BIOGRAFI
HIDUP SANG INSPIRASI SEPANJANG MASA
(Kehidupan
Nabi Muhammad Saw dari lahir sampai wafat)
Oleh: Ali Hasan
Assidiqi (16110048)
(Mahasiswa
PAI-B UIN Maulana Malik Ibrahim Malang)
Rasulullah
merupakan salah satu nabi dan juga tokoh yang sangat diagungkan oleh umat Islam.
Beliau adalah inspirasi dan teladan dalam menjalankan hidup sepanjang masa. Bukan
hanya itu dalam Tafisir Imam Syafi’i beliau adalah nabi terakhir dari semua
nabi dan rasul serta merupakan penutup dari keduanya yang semua ini tercantum dalam
al-Quran surah al-Azhab ayat 40.[1] Selain
hal tersebut dalam al-Quran juga dijelaskan bahwa rasulullah adalah cahaya
penerang yang harus diikuti oleh seluruh umat manusia. Oleh karena itu sangat
penting bagi kita untuk mempelajari dan mengambil hikmah sehingga dalam artikel
ini penulis membahas tentang biografi kehidupan Nabi Muhammad Saw dari lahir
sampai wafat.
Menurut Muhammad Sulaiman (ulama’) dan
Mahmud Basya (peneliti Astronomi) Nabi Muhammad lahir di Kota Mekah pada senin
tanggal 9 Rabi’ul Awal permulaan tahun dari peristiwa gajah atau bertepatan pada
tanggal 20 atau 22 April 571 M.[2]
Nama Muhammad ini dipilih oleh kakeknya yaitu Abdul Muthallib yang kemudian dia
bawa ke depan ka’bah untuk diberkati. Dan nama itu pula tidak ada dan tidak
pernah dikenal di kalangan Arab waktu itu.[3]
Dalam kehidupan rasulullah sudah di
rentang dengan cobaan, dimana awal beliau lahir sudah kehilangan ayahnya
sehingga menjadi yatim. Semasa kecilnya beliau disusui pertama kali oleh ibunya
dalam jangka pendek kemudian disusui oleh Tsuwaibah (hamba sahaya Abu Lahab.
Dalam penyusuan Tsuwaibah pada usia 4 tahun menurut pen-tahqiq
rasulullah di datangi oleh malaikat Jibril ketika bermain bersama
teman-temannya dan dibelah dadanya untuk mencuci hatinya dalam wadah emas
dengan air zam-zam bertujuan untuk menghilangkan kotoran-kotoran setan yang
membuat teman-temannya pergi kepada ibunya masing-masing dan berkata “Muhammad
telah dibunuh”. Dengan adanya kabar tersebut ternyata Rasulullah baik-baik
saja dan dengan ini pula dikembalikanlah Rasulullah kepada pangkuan ibunya
walaupun Tsuwaibah sangat ingin selalu bersamanya.[4]
Dalam pangkuan ibunya ini Rasulullah langsung dihadapkan berziarah ke makam
ayahnya (Abdullah) di Yasrib dengan menempuh 500 km. Setelah satu bulan tinggal
di Yasrib mereka kembali, namun di tengah perjalanan tepatnya di Kota Abwa ibu Rasulullah
wafat sehingga menjadikan Rasulullah sebagai anak yatim piatu. Setelah kejadian
tersebut Rasulullah diasuh oleh kakeknya yaitu Abdul Muthallib dari usia 6
tahun di Mekkah. Dalam pengasuhannya, Rasulullah sangat disayangi oleh kakeknya
hingga melebihi terhadap anaknya sendiri. Pada usia 8 tahun, Abdul Muthallib
wafat dan menitipkan Rasulullah kepada pamannya yaitu Abu Thalib.
Pada permulaan hidup Rasulullah
bersama Abu Thalib yaitu berumur 12 Tahun, beliau diajak ke Kota Syam yang
dikuasai oleh Bangsa Romawi. Dalam perjalannya rombongan Abu Thalib pertama
kalinya di Bukhaira (seorang rahib) mendatangi yang sebelumnya tidak pernah.
