Essay_MEMBUDAYAKAN MEMBACA, DAN MENULIS MELALUI GERAKAN LITERASI SEKOLAH BERSAMA MAHASISWA DALAM MEWUJUDKAN INDONESIA BERKARAKTER
MEMBUDAYAKAN MEMBACA, DAN MENULIS
MELALUI GERAKAN LITERASI SEKOLAH BERSAMA MAHASISWA DALAM MEWUJUDKAN INDONESIA BERKARAKTER
Oleh :
Ali
Hasan Assidiqi (16110048)
JURUSAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS
ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
TAHUN
2017
Membudayakan Membaca, Dan Menulis
Melalui Gerakan Literasi Sekolah Bersama Mahasiswa
Dalam Mewujudkan Indonesia Berkarakter
Tragedi nol buku,
demikian sastrawan
senior Taufiq Ismail sampaikan dalam sebuah audiensi dengan komisi X Dewan
Perwakilan Rakyat Republik
tahun 2010. Keperihatinan dari seorang sastrawan senior tersebut terhadap budaya bangsa
ini merupakan sebuah ungkapan
kepada negara ini untuk bisa mengatasi rendahnya budaya membaca, dan menulis.
Mengapa begitu? karena
dalam penelitian yang
dilakukan oleh Taufiq Ismail tentang kewajiban membaca
buku sastra pada SMA di 13 negara pada Juli - Oktober 1997 dengan melakukan serangkaian
wawancara kepada tamatan
SMA 13 negara,
dan bertanya beberapa hal antara lain:
1) Kewajiban membaca buku
2) Tersedianya buku wajib di
perpustakaan sekolah
3) Bimbingan menulis dan,
4) Pengajaran sastra di tempat mereka
Ternyata hasil
penelitiannya sungguh mengejutkan. Siswa SMA Indonesia tidak wajib membaca buku
sastra sama sekali sehingga dianggap sebagai siswa yang bersekolah tanpa
kewajiban membaca (Ghafar.
2014:02).
Bukan hanya itu, menurut hasil survei sebuah perguruan tinggi di Amerika Serikat
menempatkan Indonesia di urutan ke-60 dari 61 negara yang disurvei. Hanya
setingkat lebih tinggi dari Botswana, sebuah negara miskin di Afrika. Hasil
sensus Badan
Pusat Statistika (BPS) di tahun 2006 menegaskan membaca, dan menulis belum menjadi budaya
bangsa Indonesia. Karena
kebanyakan masyarakat Indonesia lebih suka menonton atau
mendengar dibandingkan membaca apalagi menulis. Hasil ini pun diperkuat dengan
dilansirnya data statistika UNESCO pada tahun 2012. Data tersebut menyebutkan,
indeks minat baca di Indonesia baru mencapai 0,001. Artinya dari setiap 1000
penduduk, hanya satu orang yang memiliki minat membaca.
Melihat keadaan
tersebut, tidak ada cara lain untuk membentuk budaya membaca dan menulis ini, selain dengan menjadikan membaca dan menulis sebagai kewajiban
melalui Gerakan Literasi
Sekolah dalam bentuk pendukung dari salah satu program di sekolah-sekolah untuk
mewujudkan peserta didik yang mempunyai wawasan luas.
Bagi umat Islam, membaca bukan sekedar
anjuran atau himbauan namun sebuah kewajiban. Membaca adalah perintah Allah SWT
yang pertama dan sekaligus utama bagi umat Islam yaitu pada surah Al-Alaq ayat pertama.
Bukan hanya itu,
perintah sholat turun jauh sesudah perintah membaca. Maka bisa dikatakan bahwa membaca merupakan hal yang
sangat penting dalam kehidupan ini.
