BUDAYA LOKAL SEBAGAI PEMERSATU DAN
IDENTITAS INDONESIA
Abstract
Indonesia is a country that many would be cultures that are the hallmark of which are not possessed by other States. As a result of globalization, in addition to a positive impact on population growth also has negative impact. These negative impacts were not comparable with the positive impact, such as the loss of local culture in society as cultures, games, songs and others that some neighboring countries recognize that culture and Indonesia were given a culture that does not comply with the norms and regulations that result in future generations The young, and the State of Indonesia. Therefore, culture like this to be one of the problems, especially in the era of globalization is fraught with challenges, opportunities, and obstacles that must be addressed in the incentive and well in Indonesia.
Indonesia is a country that many would be cultures that are the hallmark of which are not possessed by other States. As a result of globalization, in addition to a positive impact on population growth also has negative impact. These negative impacts were not comparable with the positive impact, such as the loss of local culture in society as cultures, games, songs and others that some neighboring countries recognize that culture and Indonesia were given a culture that does not comply with the norms and regulations that result in future generations The young, and the State of Indonesia. Therefore, culture like this to be one of the problems, especially in the era of globalization is fraught with challenges, opportunities, and obstacles that must be addressed in the incentive and well in Indonesia.
Keyword:
Local culture and
identity unifying Indonesia.
Pendahuluan
Budaya adalah
mengatur agar manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak, berbuat,
menentukan sikapnya dalam berkomunikasi dengan orang lain. Istilah budaya berasal dari kata ‘culture’ yang merupakan istilah
bahasa asing yang sama artinya dengan kebudayaan, berasal dari kata latin ‘colere’ yang berarti mengolah atau
mengerjakan.
Budaya
Indonesia di era globalisasi seperti sekarang ini sangat memperihatinkan. Walaupun
perkembangan suatu negara sudah mulai mengalami kemajuan seperti : kemajuan
ilmu pengetahuan, teknologi, transportasi, bahkan budaya sekalipun yang
merupakan pengaruh dari globalisasi. Akibat dari pengaruh globalisasi tersebut
memiliki dampak positif maupun negatif yang ditimbulkan. Dampak positif dari
pengaruh globalisasi dapat kita rasakan, yaitu : teknologi yang semakin
canggih, kemajuan alat transportasi dan ilmu pengetahuan yang lebih luas.
Tetapi dalam sisi negatifnya, pengaruh dari globalisasi ini banyak terdapat budaya
barat yang ikut masuk di negara Indonesia. Akibat pengaruh budaya tersebut,
banyak generasi muda lebih memilih budaya barat dari pada budaya lokal yang
telah ada di wilayah Indonesia. Hal itu dikarenakan karena pola pikir generasi
muda yang menganggap budaya barat itu lebih modern dan lebih populer, sehingga
kesadaran dalam melestarikan budaya lokal menurun, yang menyebabkan keberadaan budaya
lokal di Indonesia sangat memprihatinkan.
Dahulu,
budaya lokal di Indonesia tidak terhitung jumlahnya karena begitu banyak ragam,
mulai dari tarian tradisional, bahasa tradisional, alat musik tradisional, dan lainya.
Tetapi kenyataanya zaman sekarang, budaya lokal di Indonesia sangatlah sedikit,
bahkan hampir tidak ada. Jarang sekali sekarang kita temui anak muda yang mau untuk
memperhatikan kebudayaan lokal yang ada. Menurut hasil wawancara dari beberapa
remaja muda mengganggap bahwa budaya asing lebih bagus dan budaya lokal tidak
sesuai dengan zamannya atau ketinggalan zaman. Maka dari hal itulah, peranan
pemerintah, masyarakat, dan terutama generasi muda dalam menghadapi dunia
globalisasi ini menjadi sebuah tantangan yang sangat serius, dan perhatian
khusus perlu dilaksanakan karena sangat berpengaruh pada masa depan yang lebih
baik. Sehingga anggapan seperti itu tidaklah hadir di dalam generasi muda saat
ini, dan masa depan.