Alasan dari seorang rahib tersebut datang adalah menghormatinya dan berkata bahwa
orang yang dibawa Abu Thalib adalah utusan Allah sebagai rahmat bagi seluruh
alam. Dengan pertanyaan tersebut lantas membuat Abu Thalib bertanya mengapa dia
tahu?. Lalu seorang rahib menjawab bahwa beliau tahu anak yang dibawanya adalah
Rasulullah ketika di Aqobah dimana semua pohon dan bebatuan bersujud dan hal
ini hanya akan dilakukan jika bertemu utusan Allah. Dengan pengetahuannya
tersebut seorang rahib tersebut menasehati agar tidak membawa rasulullah karena
khawatir terganggu oleh orang Romawi dan Yahudi sehingga membuatnya pulang ke
Mekah bersama para pemuda pilihan Abu Thalib.
Pada usia 20 tahun, Rasulullah pertama
kalinya ikut membantu perang yaitu dengan membantu pamannya menyediakan panah
yang mana peperangan ini terjadi antara kaum Quraisy bersama bani Kinanah
berhadapan dengan pihak Qais Ailan yang terjadi di pasar Ukaz dan dikenal
perang Fijar. Dalam peperangan ini kedua musuh akhirnya berdamai karena
banyaknya prajurit yang gugur sehingga mengakibatkan setelahnya perjanjian
pertama yang diikuti rasul yaitu perjanjian Hilful Fudlul yang terjadi pada
bulan suci Dzhulqa’dah atau bulan Muharram di rumah Abdullah.[5]
Setelah kejadian itu, rasullullah
kemudian pada usia remaja mengembala domba di bani Sa’ad dan di Mekah dengan
imbalan beberapa dinar untuk bekerja. Kemudian pada usia ke-25 beliau berniaga
membawa barang dagangan milik Khadijah ra. yang merupakan pedangan sukses dan
terhormat. Dalam berdagang ini rasulullah sudah dikenal orang yang memiliki
sifat mulia, kecerdikan, kejujuran yang pada akhirnya di dengar oleh Khadijah
dan diperjelas tentang beliau oleh Maisarah (teman berdagang nabi sekaligus
pembantu Khadijah). Dengan sifat tersebut maka Khadijah seolah-olah menemukan
sesuatu yang hilang sehingga membuat Maisarah meminta untuk mengucapkan
perasaanya tersebut yang pada akhirnya diterima oleh rasullulah dan menikah
dengan mas kawin 20 ekor unta yang dihadiri oleh bani Hasyim dan Mudhar yang
terjadi kira-kira dua tahun rasullulah berniaga ke Syam. Pernikahan ini bagi
rasul adalah pertama, yakni rasulullah berusia 25 tahun dan Khadijah 40 tahun
yang dikaruniai beberapa anak dan yang sampai menikah adalah Fatimah dan
rasullulah tidak menikah lagi sampai Khadijah wafat.[6]
Ketika rasullulah berusia 35 tahun
yaitu pada renovasi Ka’bah rasulullah membantu terutama ketika perselisihan
antar kabilah untuk meletakkan Hajar Aswad di tempat semula dengan cara
meletakkan sehelai selendang untuk diangkat bersama-sama menuju tempat Hajar
Aswad. Dan pada akhirnya belaiu sendiri yang meletakkan Hajar Aswad di Ka’bah
tersebut seperti saat ini.[7]
Sebelum
rasullulah diangkat menjadi rasul, pertama kali Allah memberikannya risalah
pada usia 40 tahun untuk menerima wahyu pertama di Gua Hira Kota Mekkah yaitu
Surah al-Alaq ayat 1-5 yang disampaikan oleh Malaikat Jibril pada malam Jum’at
17 Ramadhan. Hal inipun kemudian berlanjut wahyu kedua yang diperoleh ketika sedang
diselimuti Khadijah yaitu surat al-Mudatsir ayat 1-6 yang mana peristiwa ini diangkatlah
Muhammad menjadi nabi dan rasul.[8]
Dengan ini maka selanjutnya adalah perintah berdakwah yang mana terdapat dua
dakwah yaitu tersembunyi dan terang-terangan selama 22 tahun 2 bulan 22 hari.
