Artikel Ilmiah "Budaya Lokal sebagai Pemersatu, dan Identitas Indonesia

BUDAYA LOKAL SEBAGAI PEMERSATU DAN IDENTITAS INDONESIA
Ali Hasan Assidiqi[*])
NOMINATOR 10 BESAR ARTIKEL LOMBA SEMALANG RAYA DI UB
Abstract
      Indonesia is a country that many would be cultures that are the hallmark of which are not possessed by other States. As a result of globalization, in addition to a positive impact on population growth also has negative impact. These negative impacts were not comparable with the positive impact, such as the loss of local culture in society as cultures, games, songs and others that some neighboring countries recognize that culture and Indonesia were given a culture that does not comply with the norms and regulations that result in future generations The young, and the State of Indonesia. Therefore, culture like this to be one of the problems, especially in the era of globalization is fraught with challenges, opportunities, and obstacles that must be addressed in the incentive and well in Indonesia.
Keyword:
Local culture and identity unifying Indonesia.
 Pendahuluan
Budaya adalah mengatur agar manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak, berbuat, menentukan sikapnya dalam berkomunikasi dengan orang lain. Istilah budaya berasal dari kata ‘culture’ yang merupakan istilah bahasa asing yang sama artinya dengan kebudayaan, berasal dari kata latin ‘colere’ yang berarti mengolah atau mengerjakan.
Budaya Indonesia di era globalisasi seperti sekarang ini sangat memperihatinkan. Walaupun perkembangan suatu negara sudah mulai mengalami kemajuan seperti : kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, transportasi, bahkan budaya sekalipun yang merupakan pengaruh dari globalisasi. Akibat dari pengaruh globalisasi tersebut memiliki dampak positif maupun negatif yang ditimbulkan. Dampak positif dari pengaruh globalisasi dapat kita rasakan, yaitu : teknologi yang semakin canggih,  kemajuan alat transportasi dan ilmu pengetahuan yang lebih luas. Tetapi dalam sisi negatifnya, pengaruh dari globalisasi ini banyak terdapat budaya barat yang ikut masuk di negara Indonesia. Akibat pengaruh budaya tersebut, banyak generasi muda lebih memilih budaya barat dari pada budaya lokal yang telah ada di wilayah Indonesia. Hal itu dikarenakan karena pola pikir generasi muda yang menganggap budaya barat itu lebih modern dan lebih populer, sehingga kesadaran dalam melestarikan budaya lokal menurun, yang menyebabkan keberadaan budaya lokal di Indonesia sangat memprihatinkan.
Dahulu, budaya lokal di Indonesia tidak terhitung jumlahnya karena begitu banyak ragam,  mulai dari tarian tradisional, bahasa tradisional, alat musik tradisional, dan lainya. Tetapi kenyataanya zaman sekarang, budaya lokal di Indonesia sangatlah sedikit, bahkan hampir tidak ada. Jarang sekali sekarang kita temui anak muda yang mau untuk memperhatikan kebudayaan lokal yang ada. Menurut hasil wawancara dari beberapa remaja muda mengganggap bahwa budaya asing lebih bagus dan budaya lokal tidak sesuai dengan zamannya atau ketinggalan zaman. Maka dari hal itulah, peranan pemerintah, masyarakat, dan terutama generasi muda dalam menghadapi dunia globalisasi ini menjadi sebuah tantangan yang sangat serius, dan perhatian khusus perlu dilaksanakan karena sangat berpengaruh pada masa depan yang lebih baik. Sehingga anggapan seperti itu tidaklah hadir di dalam generasi muda saat ini, dan masa depan.
Berdasarkan urairan di atas, dalam artikel ini membahas tentang pentingnya budaya lokal sebagai pemersatu dan identitas bangsa Indonesia serta bagaimana sikap yang harus dilakukan para remaja untuk mencintai dan melestarikan budaya lokal agar tidak hilang karena diakui oleh Negara asing akibat globalisasi.
 Pengertian Budaya
Budaya  secara umum menurut para ahli, adalah mengatur agar manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak, berbuat, dan menentukan sikapnya kalau mereka berkomunikasi  dengan orang lain.
Budaya terbagi menjadi dua, yaitu : budaya lokal, dan budaya nasional. Budaya lokal adalah budaya yang yang berkembang di daerah-daerah, dan merupakan ciri khusus dari suku-suku bangsa di wilayah Indonesia, seperti : Budaya Selamatan di suku bangsa Jawa (Mitoni/Tingkep, Puputan, Sunatan, Perkawinan, Selamatan orang yang sudah meninggal, dan lainnya), Budaya Garebeg Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Budaya Ngaben untuk masyarakat Suku bangsa Bali, dan lainya. Sedangkan budaya nasional adalah kebudayaan yang terbentuk dari keseluruhan budaya lokal yang berkembang dalam kehidupan masyarakat Indonesia serta hasil serapan dari budaya asing.
  Faktor Penyebab Budaya lokal Hilang
 Budaya lokal yang seharusnya menjadi ciri khas kebanggaan, dan di pertahankan sebagai pemersatu, dan identitas bangsa Indonesia, sekarang mulai hilang karena masuknya budaya asing yang merupakan akibat dari globalisasi.
 Globalisasi saat ini, menjadi sebuah  tantangan terbesar untuk semua aspek kehidupan juga yang terkait dengan kebudayaan. Budaya lokal yang mencerminkan etos kerja yang kurang baik tidak akan mampu bertahan dalam era globalisasi. Karena dalam globalisai lebih menuntut  kesiapan untuk  berubah menyesuaikan perubahan zaman, dan mampu mengambil setiap kesempatan yang artinya mampu mengambil sikap yang sesuai, dan tidak mudah terjebak dalam segala hal yang membuat hilangnya budaya lokal itu. Apalagi budaya di Indonesia sebenarnya lebih kreatif, dan tidak bersifat meniru, seperti : budaya gotong royong di Indonesia yang saat ini hampir terkikis habis, karena kurangnya kesadaran akan butuhnya orang lain sehingga sikap individual, dan tidak mau tahu dengan orang lain adalah cerminan yang tidak baik.
Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa faktor yang menyebabkan kebudayaan di Indonesia ini mulai menghilag ada dua macam yaitu :
1.      Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang paling kuat terhadap pengaruh hilangnya budaya lokal adalah diri sendiri. Di dalam diri manusia sekarang ini, rasa mencintai, dan menjaga harta-harta atau cirri khas suatu daerah atau suku, dan bangsa sangatlah kuat, karena kebanyakan dari mereka menyepelekan dan mengangap semua biasa dan tidak perlu dijaga. Apalgi dengan beranggapan bahwa budaya lokal tidak gaul, dan terlalu ketinggalan zaman.



