulullah
melihat orang-orang Yahudi di sana juga berpuasa pada hari ‘Asyura. Beliau
bertanya: “Puasa apa ini?" Mereka menjawab: “Sebuah hari yang
baik, ini adalah hari dimana Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuh mereka,
maka Musa berpuasa pada hari itu sebagai wujud syukur.” Maka beliau bersabda:
“Aku lebih berhak terhadap Musa daripada kalian (Yahudi), maka kami akan
berpuasa pada hari itu sebagai bentuk pengagungan kami terhadap hari itu.”
(HR Bukhari). Jauh-jauh hari setelah Rasul wafat, hari ‘Asyura' dijadikan oleh
kelompok Syi'ah, yakni kelompok yang sangat mengagungkan Sayyidina Ali dan
keluarganya, sebagai hari berkabung, duka cita, dan menyiksa diri sebagai
ungkapan dari kesedihan dan penyesalan. Kebetulan Sayyidina Hussein terbunuh
pada hari itu juga di Padang Karbala.
Pada setiap hari
‘Asyura, kelompok Syiah memperingati kematian Husen dengan cara berkumpul,
menangis, meratapinya secara histeris, membentuk kelompok-kelompok untuk pawai
berkeliling di jalan-jalan dan di pasar-pasar sambil memukuli badan mereka
dengan rantai besi dan belati, melukai kepala dengan pedang, mengikat tangan
dan lain sebagainya. Sebagai tandingan dari apa yang dilakukan oleh orang
Syi'ah di atas, orang kelompok umat Islam yang lain menjadikan hari Asyura'
sebagai hari raya, pesta dan serba ria. Dua budaya yang sangat kontras ini
terutama berlangsung pada jaman dinasti Buwaihi (321H-447 H.). Pada masa itu
terkenal adanya pertentangan antara Sunni dan Syi'ah dengan tajamnya. Karena
itu, sedianya, hari ‘Asyura diisi dengan ibadah puasa saja sebagaimana telah
dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW. Tentang keutamaan puasa ‘Asyura Ibnu Abbas
menyatakan: “Saya tidak pernah melihat Rasulullah berpuasa pada suatu hari
karena ingin mengejar keutamaannya selain hari ini (‘Asyura) dan tidak pada
suatu bulan selain bulan ini (maksudnya: bulan Ramadhan)." (HR.
Al-Bukhari.)
B. KEUTAMAAN PUASA TASU’AH DAN
ASYURA
Dalam puasa Tasu’ah
sediri disini bahwa rasulullah dalam riwayat hadits bahwa sebelum puasa asyura beliau
rasulullah juga berpuasa tasu’ah sehingga dianjurkan dan merupakan kesatuan
dalam mencapai puasa yang lebih afdal dari pada hanya berpuasa pada asyura atau
tasu’ah saja (Kitab Riyadus Shalihin). Puasa asyura memiliki keutamaan yang
luar biasa. Tiga di antara keutamaan puasa asyura dijelaskan dalam
hadits-hadits berikut ini.
1.Puasa paling utama
Puasa asyura (juga
puasa tasua) merupakan puasa yang dikerjakan di bulan Muharram. Puasa di bulan
Muharram merupakan puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan.
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam menjelaskan keutamaan puasa Muharram dengan sabda beliau:
أَفْضَلُ الصِّيَامِ
بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ
الْفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ
“Puasa paling utama
setelah Ramadhan adalah (puasa bulan) Muharram dan shalat yang paling utama
setelah shalat fardhu adalah shalat malam” (HR. Muslim)
سُئِلَ أَىُّ الصَّلاَةِ
أَفْضَلُ بَعْدَ الْمَكْتُوبَةِ وَأَىُّ الصِّيَامِ أَفْضَلُ بَعْدَ شَهْرِ
رَمَضَانَ فَقَالَ أَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الصَّلاَةِ الْمَكْتُوبَةِ
الصَّلاَةُ فِى جَوْفِ اللَّيْلِ وَأَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ شَهْرِ رَمَضَانَ
صِيَامُ شَهْرِ اللَّهِ الْمُحَرَّمِ
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam ditanya, “Shalat manakah yang lebih utama setelah shalat
fardhu dan puasa manakah yang lebih utama setelah puasa Ramadhan?” Beliau
bersabda, “Shalat yang paling uatama setelah shalat fardhu adalah shalat di
tengah malam dan puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan adalah puasa
pada bulan Allah (yakni) Muharram.” (HR. Muslim, Abu
Dawud, dan Ahmad)
2. Puasa yang
diutamakan Nabi
Puasa asyura merupakan
puasa yang istimewa bagi Rasulullah dan sangat diutamakan beliau. Ibnu Abbas
menerangkan, tidak ada puasa sunnah yang lebih diutamakan Rasulullah melebihi
puasa asyura.
