Kumpulan Artikel_MEWASPADAI BERPRASANGKA BURUK DAN SEJENISNYA DI ERA GLOBALISASI

MEWASPADAI BERPRASANGKA BURUK DAN SEJENISNYA
DI ERA GLOBALISASI

Artikel ini termuat dalam buletin jumat edisi 2 bulan juli 2018
Oleh: Ali Hasan Assidiqi

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang” (Al Hujurat Ayat 12)

Pada zaman saat ini dengan banyaknya dan luasnya terknologi yang sangat canggih hingga mengakses suatu berita ataupun lainnya dengan berbagai aplikasi mengakibatkan tidak jarang dari orang-orang mencoba untuk menyalahgunakannya. Hal ini dapat kita contoh dengan menyebarkan suatu keburukan yang belum tentu benar atau bisa dikatakan menduga atau memberikan informasi palsu melalui aplikasi atau media sosial seperti: facebook dan whatsaap. Dari adanya informasi yang tidak jelas atau tidak ada sumber tersebut maka pada akhirnya terjadilah prasangka buruk terhadap suatu hal yang dibicarakan dalam informasi tersebut.
Dengan hal tersebutlah maka bermunculan dari satu orang kepada orang lain dengan penuh percaya terhadap berita tersebut hingga mengakibatkan banyak orang menganggap orang yang terkait di dalamnya di cap sebagai orang tidak baik. Dan pada akhirnya masalah tersebut semakin rumit dan berakibat pada hancurnya suatu persaudaraan antara sesama muslim. Dengan permusuhan tersebut maka semakin lama membuat konflik yang lebih bahaya yaitu memfitnah dan menuduh hingga mencari kesalahan-kesalahan sebagai tanda untuk saling menghancurkan diantara keduanya sehingga tidak jarang kematian yang diikasi dengan pembunuhanpun terjadi. Hal ini jika dilihat dari akar masalah tentu banyak timbul hal-hal buruk yang mencemar diantara keduanya dalam omongan orang lain.
Menanggapi tersebut maka jelas dalam Al-quran surat ke 49 yaitu Al Hujurat ayat 19 Allah menyatakan bahwa Dia (Allah) melarang tentang berprasangka buruk kepada orang lain atau mencari kesalahan orang lain. Hal tersebut juga diperjelas dalam beberapa hadits tentang larangan diantara keduanya. Dalam masalah tersebut, salah satu hadits yang menjelaskan yaitu  hadits Sahih Bukhori No. 5604: Abu Hurairah berkata: Nabi pernah berkata: “Jauhilah prasangka buruk, karena prasangka buruk adalah ucapan yang paling dusta”. Nabi melanjutkan: “janganlah kalian saling mendiamkan, jangan suka-suka mencari kesalahan, jangan saling mendengki, jangan saling membelakangi, serta jangan saling membenci, tetapi jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara”. (Fatkhu Barri 6064). Berdasarkan hadits diatas, Rasulullah menyuruh sesama manusia untuk saling bersaudara dan melarang kita melakukan perbuatan-perbuatan buruk seperti berprasangka buruk dan suka saling mencari kesalahan orang lain.
            Bahkan dalam riwayat yang lainnya yang terdapat dalam hadist bahwa lebih baik memikirkan keburukan sendiri dan merubahnya daripada memikirkan dan mencari keburukan orang lain. Hal ini juga terdapat dalam suatu perkataan yang dikutip dalam kitab Raudhah Al-‘Uqala halaman 131 bahwa Abu Hatim bin Hibban berkata “orang yang berakal wajib mencari keselamatan untuk dirinya dengan meninggalkan perbuatan tajassus (berprasangka buruk) dan senantiasa sibuk memikirkan kejelekan dirinya sendiri. Sesungguhnya orang yang sibuk memikirkan kejelekan dirinya dirinya sendiri dan melupakan kejelekan orang lain maka hatinya akan tentram dan tidak akan merasa capai. Setiap kali dia melihat kejelekan pada dirinya  maka dia akan meraa hina tatkala melihat kejelekan yang serupa pada saudaranya. Sementara orang yang senantiasa sibuk memperhatikan kejelekan orang lain dan melupakan kejelekan dirinya sendiri, maka hatinya akan buta, badannya akan merasa letih dan akan sulit baginya meninggalkan kejelakan dirinya”. Maksud dari perkataan diatas adalah manusia diperintahkan untuk memikirkan kejelekannya dan mengubahnya menjadi motivasi lebih baik, bukan mencari kesalahan atau memperhatikan kesalahan orang lain.
Dari penjelasan diatas bahwa dapat dikatkan sebagai seorang muslim kita lebih harus memperbaiki kesalahan kita dari pada mencari kesalahan orang lain. Lebih baik berhuznudzan atau berbaik sangka kepada suatu yang belum jelas dari pada berburuk sangka dengan suatu hal informasi yang tidak jelas atau hanya omongan saja. Akan tetapi yang perlu kita tegaskan adalah pernyataan selanjutnya dalam ayat tersebut “Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang” (Al Hujurat Ayat 12). Maka disitulah perang sebenarnya kita sebagai seorang muslim yaitu tidak memakan daging saudaranya dan tidak berpecah belah antar saudara.
Jangan memakan daging saudara disitu bermaksud seperti dalam tafsir jalalain berasal dari kata lafal Maytan dapat pula dibaca Mayyitan; yang memiliki makna tentu saja hal ini tidak layak kalian lakukan atau tidak pantas untuk kita lakukan hal-hal buruk itu. Bahkan Allahpun dari ayat diatas juga mengisyarakan untuk kita menjaga persauadaraan antar sesama umat muslim. Hal ini dikarenakan pada diri manusia yang memiliki sifat sosial yaitu saling membutuhkan. Contohnya adalah ketika sakit maka butuh saudara, ketika ada yang meninggal maka butuh saudara hingga tetangga dan ketika butuh uang maka kita butuh saudara. Dengan hal tersebutlah maka penting bagi seluruh umat muslim untuk menjaga persaudaraan tanpa mengenal perbedaan dari ras, suku dan lainnya.
            Bahkan jika kita melihat zaman sekarang, berburuk sangka inilah awal dari perpecahan persaudaraan, maka perlu bagi kita semua untuk berhati-hati aatau waspada terhadap hal tersebut. Dan cara mengatasinya adalah dengan tetap berbaik sangka karena hal ini Allah sangat anjurkan kepada kita baik terhadap apapun apalagi terhadap informasi yang belum jelas. Hadits yang berkaitan dengan hal tersebut sebagai berikut:
Dari  Abu  Hurairah  ra  bahwa  Rasulullah  SAW  bersabda:  "Jauhilah prasangka  buruk,  karena  prasangka  buruk  adalah  ucapan  yang  paling dusta.” (HR Bukhari).
Dari  Abu  Hurairah  dia  berkata,  Rasulullah  SAW  bersabda:  "Seorang muslim  (yang  sejati)  adalah  orang  yang  mana  orang  muslim  lainnya selamat dari (bahaya) lisan dan tangannya.” (HR Tirmidzi).
          Hadits  diatas  menjelaskan  hendaknya  kita  menjaga  lisan  yang  baik.  Ucapan kita  kepada  orang  lain  terutama  sesama  muslim  harus  lemah  lembut  dan  tidak mengandung  fitnah.  Muslim  sejati  selalu  menjaga  lisannya  sebagai  bentuk husnudzan kepada orang lain. Oleh karena itu dapat disimpulkan dalam artikel kali ini bahwa kita sebagai orang muslim hendaknya jangan berprasangka buruk apalagi di era globalisasi saat ini yang mana mudahnya tersebar berita hoax atau tidak jelas dan jangan mencari kesalahan orang lain serta tetap saling berpegang teguh kepada Allah dan tetap mengikat tali persaudaraan antar sesama muslim dan non muslimppun juga.