Pemerintah dalam upaya menanggulangi permasalahan
ini, melalui Kemendikbud RI
mencanangkan
program GLS yakni Gerakan
Literasi
Sekolah. Gerakan ini secara tidak langsung
akan memperbaiki budaya Indonesia
melalui sekolah untuk
meningkatkan minat membaca, dan menulis. Dalam praktiknya, GLS
ini harus didukung dari semua kalangan dari lingkungan sekolah misalnya: guru, murid, maupun staff. Tidak
hanya itu, dari orang tua peserta didik dan masyarakat sekitar
juga berperan penuh dalam
mewujudkan hal tersebut.
Gerakan
literasi
sekolah
ini juga memperkuat
gerakan penumbuhan budi pekerti sebagaimana dituangkan dalam peraturan menteri
pendidikan,
dan kebudayaan nomor 23 Tahun 2015. Kegiatan ini dilaksanakan untuk menumbuhkan
minat baca berisi nilai-nilai, dan pengetahuan secara luas yang disampaikan sesuai tahap perkembangan peserta didik. Namun yang perlu kita garis bawahi, sebenarnya untuk
membudayakan membaca dan menulis ini kita tidak hanya bergantung kepada
peraturan pemerintah, namun juga perlu didukung langsung oleh para generasi
pendidik selanjutnya yaitu mahasiswa. Mengapa? Karena mahasiswa merupakan
generasi dari para guru-guru dalam berbagai bidang yang pastinya akan
menggantikan posisi dari berbagai guru yang sudah lansia dan lainnya tersebut.
Jika mahasiswa tidak ikut berperan, maka kapankah negeri ini maju dan mempunyai
karakter yang bagus kalau bukan karena generasi penerusnya. Hal tersebut sesuai
dengan penelitian oleh UNESCO tahun 2015 terhadap kualitas para guru di
negara-negara berkembang (ASIA), yang dimana dari 14 negara berkembang tersebut,
kualitas guru atau pendidik di Indonesia berada pada peringkat 14 (terakhir). Maka
dengan adanya fakta tentang kualitas pendidik tersebut, selain juga membantu
meningkan minat membaca, dan menulis terhadap anak atau peserta didik, juga
dapat meningkatkan pengalaman dari para pendidik (mahasiswa) yang akan
menggantikan posisi para guru-guru sebelumnya diberbagai bidang.
Dari berbagai kegiatan, keberhasilan dari program Gerakan Literasi
Sekolah ini telah terbukti dengan nyata seperti di SMAN 1 Lawang yang telah
mencanangkan program GLS sejak
tahun 2015, sehingga disambut baik oleh semua civitas
sekolah termasuk
pemerintah, dan masyarakat setempat. Hal tersebut berbeda dalam perkembangan
antara SMAN yang belum melakukan Gerakan
Literasi Sekolah dengan SMAN yang telah melaksanakannya. Tahapan pelaksanaan gerakan literasi
sekolah dimulai dengan
:
1) Penumbuhan minat baca melalui kegiatan 15 menit membaca
(Permendikbud No. 23 Tahun 2015),
2) Meningkatkan kemampuan literasi
melalui kegiatan menanggapi buku pengayaan, dan
3) Meningkatkan kemampuan literasi di
semua mata pelajaran: menggunakan buku pengayaan dan strategi membaca menulis di semua mata
pelajaran. (sumber:
buku saku gerakan literasi sekolah)
Jika kita melihat dari segi pelaksanaan kegiatan,
tentu sangatlah bagus. Tetapi yang perlu kita fikirkan, akankah dengan kegiatan
tersebut yang hanya mengandalkan kepada guru saja dapat mengubah peserta didik
dari yang semula tidak suka membaca dan menulis menjadi gemar membaca, dan
menulis? Tentu tidak. Mengapa begitu? Karena jika hanya guru, pasti seorang
guru juga mempunyai kegiatan dan aktifitas lainnya. Maka dari itu, disinilah
mahasiswa dapat ikut andil dalam peran yang sangat penting untuk membantu para pendidik untuk gemar dalam
membudayakan membaca dan menulis. Hal tersebut, juga
diucapkan oleh salah satu presiden kita dahulu, yaitu Ir. Soekarno, yang dalam
pidatonya mengatakan “Beri aku 10 pemuda
(mahasiswa) akan kugoncangkan dunia. Disinilah kesimpulannya bahwa begitu pentingnya peran mahasiswa yang merupakan generasi muda
dalam mengubah kehidupan bangsa ini. Mahasiswa merupakan generasi muda yang
memiliki peranan penting dalam meningkatkan mutu pendidikan khususnya minat
baca. Mahasiswa adalah insan akademis yang juga sebagai makhluk sosial, dengan
tingkat intelektual yang dimilikinya,
sehingga diharapkan dapat
membuat perubahan bagi generasi penerus bangsa dalam membudayakan membaca dan
menulis untuk mewujudkan Indonesia yang berkarakter.