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ –
رضى الله عنهما – قَالَ مَا رَأَيْتُ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم –
يَتَحَرَّى صِيَامَ يَوْمٍ فَضَّلَهُ عَلَى غَيْرِهِ ، إِلاَّ هَذَا الْيَوْمَ
يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَهَذَا الشَّهْرَ . يَعْنِى شَهْرَ رَمَضَانَ
Dari Ibnu Abbas
radhiyallahu anhu ia berkata, saya tidak pernah melihat Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam memperhatikan puasa satu hari yang diutamakannya atas yang
lainnya selain hari ini, hari asyura dan bulan Ramadhan. (HR. Bukhari)
3. Menghapus dosa
setahun sebelumnya
Inilah keutamaan puasa
asyura yang paling populer. Puasa asyura dapat menghapus dosa setahun
sebelumnya, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:
سُئِلَ عَنْ صَوْمِ
يَوْمِ عَاشُورَاءَ فَقَالَ يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ
Rasulullah ditanya
tentang puasa asyura, beliau menjawab, “dapat menghapus dosa setahun
sebelumnya.” (HR. Muslim)
C. NIAT PUASANYA
1. Niat Puasa Tasu’a
Di dalam hadits, tidak dijumpai bagaimana lafal
niat puasa tasu’a. Rasulullah dan para sahabat biasa mengerjakan amal dengan
niat tanpa dilafalkan. Dalam mazhab Syafi’i, lafal niat puasa tasu’a sebagai
berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ فِيْ يَوْمِ تَاسُوْعَاء سُنَّةً
لِلَّهِ تَعَالَى
(Nawaitu shouma fii yaumi taasuu’aa’ sunnatan
lillaahi ta’aalaa)
Artinya: saya
niat puasa sunnah tasu’a sunnah karena Allah Ta’ala
2. Niat Puasa Asyura
Di dalam hadits juga tidak dijumpai bagaimana
lafal niat puasa asyura. Rasulullah dan para sahabat biasa mengerjakan amal
dengan niat tanpa dilafalkan.Dalam mazhab Syafi’i, lafal niat puasa asyura
sebagai berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ فِيْ يَوْمِ عَاشُوْرَاء سُنَّةً
لِلَّهِ تَعَالَى
(Nawaitu shouma fii yaumi aasyuuroo’ sunnatan
lillaahi ta’aalaa)
Artinya: saya
niat puasa sunnah asyura sunnah karena Allah Ta’ala
Referensi:
Kitab Riyadus Shalihin
Kitab Fathul Bari
Buku tentang puasa-puasa Islam
This way my acquaintance Wesley Virgin's autobiography launches with this SHOCKING and controversial video.
BalasHapusYou see, Wesley was in the army-and shortly after leaving-he found hidden, "MIND CONTROL" tactics that the CIA and others used to get everything they want.
As it turns out, these are the exact same methods lots of famous people (notably those who "became famous out of nothing") and top business people used to become wealthy and successful.
You've heard that you use only 10% of your brain.
Mostly, that's because the majority of your BRAINPOWER is UNCONSCIOUS.
Maybe that conversation has even occurred IN YOUR own head... as it did in my good friend Wesley Virgin's head 7 years ago, while driving an unregistered, garbage bucket of a car without a license and with $3.20 in his pocket.
"I'm so fed up with going through life paycheck to paycheck! When will I finally make it?"
You've been a part of those those thoughts, am I right?
Your very own success story is waiting to be written. You just need to take a leap of faith in YOURSELF.
Take Action Now!