Manfaat  dan Hikmah  Berprasangka Baik Serta Menjauhi Berprasangka Buruk
          Seseorang  yang  membiasakan  diri  berprasangka  baik  (husnudzan)  akan memperoleh manfaat  dan hikmah  sebagai  berikut:
1.      Hidup  menjadi  tenang dan  penuh  optimis.
2.      Yakin bahwa terdapat hikmah di  balik  segala  cobaan.
3.      Membentuk pribadi yang  tangguh.
4.      Menjadikan  seseorang kreatif.
5.      Menyebabkan seseorang tidak  mudah  putus  asa.
6.      Terhindar dari penyesalan dalam hubungan dengan sesama.
7.      Dan mempererat tali persaudaraan.



Komentar

  1. Look at the way my pal Wesley Virgin's tale launches with this SHOCKING AND CONTROVERSIAL video.

    Wesley was in the army-and shortly after leaving-he revealed hidden, "MIND CONTROL" secrets that the government and others used to get anything they want.

    THESE are the same SECRETS tons of famous people (notably those who "come out of nothing") and top business people used to become rich and successful.

    You probably know how you use less than 10% of your brain.

    That's mostly because the majority of your brainpower is UNCONSCIOUS.

    Perhaps that conversation has even occurred IN YOUR own brain... as it did in my good friend Wesley Virgin's brain about 7 years ago, while driving a non-registered, beat-up garbage bucket of a car with a suspended driver's license and $3.20 on his bank card.

    "I'm so frustrated with living payroll to payroll! When will I finally make it?"

    You took part in those types of conversations, right?

    Your success story is waiting to start. You just have to take a leap of faith in YOURSELF.

    UNLOCK YOUR SECRET BRAINPOWER

    BalasHapus

Posting Komentar