2.      Faktor Eksternal
Faktor eksternal atau lebih dikenal faktor luar, merupakan pendukung yang menyebabkan hilangnya rasa persatuan dalam menjaga kebudayaan. Hilangnya kebudayaan tersebut banyak dipengaruhi oleh budaya asing akibat dari globalisasi seperti :
a)     Kurangnya penjagaan ketat di wilayah gerbang Indonesia dalam menyeleksi khusus budaya asing yang masuk sehigga menyebabkan banyaknya gambar, dan video porno yang tersebar luas.
b)     Lifestyle yang berkiblat pada barat. Artinya kebanyakan masyartakat Indonesia meniru gaya hidup orang barat seperti seks bebas, berpakaian mini, gaya hidup bebas tanpa ikatan, dan bersikap individual atau kelompok. Sehingga norma-norma agama, dan pemerintah menjadi kurang dipedulikan, dan dipraktekkan dalam sehari-hari.
c)      Menyalahgunakan teknologi informasi. Artinya dalam zaman sekarang ini banyak para remaja, dan orang dewasa serta anak-anak kecil sudah dapat menjalankan teknologi dengan baik. Akibanya karena kurangnya kesadaran dalam memamfaatkan,banyak para masyrakat menggunakan teknologi pada hal yang bersifat negatif seperti: mengakses video porno, berita tidak baik, gambar seks, dan lainnya dengan mudah sehinnga mengakibatkan mereka tidak kembali berfikir terhadap aturan, dan tidak peduli terhadap budaya mereka.
     Budaya Lokal sebagai pemersatu dan identitas bangsa Indonesia.
Budaya selalu merujuk pada sistem pengetahuan yang dimiliki bersama, perangai-perangai, kebiasaan-kebiasaan, nilai-nilai, peraturan-peraturan, dan simbol-simbol yang berkaitan dengan tujuan seluruh anggota masyarakat yang berinteraksi dengan lingkungan sosial dan lingkungan fisik. Kebudayaan berasal dari proses belajar, artinya bahwa keberlangsungan kebudayaan itu terletak pada generasi sebagai pewaris dalam menjaga dan melestarikannya dengan cara mempelajarinya, sehingga keluarga, sekolah, sekolah menjadi salah satu tempat yang sangat penting dalam mentransfer nilai-nilai budaya lokal tersebut agar menjadi pemersatu dan identitas bangsa Indonesia. Namun selama ini, sudah menjadi sesuatu yang umum  di tengah-tengah masyarakat, bahwa kebudayaan asing lebih digemari dibanding kebudayaan sendiri, seperti banyaknya anak muda sekarang lebih mudah hafal dengan lagu-lagu pop atau lagu-lagu barat daripada lagu-lagu daerah. Begitupun dengan permainan, anak sekarang lebih asyik bermain game online atau permainan di HP yang bersifat elektrik dan digital sehingga terkadang sering mengabaikan orang-orang yang ada disekitarnya. Sehingga membuat permainan tradisional yang kebanyakan menyatukan para pemain dengan alam dan membentuk jiwa sosial kemasyarakatannya tumbuh, telah berkurang dan hampir menghilang dari kehidupan sehari-hari. Beberapa permaianan tradisional itu diantaranya adalah petak umpet, lompat tali, gasing, ingkling, layang-layang, bekel, ular naga, dan lainnya.
Kebudayaan juga memiliki fungsi  sebagai identitas, dan pemersatu bangsa. Ibaratnya ketika menyebut nama budaya Barongsay maka fikiran dalam otak kita akan mengatakan China, atau ketika kita menyebut tentang cerita Ramayana atau Mahabarata, fikiran otak kita akan merujuk kepada India. Begitupun dengan Indonesia, beragam budaya ketika disebutkan akan merujuk kepada Indonesia. Seperti: Batik, Wayang, Angklung, Lagu Kebudayaan, Permainan, dan berbagai budaya lainnya, secara otomatis ketika nama-nama tersebut di sebutkan maka fikiran sadar kita akan merujuk kepada Indonesia sebagai negara pemiliknya. Ikatan inilah yang menjadi kunci bahwa budaya lokal sebagai pemersatu dan identitas bangsa Indonesia.