Berdasarkan
urairan di atas, dalam artikel ini membahas tentang pentingnya budaya lokal
sebagai pemersatu dan identitas bangsa Indonesia serta bagaimana sikap yang
harus dilakukan para remaja untuk mencintai dan melestarikan budaya lokal agar
tidak hilang karena diakui oleh Negara asing akibat globalisasi.
Pengertian Budaya
Budaya
secara umum menurut para ahli, adalah mengatur agar manusia dapat mengerti
bagaimana seharusnya bertindak, berbuat, dan menentukan sikapnya kalau mereka berkomunikasi
dengan orang lain.
Budaya
terbagi menjadi dua, yaitu : budaya lokal, dan budaya nasional. Budaya
lokal adalah budaya yang yang berkembang di daerah-daerah, dan merupakan ciri
khusus dari suku-suku bangsa di wilayah Indonesia, seperti : Budaya Selamatan di
suku bangsa Jawa (Mitoni/Tingkep, Puputan, Sunatan, Perkawinan, Selamatan
orang yang sudah meninggal, dan lainnya), Budaya Garebeg Keraton Ngayogyakarta
Hadiningrat, Budaya Ngaben untuk masyarakat Suku bangsa Bali, dan lainya.
Sedangkan budaya nasional adalah kebudayaan yang terbentuk dari keseluruhan
budaya lokal yang berkembang dalam kehidupan masyarakat Indonesia serta hasil
serapan dari budaya asing.
Faktor
Penyebab Budaya lokal Hilang
Budaya lokal yang seharusnya menjadi ciri khas
kebanggaan, dan di pertahankan sebagai pemersatu, dan identitas bangsa
Indonesia, sekarang mulai hilang karena masuknya budaya asing yang merupakan
akibat dari globalisasi.
Globalisasi saat ini, menjadi sebuah tantangan terbesar untuk semua aspek kehidupan
juga yang terkait dengan kebudayaan. Budaya lokal yang mencerminkan etos kerja
yang kurang baik tidak akan mampu bertahan dalam era globalisasi. Karena dalam
globalisai lebih menuntut kesiapan untuk
berubah menyesuaikan perubahan zaman,
dan mampu mengambil setiap kesempatan yang artinya mampu mengambil sikap yang
sesuai, dan tidak mudah terjebak dalam segala hal yang membuat hilangnya budaya
lokal itu. Apalagi budaya di Indonesia sebenarnya lebih kreatif, dan tidak
bersifat meniru, seperti : budaya gotong royong di Indonesia yang saat ini
hampir terkikis habis, karena kurangnya kesadaran akan butuhnya orang lain
sehingga sikap individual, dan tidak mau tahu dengan orang lain adalah cerminan
yang tidak baik.
Dari
penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa faktor yang menyebabkan
kebudayaan di Indonesia ini mulai menghilag ada dua macam yaitu :
1.
Faktor
Internal
Faktor
internal adalah faktor yang paling kuat terhadap pengaruh hilangnya budaya
lokal adalah diri sendiri. Di dalam diri manusia sekarang ini, rasa mencintai,
dan menjaga harta-harta atau cirri khas suatu daerah atau suku, dan bangsa
sangatlah kuat, karena kebanyakan dari mereka menyepelekan dan mengangap semua
biasa dan tidak perlu dijaga. Apalgi dengan beranggapan bahwa budaya lokal
tidak gaul, dan terlalu ketinggalan zaman.
2.