Namun pertanyaannya sekali lagi, untuk mewujudkan
Indonesia yang berkarakter, mengapa harus membaca dan menulis? Tentu kita sudah
tahu, bahwa membaca dan menulis merupakan salah satu pilar dari berbagai hal
untuk dapat meningkatkan intelektual atau pengetahuan. Bukan hanya itu menurut
Gray, dan
Rogers (1995) seperti yang dikutip oleh Supriyono (1998:3) menyatakan bahwa mamfaat membaca sangatlah
banyak seperti:
Meningkatkan pengembangan diri,
memenuhi tuntutan intelektual,
memenuhi
kepentingan
hidup
buku, meningkatkan
minatnya
terhadap
suatu
bidang,
mengetahui
hal-hal
yang aktual, dan membuka cakrawala
kehidupan bagi pembaca. Sedangkan mamfaat menulis menurut Jago Tarigan (1995:117) menulis berarti mengekpresikan
secara tertulis gagasan, ide, pendapat, atau pikiran dan perasaan. Sarana
mewujudkan hal itu adalah bahasa. Isi ekspresi melalui bahasa itu akan
dimegerti orang lain atau pembaca bila dituangkan dalam bahasa yang teratur,
sistematis, sederhana, dan mudah dimengerti. Menulis bukan sesuatu yang
diperoleh secara spontan, tetapi memerlukan usaha sadar “menuliskan” kalimat
dan mempertimbangkan cara mengkomunikasikan dan mengatur (Donn Byrne,1988:1). Sehingga dengan membaca dan menulis
ini, selain juga meningkatkan ilmu pengetahuan juga dapat membuka cakrawala
pandangan hidup serta melatih kesabaran dan ketelitian.
Selain hal di atas, tentu kita juga tidak lupa dengan
kitab suci kita sendiri yaitu Al-qur’an. Dimana dalam Al-Qur’an tentang
perintah membaca, dan menulis ini juga sangat dianjurkan. Hal tersebut dapat
kita lihat, dan teliti tentang perintah membaca, dan menulis dalam surah
Al-Alaq ayat 1-5 “Bacalah dengan
(menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptakan (1), Dia telah menciptakan manusia dari
segumpal darah (2), Bacalah
dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah(3), Yang mengajar (manusia) dengan perantara qalam
(pena) (4), Dia mengajar kepada manusia apa
yang tidak diketahuinya (5).
Jika
kita kaji lebih lanjut tentang ayat tersebut, betapa Allah menurunkan ayat
tentang perintah membaca sebagai wahyu pertama itu menandakan pentingnya
membaca sebagai landasan keilmuan bagi manusia. Karena pentingnya perintah
membaca ini, malaikat Jibril mengulang ayat tersebut (Iqra) “Bacalah” sampai tiga kali kepada
Rasulullah sebagai penegasan. Padahal kondisi masyarakat saat itu sangat jauh
dari budaya membaca,
dan menulis. Dalam hal
lain dapat kita ketahui bahwa semuanya tidak akan ada
tanpa proses penalaran,
dan penelitian tanpa adanya
membaca dan menulis. Lebih dalam
lagi tentang menulis dalam surat Al-Alaq ayat ketiga “qalam” tersebut banyak
ditafsirkan sebagai lauhul mahfudz, yaitu kitab yang di dalamnya telah
tertulis semua hal yang ada di alam semesta ini. Bahkan Allah telah
mencontohkan dengan memerintahkan malaikat-malaikatnya untuk mencatat dan
membukukan seluruh amal perbuatan manusia. Maka dari itu, kita
sebagai manusia dan ciptaan-Nya tentu juga harus memiliki catatan untuk
menyimpan apa-apa yang telah kita “baca” dan “pikirkan”, baik itu dalam bentuk
tulisan di buku, data dalam komputer, atau lainnya.