Warisan-warisan budaya itulah yang sebenarnya mempunyai potensi daya tarik yang sangat menarik higga berakibt berkelanjutan,  asalkan dalam menjadi penerus haruslah bisa menjaga, dan melindungi serta mengembangkan agar dapat menjadi suatu ciri khas pemersatu antara budaya lokal dan menjadi satu kesatuan dalam identitas nasional. Dan dapat menjadikan globalisasi yang penuh tantangan menjadi peluang agar budaya lokal di Indonesia ini dapat dikenal dan menjadi suatu hal pemersatu dalam identitas bangsa Indonesia.
Oleh karena peranan pemerintah sebagai tonggak Negara mampu melakukan perlindungan terhadap karya budaya yang ada di Indonesia dengan cara mendaftarkan kebudayaan ke dalam UNESCO, mengadakan kegiatan perlombaan festival budaya baik dalam bentuk cerdas cermat, tari, seni, permainan dan kerjasama pemerintah dengan keluarga, sekolah, dan masyarakat untuk saling menjaga dan mengembangkan di kehidupan sehari-hari sehingga kebudayaan milik Indonesia tidak akan menghilang atau di klaim oleh negara lain. Sehingga budaya lokal tetap terjaga sebagai pemersatu dan identitas Indonesia seperti yang tercantum dalam “Bhineka Tunggal Ika” yang memiliki arti bahwa berbeda ras, suku, budaya, tempat, dan lainya tetapi tetap satu yaitu Indonesia.
 Cara - Cara Mengantisipasi Budaya Agar Tidak Menghilang atau di Klam Negara Asing
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki martabat serta harga diri bangsa yang tinggi sehingga jangan sampai bangsa ini rusak hanya karena pengaruh-pengaruh negatif dari pihak asing yang ingin menghancurkan mental generasi penerus Indonesia. Ada beberapa tindakan antisipasi yang perlu dilakukan oleh generasi muda terhadap pengaruh asing yang sifatnya negatif terutama dalam era globalisasi yaitu:
1.     Meningkatkan Keimanan, dan Ketakwaan kepada Allah yang Maha Esa.
        Seperti yang banyak diketahui, bahwa agama merupakan pondasi utama dalam diri yang bisa mengontrol diri kita kepada hawa nafsu yang akan mengganggu kita kedalam jurang kesalahan. Agama sangat penting bagi kelangsungan umatnya. Apabila sesorang sudah terbawa kedalam kesesatan, agamalah yang menjadi penolong umatnya agar berubah kembali menjadi lebih baik. Seperti shalat 5 waktu secara istiqomah, berdzikir, berpuasa, bershodaqoh dll, karena din dalam hikmah ibadah tersebut banyak mengandung mamfaat yang dapat kita rasakan baik sekarang, dan nanti.
2.      Bersikap Kritis, dan Teliti
         Sebagai penerus bangsa, generasi muda harus bersikap kritis, dan teliti terhadap hal-hal yang baru utama yang datangnya dari luar, bagaimana kita bisa memfilter apakah hal ini bisa membawa dampak baik atau buruk bagi masa depan. Bersikaplah kritis terhadap sesuatu yang baru, banyak bertanya pada orang-orang yang bisa berkompeten di bidangnya, dan teliti terhadap apakah inovasi tersebut bisa sesuai dengan norma-norma agama, dan segala norma yang berlaku di Indonesia.
3.      Perluas Ilmu Pengetahuan
         Sebelum budaya asing masuk sebaiknya seorang generasi penerus harus mengetahui apa inovasi- inovasi yang masuk itu secara jelas, dan rinci. Dimulai dengan mengetahui tujuan, dan mamfaat-mamfaat  hal itu secara keilmuannya, seperti media sosial. Media sosial saat ini sedang menjamur dikalangan masyarakat, dari berbagai usia semua menggunakan situs ini untuk menjalin tali silaturahmi yang telah lama terputus. Tetapi ada beberapa orang yang menyalahgunakanya sebagai ajang caci maki. Jika generasi penerus mengetahui fungsi utama dari media sosial tersebut maka kemungkinan akan jauh dari hal-hal yang bersifat salah.
4.      Sesuai Dengan Norma  yang Berlaku di Indonesia