Faktor Eksternal
Faktor eksternal atau lebih dikenal
faktor luar, merupakan pendukung yang menyebabkan hilangnya rasa persatuan
dalam menjaga kebudayaan. Hilangnya kebudayaan tersebut banyak dipengaruhi oleh
budaya asing akibat dari globalisasi seperti :
a)
Kurangnya penjagaan ketat di wilayah
gerbang Indonesia dalam menyeleksi khusus budaya asing yang masuk sehigga
menyebabkan banyaknya gambar, dan video porno yang tersebar luas.
b)
Lifestyle yang berkiblat pada barat.
Artinya kebanyakan masyartakat Indonesia meniru gaya hidup orang barat seperti
seks bebas, berpakaian mini, gaya hidup bebas tanpa ikatan, dan bersikap
individual atau kelompok. Sehingga norma-norma agama, dan pemerintah menjadi
kurang dipedulikan, dan dipraktekkan dalam sehari-hari.
c)
Menyalahgunakan teknologi informasi. Artinya
dalam zaman sekarang ini banyak para remaja, dan orang dewasa serta anak-anak
kecil sudah dapat menjalankan teknologi dengan baik. Akibanya karena kurangnya
kesadaran dalam memamfaatkan,banyak para masyrakat menggunakan teknologi pada
hal yang bersifat negatif seperti: mengakses video porno, berita tidak baik, gambar
seks, dan lainnya dengan mudah sehinnga mengakibatkan mereka tidak kembali
berfikir terhadap aturan, dan tidak peduli terhadap budaya mereka.
Budaya
Lokal sebagai pemersatu dan identitas bangsa Indonesia.
Budaya
selalu merujuk pada sistem pengetahuan yang dimiliki bersama,
perangai-perangai, kebiasaan-kebiasaan, nilai-nilai, peraturan-peraturan, dan
simbol-simbol yang berkaitan dengan tujuan seluruh anggota masyarakat yang
berinteraksi dengan lingkungan sosial dan lingkungan fisik. Kebudayaan berasal
dari proses belajar, artinya bahwa keberlangsungan kebudayaan itu terletak pada
generasi sebagai pewaris dalam menjaga dan melestarikannya dengan cara
mempelajarinya, sehingga keluarga, sekolah, sekolah menjadi salah satu tempat
yang sangat penting dalam mentransfer nilai-nilai budaya lokal tersebut agar
menjadi pemersatu dan identitas bangsa Indonesia. Namun selama ini, sudah
menjadi sesuatu yang umum di tengah-tengah masyarakat, bahwa
kebudayaan asing lebih digemari dibanding kebudayaan sendiri, seperti banyaknya
anak muda sekarang lebih mudah hafal dengan lagu-lagu pop atau lagu-lagu barat
daripada lagu-lagu daerah. Begitupun dengan permainan, anak sekarang lebih
asyik bermain game online atau permainan di HP yang bersifat elektrik dan
digital sehingga terkadang sering mengabaikan orang-orang yang ada
disekitarnya. Sehingga membuat permainan tradisional yang kebanyakan menyatukan
para pemain dengan alam dan membentuk jiwa sosial kemasyarakatannya tumbuh, telah
berkurang dan hampir menghilang dari kehidupan sehari-hari. Beberapa permaianan
tradisional itu diantaranya adalah petak umpet, lompat tali, gasing, ingkling,
layang-layang, bekel, ular naga, dan lainnya.
Kebudayaan
juga memiliki fungsi sebagai identitas,
dan pemersatu bangsa. Ibaratnya ketika menyebut nama budaya Barongsay maka
fikiran dalam otak kita akan mengatakan China, atau ketika kita menyebut
tentang cerita Ramayana atau Mahabarata, fikiran otak kita akan merujuk kepada
India. Begitupun dengan Indonesia, beragam budaya ketika disebutkan akan
merujuk kepada Indonesia. Seperti: Batik, Wayang, Angklung, Lagu Kebudayaan,
Permainan, dan berbagai budaya lainnya, secara otomatis ketika nama-nama
tersebut di sebutkan maka fikiran sadar kita akan merujuk kepada Indonesia
sebagai negara pemiliknya. Ikatan inilah yang menjadi kunci bahwa budaya lokal
sebagai pemersatu dan identitas bangsa Indonesia.