Pada dakwah pertama
rasullah mengajak terlebih dahulu keluarganya dan sahabat dekatnya dengan
adanya surat Asy-Syu’ara ayat 214. Nama-nama yang masuk Islam pertama seperti
Khadijah ra, Ali bin Abi Thalib, Zaid bin Haritsah, Abu Bakar , Utsman bin
Affan, Zubair bin Awwan, Sa’ad bin Abi Waqas, Thalhah bin Ubaidillah, Abdurrahman
bin Auf, Abu Ubaidah bin Jarrah dan Al-Arqam bin Abil Arqam. Setelah masuknya
beberapa nama tersebut maka penyebaran dakwah ini semakin luas hingga mencapai
130 orang lebih.[9]
Sedangkan perintah pertama pada tahap ini adalah beribadah kepada Allah termasuk
wudhu’ dan shalat.[10]
Setelah dakwah
sembunyi maka setelahnya turun surat Al-Hijr ayat 94 yang menjadikan landasan
berdakwah rasulullah secara terang-terangan. Pada mulanya rasulullah mengajak
kerabat dekat lalu kemudian berdakwah di atas Bukit Syafa hingga terdengar
pamanya yaitu Abu Lahab, namun beliau menolaknya. Dengan adanya tersebut maka
banyaklah para kaum Mekah memeluk agama Islam terutama kalangan bawah hinga
terjadi penyiksaan terhadap kaum muslim oleh orang atas seperti Yasir, Bilal
dan lainnya. Namun dibalik itu semua akhirnya Islam semakin berkembang apalagi
setelah masuknya Hamzah dan Umar yang dikatakan sebagai orang terkuat yang
akhirnya mempunyai julukan singa Allah dan rasulnya. Segala cara yang dilakukan
oleh orang musyrik untuk menjatuhkan rasullulah seperti perang, penawaran harta
dan wanita hingga piagama kezhaliman tidak berhasil. Genap 3 tahun piagam
tersebut akhirnya tidak berlaku lagi karena Zuhair dan temannya menolaknya.
Pada hal ini pula terjadi tahun berduka karena pada bulan Rajab
tahun ke-10 Abu Thalib wafat dan kemudian disusul Khadijah pada bulan Ramadhan
tahun ke-10 yang membuat rasullulah menorehkan perasaan luka dan duka yang
mendalam apalagi kaumnya yang tidak mau mengikutinya. Namun dibalik semua ini
pula setelah pernikahannya beliau dengan Saudah dan Aisyah, rasullullah pada
dakwah periode ke 3 terjadilah peristiwa Isra’ Mi’raj yaitu dari Masjidil Haram
Mekah ke Baitul Maqdis menaiki buraq hingga ke Siratul Muntaha lalu ke Baitul
Makmur mengahdap Allah dan adanya perintah shalat dari 50 menjadi 5 Shalat dan
melihat peristiwa-peritiwa lainnya dalam perjalanan yang sangat luar biasa.
Lalu setelah itu terjadilah Aqabah 1 dan 2 pada musim haji. Setelah
keberhasilan tersebut maka rasullulah bersama orang muslim lainnya pergi
menyebarkan Islam di Kota Yasrib, lalu ke Madinah yang disambut baik oleh masyarakat
Madinah pada 12 Rabi’ul Awal 1 H / 27 September 622 M.