         Pengaruh budaya asing yang masuk terkadang tidak sesuai dengan noram-norma yang berlaku di Negara Indonesia. Ketika menyaksikan film-film luar, mereka menganut gaya hidup yang bebas dan jika diterapkan disini melanggar beberapa norma yang ada di Indonesia. Misalnya saja berciuman dimuka umum. Hal itu dalam norma melanggar norma kesopanan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa apabila seorang mentaati norma yang berlaku maka dia akan mudah menghindari hal-hal yang tidak baik.
5.     Menanamkan “Saya Cinta Indonesia”
        Maksud dari simbol ini adalah bahwa adat istiadat yang ditularkan oleh nenek moyang adalah benar adanya dan  dapat membawa manfaat yang baik bagi diri kita sendiri untuk masa kini dan kedepannya. Sehingga kita tidak mudah terbawa arus budaya asing yang membawa kita kepada dampak yang negatif. Apalagi di Negara Indonesia di bangun dengan penuh perjuangan untuk kemerdekaan, dan kedamaian.
 Penutup
 Budaya adalah mengatur agar manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak, berbuat, menentukan sikapnya dalam berkomunnikasi dengan orang lain. Dalam kebudayaan di era globalisasi saat ini, sebagai generasi muda haruslah sadar akan arti dari budaya terutama budaya lokal. Karena jika budaya lokal itu hilang, maka identitas dan persatuan Negara pastilah kurang karena banyak budaya asing yang masuk. Oleh karena itu pemerintah haruslah mempunyai program untuk menjaga budaya lokal tersebut dan bagi generasi haruslah mengantisifikasi diri untuk bertaqwa pada Allah, bersikap teliti dan kritis, memperdalam ilmu pengetahuan, menjalankan norma dan mencintai tanah air sebagai benteng untuk tetap mempertahankan kebudayaan sebagai pemersatu dan identitas Indonesia seperti yang tercantum dalam “Bhineka Tunggal Ika” yang memiliki arti bahwa berbeda ras, suku, budaya, tempat, dan lainya tetapi tetap satu yaitu Indonesia.
  Daftar Pustaka
Ratna, Nyoman Kutha. 2014. Peranan Karya Sastra, Seni, dan Budaya dalam Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Sedyawati, Edi. 2006. Budaya Indonesia dalam Kajian Arkeologi, seni, dan sejarah. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Budiningsih, Asri. 2004. Pembelajaran Moral Berpijak Pada Karakteristik Siswa, dan Budayanya. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Muhammad, Abdulkadir. 2005. Ilmu Sosial Budaya Dasar. PT Citra Aditya Bakti.
Wawancara terhadap beberapa pemuda “Budaya Sosial” (tanggal 15 Oktober 2016)
Rastafun, Agung, “ Hilangnya Kebudayaan Indonesia” ,http://agungrastafun.blogspot.co.id/2012/03/hilangnya-kebudayaan-indonesia-karena.html . (Diakses tanggal 14 Oktober 2016).
Aas,”Budaya Lokal”,http://aas-simple.blogspot.co.id/2009/10/budaya-lokal-sebagai-salah-satu.html(Diakses tanggal 15 Oktober 2016).





[*] Mahasiswa S1 UIN Maulana Malik Ibrahim Malang 

Komentar

  1. Did you know there is a 12 word phrase you can tell your crush... that will induce deep emotions of love and instinctual attractiveness for you deep inside his heart?

    Because hidden in these 12 words is a "secret signal" that triggers a man's impulse to love, look after and guard you with all his heart...

    12 Words Who Fuel A Man's Love Instinct

    This impulse is so built-in to a man's brain that it will drive him to work harder than ever before to build your relationship stronger.

    As a matter of fact, fueling this influential impulse is so mandatory to achieving the best ever relationship with your man that the second you send your man one of these "Secret Signals"...

    ...You will instantly notice him expose his heart and soul to you in a way he's never experienced before and he will perceive you as the only woman in the world who has ever truly appealed to him.

    BalasHapus

Posting Komentar