Dengan pemaparan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pentingnya membaca
dan menulis ini sangatlah diwajibkan dalam mewujudkan pengetahuan yang luas
terhadap peserta didik baik dilihat dari segi agama dan negara untuk membentuk
Indonesia berkarakter. Bukan hanya itu, mahasiswa yang mempunyai peranan
penting yang akan menjadi generasi penerus profesional dari para gurunya dalam mewujudkan
negara Indonesia yang berkarakter terutama dengan membudayakan membaca, dan
menulis melalui gerakan literasi sekolah agar dimaksimalkan mungkin dalam
mendidik anak dengan 3 komponen penting yaitu:
1.
Meningakatkan budaya membaca dan menulis melalui Keluarga
2.
Meningkatkan budaya membaca dan menulis melalui Sekolah
3.
Meningkatkan budaya membaca dan menulis melalui pemerintah.
Hal di atas dikatakan 3 komponen terpenting dalam menumbuhkan budaya
membaca dan menulis karena hal diatas adalah tempat dimana peserta didik mudah
untuk melaksakannya seperti dikeluarga anak akan diberi sebuah arahan,
bimbingan kebersamaan keluarga untuk membudayakan membaca, dan menulis.
Sedangakan sekolah membantu melalui tugas-tugas, dan berbagai sarana seperti Pemaksimalan
buku di perpustakaan. Serta pemerintah membantu dengan menambah sarana-sarana
penunjang seperti penambahan bantuan buku-buku di berbagai sekolah, dan
kegiatan event-event lomba menulis yang pasti tidak lepas dari budaya membaca.
Maka dengan adanya komponen pendukung tiga hal tersebut, maka diharapkan
mahasiswa juga ikut andil dengan berbagai keilmuannya untuk langsung terjun ke
berbagai daerah hingga ke daerah yang sulit dijangkau oleh pemerintah untuk dapat
mengatasi permasalahan dalam kurangnya budaya minat membaca dan menulis di
negara Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Nora Galuh. 2016. Aku, dan Kearifan Lokal. Malang: Pelangi
Sastra Books
Ratna, Nyoman Kutha. 2014. Peranan Karya Sastra, Seni, dan Budaya dalam
Pendidikan
Karakter. Yogyakarta:
Pustaka
Belajar.
Sedyawati, Edi. 2006. Budaya Indonesia dalam Kajian Arkeologi,
seni, dan
sejarah.
Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Aas,”BudayaLokal”,http://aas-simple.blogspot.co.id/2009/10/budaya-lokal
Water Hack Burns 2lb of Fat OVERNIGHT
BalasHapusWell over 160 000 women and men are losing weight with a simple and SECRET "water hack" to drop 2 lbs every night while they sleep.
It's painless and it works on anybody.
Here are the easy steps for this hack:
1) Grab a clear glass and fill it half full
2) Proceed to use this weight losing HACK
and be 2 lbs thinner the next day!
Your Affiliate Profit Machine is ready -
BalasHapusAnd getting it set up is as easy as 1, 2, 3!
Here are the steps to make it work...
STEP 1. Input into the system which affiliate products you want to promote
STEP 2. Add PUSH button traffic (it takes JUST 2 minutes)
STEP 3. See how the system grow your list and sell your affiliate products all for you!
So, do you want to start making money???
Click here to make money with the system