Warisan-warisan
budaya itulah yang sebenarnya mempunyai potensi daya tarik yang sangat menarik
higga berakibt berkelanjutan, asalkan
dalam menjadi penerus haruslah bisa menjaga, dan melindungi serta mengembangkan
agar dapat menjadi suatu ciri khas pemersatu antara budaya lokal dan menjadi
satu kesatuan dalam identitas nasional. Dan dapat menjadikan globalisasi yang
penuh tantangan menjadi peluang agar budaya lokal di Indonesia ini dapat
dikenal dan menjadi suatu hal pemersatu dalam identitas bangsa Indonesia.
Oleh
karena peranan pemerintah sebagai tonggak Negara mampu melakukan perlindungan
terhadap karya budaya yang ada di Indonesia dengan cara mendaftarkan kebudayaan
ke dalam UNESCO, mengadakan kegiatan perlombaan festival budaya baik dalam
bentuk cerdas cermat, tari, seni, permainan dan kerjasama pemerintah dengan
keluarga, sekolah, dan masyarakat untuk saling menjaga dan mengembangkan di
kehidupan sehari-hari sehingga kebudayaan milik Indonesia tidak akan menghilang
atau di klaim oleh negara lain. Sehingga budaya lokal tetap terjaga sebagai
pemersatu dan identitas Indonesia seperti yang tercantum dalam “Bhineka Tunggal
Ika” yang memiliki arti bahwa berbeda ras, suku, budaya, tempat, dan lainya
tetapi tetap satu yaitu Indonesia.
Cara - Cara Mengantisipasi Budaya Agar
Tidak Menghilang atau di Klam Negara Asing
Bangsa
Indonesia adalah bangsa yang memiliki martabat serta harga diri bangsa yang
tinggi sehingga jangan sampai bangsa ini rusak hanya karena pengaruh-pengaruh
negatif dari pihak asing yang ingin menghancurkan mental generasi penerus
Indonesia. Ada beberapa tindakan antisipasi yang perlu dilakukan oleh generasi
muda terhadap pengaruh asing yang sifatnya negatif terutama dalam era
globalisasi yaitu:
1. Meningkatkan Keimanan, dan Ketakwaan kepada Allah yang Maha Esa.
Seperti yang banyak diketahui, bahwa agama merupakan pondasi utama dalam diri yang bisa mengontrol diri kita kepada hawa nafsu yang akan mengganggu kita kedalam jurang kesalahan. Agama sangat penting bagi kelangsungan umatnya. Apabila sesorang sudah terbawa kedalam kesesatan, agamalah yang menjadi penolong umatnya agar berubah kembali menjadi lebih baik. Seperti shalat 5 waktu secara istiqomah, berdzikir, berpuasa, bershodaqoh dll, karena din dalam hikmah ibadah tersebut banyak mengandung mamfaat yang dapat kita rasakan baik sekarang, dan nanti.
1. Meningkatkan Keimanan, dan Ketakwaan kepada Allah yang Maha Esa.
Seperti yang banyak diketahui, bahwa agama merupakan pondasi utama dalam diri yang bisa mengontrol diri kita kepada hawa nafsu yang akan mengganggu kita kedalam jurang kesalahan. Agama sangat penting bagi kelangsungan umatnya. Apabila sesorang sudah terbawa kedalam kesesatan, agamalah yang menjadi penolong umatnya agar berubah kembali menjadi lebih baik. Seperti shalat 5 waktu secara istiqomah, berdzikir, berpuasa, bershodaqoh dll, karena din dalam hikmah ibadah tersebut banyak mengandung mamfaat yang dapat kita rasakan baik sekarang, dan nanti.