Pada periode Madinah rasulullah pertama membangun Masjdi Nabawi,
lalu mempersaudarakan kaum muslimin antara kaum ashar dengan kaum muhajirin dan
menyumpahkan setia mereka dalam Islam, dan melakukan perjanjian dengan Kaum
Yahudi di Madinah untuk menciptakan keamanan dan kedaimaan. Namun dibalik itu
rasullullahpun sulit tidur hingga dijaga di setiap tidurnya khawatir bahaya
mengancamnya. Dengan hal tersebut pula maka semakin banyaknya tertindas umat
muslim di luar Madinah maka turunlah surat al-Hajj ayat 39 tentang perizinan
berperang sehingga terjadilah peperangan antara kaum Islam dengan kaum
musyrikin di beberapa tempat seperti: perang badar yang menyebabkan
meninggalnya Abu Jahal, perang azhab dan
uhud, perang khandak, perang mut’ah, perang penaklukan kota Mekah sampai haji
wada’. Setelah Mekah bebas maka akhirnya terjadilah berbondong-bondong masuk
Islam sehingga keamanaan kembali stabil antara masyakat muslim dan masyarakat
non muslim.
Setelah selesai semuanya, maka pada senin tanggal 28 / 29 Shafar
tahun 11 H rasulullah mulai merasakan sakit yang luar biasa. Pada hari terakhir
kehidupan, beliau rasullulah masih terus shalat bahkan pergi unuk berjamaah
hingga 1 hari sebelum wafat beliau tidak dapat mengimami dan diganti oleh Abu
Bakar. Rasullulah pada waktu ini hanya melihat dari tirai kamar beliau dan
tersenyum. Detik-detik wafatnya rasullulah bercerita kepada Fathimah bahwa
beliau akan wafat dan pada beberapa detik kemudian tangan beliau melemas ketika
dalam pangkuan ‘Aisyah hingga akhirnya beliau mengucapkan syahadat dan wafatlah
rasullulah pada senin tanggal 11 Rabiul Awal tahun 12 H pada usia 63 tahun lebih
empat hari yang membuat sahabat dan umat muslim semuanya berduka.[11]
DAFTAR PUSTAKA
Ula, Miftachul dkk. 2014. Buku Siswa Sejarah Kebudayaan Islam.
Jakarta: Direktorat Pendidikan Madrasah Kementerian Agama RI.
Bahri, Fadli. 2017. Sirah Nabawiyah Ibnu Hasyim. Bekasi:
Darul Falah.
Suhardi, Kathur . 2013. Sirah Nabawiyah. Jakarta Timur:
Pustaka Al-Kautsar.
Mutaqin, Zenal. 2010. Shahih Sirah Nabawiyah. Bandung:
Jabal.
Imam Ghazali. 2008. Tafsir
Imam Syafi’i. Jakarta Timur: Almahira.
Kitab Assirah Al-Jami’
[1] Imam
Ghazali, Tafsir Imam Syafi’i, (Jakarta
Timur: Almahira, 2008), hlm 296
[2] Kathur
Suhardi, Sirah Nabawiyah. (Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar, 2013), hlm
45
[3] Kitab Assiroh Aljami’ hlm 10
[4] Zenal Mutaqin,
Shahih Sirah Nabawiyah, (Bandung: Jabal, 2010), hlm 66
[5] Zenal Mutaqin,
Shahih Sirah Nabawiyah, hlm 70
[6] Kathur
Suhardi, Sirah Nabawiyah, hlm 53
[7] Zenal Mutaqin,
Shahih Sirah Nabawiyah, hlm 71-73
[8]
Miftachul Ula dkk, Buku Siswa Sejarah Kebudayaan Islam, (Jakarta:
Direktorat Pendidikan Madrasah Kementerian Agama RI, 2014), hlm 14-15
[9] Fadli Bahri, Sirah
Nabawiyah Ibnu Hasyim. (Bekasi: Darul Falah, 2017), hlm 245-262
[10] Zenal Mutaqin,
Shahih Sirah Nabawiyah, hlm 71
[11] Zenal
Mutaqin, Shahih Sirah Nabawiyah, hlm 607-615
As stated by Stanford Medical, It is in fact the ONLY reason this country's women live 10 years more and weigh 19 kilos less than us.
BalasHapus(And realistically, it really has NOTHING to do with genetics or some secret-exercise and EVERYTHING to do with "how" they are eating.)
BTW, What I said is "HOW", not "what"...
Tap this link to determine if this easy questionnaire can help you discover your true weight loss potential