2. Bersikap Kritis, dan
Teliti
Sebagai penerus bangsa, generasi muda harus bersikap kritis, dan teliti terhadap hal-hal yang baru utama yang datangnya dari luar, bagaimana kita bisa memfilter apakah hal ini bisa membawa dampak baik atau buruk bagi masa depan. Bersikaplah kritis terhadap sesuatu yang baru, banyak bertanya pada orang-orang yang bisa berkompeten di bidangnya, dan teliti terhadap apakah inovasi tersebut bisa sesuai dengan norma-norma agama, dan segala norma yang berlaku di Indonesia.
3. Perluas Ilmu Pengetahuan
Sebelum budaya asing masuk sebaiknya seorang generasi penerus harus mengetahui apa inovasi- inovasi yang masuk itu secara jelas, dan rinci. Dimulai dengan mengetahui tujuan, dan mamfaat-mamfaat hal itu secara keilmuannya, seperti media sosial. Media sosial saat ini sedang menjamur dikalangan masyarakat, dari berbagai usia semua menggunakan situs ini untuk menjalin tali silaturahmi yang telah lama terputus. Tetapi ada beberapa orang yang menyalahgunakanya sebagai ajang caci maki. Jika generasi penerus mengetahui fungsi utama dari media sosial tersebut maka kemungkinan akan jauh dari hal-hal yang bersifat salah.
4. Sesuai Dengan Norma yang Berlaku di Indonesia
Pengaruh budaya asing yang masuk terkadang tidak sesuai dengan noram-norma yang berlaku di Negara Indonesia. Ketika menyaksikan film-film luar, mereka menganut gaya hidup yang bebas dan jika diterapkan disini melanggar beberapa norma yang ada di Indonesia. Misalnya saja berciuman dimuka umum. Hal itu dalam norma melanggar norma kesopanan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa apabila seorang mentaati norma yang berlaku maka dia akan mudah menghindari hal-hal yang tidak baik.
5. Menanamkan “Saya Cinta Indonesia”
Maksud dari simbol ini adalah bahwa adat istiadat yang ditularkan oleh nenek moyang adalah benar adanya dan dapat membawa manfaat yang baik bagi diri kita sendiri untuk masa kini dan kedepannya. Sehingga kita tidak mudah terbawa arus budaya asing yang membawa kita kepada dampak yang negatif. Apalagi di Negara Indonesia di bangun dengan penuh perjuangan untuk kemerdekaan, dan kedamaian.
Sebagai penerus bangsa, generasi muda harus bersikap kritis, dan teliti terhadap hal-hal yang baru utama yang datangnya dari luar, bagaimana kita bisa memfilter apakah hal ini bisa membawa dampak baik atau buruk bagi masa depan. Bersikaplah kritis terhadap sesuatu yang baru, banyak bertanya pada orang-orang yang bisa berkompeten di bidangnya, dan teliti terhadap apakah inovasi tersebut bisa sesuai dengan norma-norma agama, dan segala norma yang berlaku di Indonesia.
3. Perluas Ilmu Pengetahuan
Sebelum budaya asing masuk sebaiknya seorang generasi penerus harus mengetahui apa inovasi- inovasi yang masuk itu secara jelas, dan rinci. Dimulai dengan mengetahui tujuan, dan mamfaat-mamfaat hal itu secara keilmuannya, seperti media sosial. Media sosial saat ini sedang menjamur dikalangan masyarakat, dari berbagai usia semua menggunakan situs ini untuk menjalin tali silaturahmi yang telah lama terputus. Tetapi ada beberapa orang yang menyalahgunakanya sebagai ajang caci maki. Jika generasi penerus mengetahui fungsi utama dari media sosial tersebut maka kemungkinan akan jauh dari hal-hal yang bersifat salah.
4. Sesuai Dengan Norma yang Berlaku di Indonesia
Pengaruh budaya asing yang masuk terkadang tidak sesuai dengan noram-norma yang berlaku di Negara Indonesia. Ketika menyaksikan film-film luar, mereka menganut gaya hidup yang bebas dan jika diterapkan disini melanggar beberapa norma yang ada di Indonesia. Misalnya saja berciuman dimuka umum. Hal itu dalam norma melanggar norma kesopanan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa apabila seorang mentaati norma yang berlaku maka dia akan mudah menghindari hal-hal yang tidak baik.
5. Menanamkan “Saya Cinta Indonesia”
Maksud dari simbol ini adalah bahwa adat istiadat yang ditularkan oleh nenek moyang adalah benar adanya dan dapat membawa manfaat yang baik bagi diri kita sendiri untuk masa kini dan kedepannya. Sehingga kita tidak mudah terbawa arus budaya asing yang membawa kita kepada dampak yang negatif. Apalagi di Negara Indonesia di bangun dengan penuh perjuangan untuk kemerdekaan, dan kedamaian.
Penutup
Budaya adalah mengatur agar manusia dapat
mengerti bagaimana seharusnya bertindak, berbuat, menentukan sikapnya dalam
berkomunnikasi dengan orang lain. Dalam kebudayaan di era globalisasi saat ini,
sebagai generasi muda haruslah sadar akan arti dari budaya terutama budaya
lokal. Karena jika budaya lokal itu hilang, maka identitas dan persatuan Negara
pastilah kurang karena banyak budaya asing yang masuk. Oleh karena itu
pemerintah haruslah mempunyai program untuk menjaga budaya lokal tersebut dan
bagi generasi haruslah mengantisifikasi diri untuk bertaqwa pada Allah,
bersikap teliti dan kritis, memperdalam ilmu pengetahuan, menjalankan norma dan
mencintai tanah air sebagai benteng untuk tetap mempertahankan kebudayaan
sebagai pemersatu dan identitas Indonesia seperti yang tercantum dalam “Bhineka
Tunggal Ika” yang memiliki arti bahwa berbeda ras, suku, budaya, tempat, dan
lainya tetapi tetap satu yaitu Indonesia.
Daftar
Pustaka
Ratna,
Nyoman Kutha. 2014. Peranan Karya Sastra,
Seni, dan Budaya dalam Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Pustaka
Belajar.
Sedyawati,
Edi. 2006. Budaya Indonesia dalam Kajian
Arkeologi, seni, dan sejarah. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Budiningsih,
Asri. 2004. Pembelajaran Moral Berpijak
Pada Karakteristik Siswa, dan Budayanya. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Muhammad,
Abdulkadir. 2005. Ilmu Sosial Budaya
Dasar. PT Citra Aditya Bakti.
Wawancara
terhadap beberapa pemuda “Budaya Sosial” (tanggal 15 Oktober 2016)
Rastafun,
Agung, “ Hilangnya Kebudayaan Indonesia”
,http://agungrastafun.blogspot.co.id/2012/03/hilangnya-kebudayaan-indonesia-karena.html . (Diakses tanggal 14 Oktober 2016).
Aas,”Budaya Lokal”,http://aas-simple.blogspot.co.id/2009/10/budaya-lokal-sebagai-salah-satu.html. (Diakses
tanggal 15 Oktober 2016).
Did you know there is a 12 word phrase you can tell your crush... that will induce deep emotions of love and instinctual attractiveness for you deep inside his heart?
BalasHapusBecause hidden in these 12 words is a "secret signal" that triggers a man's impulse to love, look after and guard you with all his heart...
12 Words Who Fuel A Man's Love Instinct
This impulse is so built-in to a man's brain that it will drive him to work harder than ever before to build your relationship stronger.
As a matter of fact, fueling this influential impulse is so mandatory to achieving the best ever relationship with your man that the second you send your man one of these "Secret Signals"...
...You will instantly notice him expose his heart and soul to you in a way he's never experienced before and he will perceive you as the only woman in the world who has ever truly appealed to him.